Bagian 16

3 1 0
                                    

Tubuhku terkulai lemas melihat ini semua. Percaya bahwa ini hanyalah mimpi. Aku memejamkan mata sejenak. Anehnya, aku bisa mendengar Satria yang menyuruh Luna bangun.

"Ayolah bangun, Luna." Lirih Satria. "Bangun Luna, aku rindu."

Cahaya putih memenuhi mataku saat hendak dibuka. Dengan terpaksa aku memejamkan mataku lagi. Setelah cahaya itu pergi, perlahan aku membuka mata.

Putih.

Semuanya putih.

Aku tiba disebuah ruangan yang sepetinya tidak berujung. Hanya saja semuanya berwarna putih. Bahkan aku memakai sebuah baju terusan berwarna putih.

Dimana ini?

Tidak ada siapapun dan tidak ada apapun didalam ruangan ini. Kosong dan lengang. Ada apa denganku?

Akhirnya aku memutuskan untuk berkeliling mencari sesuatu, siapa tau ada orang disekitar sini. Sebuah teriakan terdengar memekakan telinga. Aku berjengit, jeri mendengarnya.

"Siapa disana?" Aku ikut berteriak setelah teriakan itu usai terdengar.

Sayangnya tidak ada jawaban.

"Adakah seseorang disini?" Tidak ada jawaban lagi.

Ada yang tidak beres. Gumamku dalam hati.

"Luna." Panggil seseorang yang anehnya itu adalah suara Satria. Aku mengedarkan pandangan mencari sosok Satria.

"Satria, kau dimana?"

"Kemari." Ucap Satria lagi yang bahkan aku tidak tau dia berada dimana sekarang.

Aku terdiam sejenak, suara Satria terus terdengar ditelingaku. Kemari.

Kakiku melangkah otomatis mencari suara itu. Meskipun sumber suara itu tidak jelas. Aku terus melangkah diiringi suara Satria yang menyuruhku menemuinya.

Langkahku semakin cepat hingga semuanya terlihat gelap.

***

yuhu!

gimana udah ketebak? semoga belum ya wkwk

jangan lupa bintang dan kritik saran😉

see you ...

-mauw

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang