Perjalanan tak semulus yang dibayangkan oleh Hana. Keduanya bisa bernapas lega ketika pria itu hengkang dari tempatnya. Ossi dan Hana kembali menghirup oksigen dengan leluasa.
Suasana menjadi agak canggung bagi Hana setelah sedekat itu dengan Ossi. Pasalnya, ia tak pernah sedekat itu dengan siapapun kecuali ayahnya.
Ada apa denganmu? Berhentilah berpikiran hal yang aneh-aneh, Hana bodoh! Fokus pada pekerjaanmu! Pekiknya dalam hati. Ia berusaha mengalihkan pikirannya dan kembali berpikir bagaimana perjalanannya saat ini.
"Apakah kita akan pergi mengikuti pria itu? Kurasa ia akan pergi ke Black Market", usul Hana.
" Ya, aku berencana untuk mengikutinya. Aku telah memasang sihir tanaman pada tubuhnya sehingga kita bisa melacak keberadaannya", jelas Ossi mengenai rencananya.
"Wow, kau jenius. Sejak kapan kau memasangnya?"
"Hemm, saat kita bersembunyi di lemari".
" Aah, begitu. Ayo kita kesana sekarang", ajak Hana. Ossi hanya diam dan berjalan begitu saja. Hana segera menyusul dan menyelaraskan langkahnya dengan Ossi, walau jalan pria itu sangat cepat membuat Hana agak kewalahan. Dibantu dengan sihir cahaya milik Hana, mereka berjalan menuju sebuah gua? Didepannya ada sebuah gua? Aneh sekali. Hana yakin itu bukanlah Black Market. Tapi pelacak milik Ossi tak mungkin salah.
"Apakah ini jalannya? Aku ragu".
" Kita akan coba masuk, kalau salah ya tinggal cari lagi di tempat yang lain", pria itu melangkahkan kaki memasuki goa.
"Lagi pula, goa ini tempat teraneh disini. Sepanjang perjalanan, hanya ada satu goa, selain itu hanya ada reruntuhan rumah penduduk", lanjutnya. Hana menganggukkan kepala paham. Ia berjalan mengikuti Ossi dari belakang.
Suara tapak kaki mereka bergema di penjuru goa. Kelihatannya area itu cukup dalam. Hana yang agak takut hanya bisa menelan salivanya. Dingin dan gelap. Suasana juga mencengkam.
"Kyaaaaa.."
Ketika sebuah batu kerikil jatuh, suara menggemanya membuat gadis itu berteriak takut. Segera ia membungkam mulutnya sendiri karena malu saat Ossi menatapnya dengan datar. Hana mengartikan itu sebagai wajah mengejek. Ia mengembungkan pipinya kesal dan malu.Aaaah kenapa aku begitu bodoh? Beranikan dirimu, Hana. Teriaknya dalam hati. Namun rasa kesalnya itu seketika berubah menjadi cemas ketika gadis itu tiba-tiba menginjak sebuah lantai berbentuk kotak, lantai yang berbeda dari lantai goa lainnya, sehingga memicu terbukanya lantai yang lebih besar dibawah kaki gadis itu. Segera saja ia terjatuh kedalamnya. Ossi yang melihat hal itu segera meraih tangan Hana dan berusaha menariknya keatas. Tapi sia-sia saja, karena genggaman mereka yang tak begitu kuat. Menyadari hal itu, Ossi menatap Hana dengan wajah seriusnya.
"Jangan khawatir, aku akan menyusulmu. Lepaskan tanganmu dan tunggu aku di bawah", janji Ossi dengan gadis itu. Hana yang takut setengah mati itu pun terpaksa mengangguk, perlahan ia melepaskan genggamannya dari Ossi. Dan ia pun terjatuh ke lantai dasar. Ossi segera mengeluarkan sihir tanaman miliknya dan melilitkan tubuhnya agar ia bisa menyusul Hana dengan cepat. Dan tentu saja Ossi juga memberikan sihir tanaman pada Hana sebelumnya agar gadis itu tak mati karena jatuh.
Gelap.
Dingin.Hana tak dapat melihat apapun disekitarnya. Dibawah sana sangat basah. Lantainya dipenuhi genangan air. Ossi, selamatkan aku! Hana berdoa. Ia berusaha melihat kondisi disekitarnya dengan mengeluarkan sihir cahaya dari ujung jarinya. Ia tak melangkah kan kaki kemana-mana, hanya diam ditempat ia terjatuh karena ia telah berjanji pada Ossi. Suara gema dari atas membuat Hana bergidik ngeri, tapi ia berusaha melihat apa yang ada diatasnya dengan sihir cahaya.
"O..Ossii?"
"Ya, ini aku", ujar Ossi setelah mendaratkan tubuhnya dengan aman di lantai dasar.
" Syukurlah kau selamat, aku pikir aku akan sendirian disini", ujar gadis itu cemas. Tubuh kecilnya itu gemetar.
"Kau harusnya mengkhawatirkan dirimu sendiri". Pria itu mengambil tangan sebelah kiri milik Hana dan menggenggamnya.
" Ayo pergi", Ossi menarik tangan Hana dan bergegas pergi. Kehangatan menjalar dari tangan besar Ossi ke dalam tangan dingin dan mungil milik Hana. Ia agak tenang sekarang.
Mereka menelusuri lantai dasar goa dan menemukan sebuah pintu besi. Tunggu, pintu besi? Bagaimana bisa ada pintu besi di dalam goa? Kecuali seseorang telah membangunnya, dan mungkin....itu adalah jalan menuju Black Market? Apakah mereka benar-benar berhasil, Hana tak tahu sebelum ia mencobanya.
Deritan keras yang keluar dari pintu besi itu ketika Ossi mendorongnya agar terbuka. Benar tak disangka, itu Black Market! Berjejer para penjual ilegal yang menjual beraneka ragam barang-barang langka dan mahal, seperti alat-alat sihir. Di sana cukup ramai, penjual dan pembeli. Sangat berbeda sebelum mereka memasuki pintu Black Market yang sepi, seolah-olah Black Market yang ada dibalik pintu itu tak ada. Tapi bukan hanya itu, Black Market juga menjadi sumber informasi penting dan pusat produksi barang-barang langka yang dijual disana, tapi secara ilegal. Siapa sangka Ossi dan Hana berhasil pergi kesana, walau dengan rintangan yang cukup sulit. Yah, setidaknya mereka berhasil.
"Apa yang akan kita lakukan disini?" bisik Hana.
"Mencari informasi. Kita akan mencari seseorang bernama Sergey. Ia pusat informasi disini".
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Red Hooded Wolf Girl
Hombres LoboHana, seorang gadis yang tinggal bersama ayahnya di pelosok desa yang tertinggal, bersama orang-orang yang terbuang. Mereka hidup damai selama bertahun-tahun hingga ayahnya yang sedang sakit parah, menceritakan sedikit tentang masa lalunya. Umurnya...