Bagian 18

6 2 0
                                    

"Kondisimu sudah membaik dari sebelumnya. Meski begitu, kau masih harus tetap beristirahat." Ucap seorang dokter. Luna hanya mengangguk kecil.

"Saya harap kamu bisa pulih dengan cepat." Lanjut sang dokter yang kemudian pamit untuk memeriksa pasien lain.

Luna mengedarkan pandangnya ke seluruh ruangan, mencari benda penunjuk waktu. Lama sekali Satria pergi.

Sembari menunggu Satria yang sedang keluar untuk mencari makanan, Luna teringat akan mimpinya selama ia terbaring disini.

Ia menjadi saksi atas pertemuan dan kedekatan dirinya dengan Satria. Ia menjadi orang lain dalam mimpi itu, bukan menjadi dirinya sendiri. Bahkan Luna dalam mimpi bukanlah gambaran dirinya yang sebenarnya.

Gadis itu bukanlah primadona. Memiliki banyak teman saja tidak. Pintar pun tidak begitu. Justru sebaliknya, Satria lebih popular. Luna hanyalah gadis kesepian yang sangat beruntung bertemu dengan Satria.

Satria adalah lelaki pertama yang menyapanya selama ia bersekolah disana. Itu artinya sudah sebulan Luna mengenal Satria, ditambah dengan dua minggunya di rumah sakit.

Meski begitu, ia mesti berterimakasih kepada dirinya sendiri. Sang Luna dimimpi, berhasil membuat dirinya bangkit. Terlebih sehari sebelum kecelakaan itu terjadi, ia terlibat pertengkaran dengan Satria. Hanya karena Luna mengobrol dengan lelaki lain.

Pintu ruangan terbuka menampakan sosok lelaki yang tidak asing dimata Luna. Satria melangkahkan kakinya masuk ke dalam sembari membawa tas plastik hitam yang mungkin berisi makanan.

Luna hanya bisa menatapnya hingga ia duduk dikursi di sisi kanan ranjang. Satria tersenyum senang melihat Luna, meski ada kesedihan amat dalam dibaliknya.

"Bagaimana kondisimu?" Tanya Satria lembut.

Luna mengangguk kecil, pertanda bahwa kondisinya baik-baik saja. Menurutnya.

Yang paling menyakitkan adalah, Luna mengetahui fakta bahwa Satria yang menyebabkannya berbaring di rumah sakit selama dua minggu. Memang tidak sepenuhnya salah Satria.

Tetapi, inilah yang membuat hatinya lebih sakit. Tidak heran jika dirinya begitu sengsara didalam mimpi.

***

hola!

gimana gimana?

jangan lupa bintang dan kritik saran😉

see you ...

-mauw

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang