Bagian 8

8 1 0
                                    

Napasku tersengal seiring dengan peluh yang membanjiri pelipis. Terik sekali matahari siang ini, membuatku dua kali lebih haus. Aku mengambil botol minumku dipinggir lapangan, setelahnya langsung bergegas meneduh dibawah pohon rindang.

Kelasku baru saja melaksanakan praktek lari jarak pendek. Dan aku bukanlah ahli dalam hal itu. Sudah bisa ditebak, aku satu-satunya murid yang memiliki waktu lari terlama.

Yang membuatku terkejut. Ternyata Satria juga ahli dalam bidang olahraga, mengingat postur tubuhnya yang bagus. Guru olahraga juga mempercayainya sebagai pemimpin pemanasan hari ini. Menambah bibit cinta didalam hatiku.

Aku mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru lapangan. Tentu, mencari sosok Satria yang sepertinya baru saja usai melaksanakan praktek.

Ketemu! Seruku dalam hati. Aku bergegas mendekatinya, hendak memberikan botol minuman yang baru saja kubeli dari kantin.

"Hei, Sa-" Belum genap aku melontarkan perkataanku, seseorang lebih dulu menyodorkan botol minuman dengan merek yang sama.

"Wah! Terimakasih Luna! Kebetulan sekali botol minumku tertinggal dikelas." Satria menerima botol minuman yang disodorkan Luna.

Luna tersenyum, menambah kecantikan didalam dirinya. "Sama-sama Satria."

Palu besi menghantam tepat hatiku. Aku menggeram kecil, meremas botol minuman yang kupegang. Luka yang baru saja tertutup kembali menganga terbuka.

Aku menghela napas. Aku memang benar-benat tidak bisa melakukan sesuatu untuk Satria.

Kami sangat jauh.

***

holaa!

gimana sejauh ini manteman? penasaran kah? atau justru garing hehe?😅

gapapa, jujur aja kok. aku lebih suka kalian jujur, terlebih tentang cerita ini.

well, jangan lupa bintang dan kritik saran😉

see you ...

-mauw

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang