Prolog

11.8K 406 6
                                    

*BIMA*

Suasana ramai di kantin gak cukup bikin rame suasana hati gue saat ini. Gue menatap sekeliling kantin berharap Indah datang secepatnya dan menghibur gue. Udah ada palingan 10 menit gue nungguin dia disini, tapi nihil. Dia gak muncul-muncul.

Gue menggenggam kedua tangan gue yang berkeringat, resah.

Tepat 2 hari yang lalu, nyokap gue nikah lagi. Nikah dengan seorang pengusaha kaya, tak kalah kayanya dengan perusahaan yang Oma punya. Gue gak habis pikir ya Mamah bisa puber lagi, jujur aja gue kecewa banget. Cukuplah hidup berdua aja, toh gue anak yang baik dan gak macem-macem. Kalau sekarang mana mau gue ganti nama bermargakan Om itu. Gak sudi.

Nama gue tetap Abimayu Rahardian, bukan Abimayu Narendra. Dan gue bakal tetap melanjutkan perusahaan Oma gak ngaruh sama perusahaan Si Om itu. Masalahnya bukan itu aja, masa ia gue sekarang bersaudara? Mending kalau cewe cakep ini sih cowo urakan.

Namanya Galang Narendra, usianya beda 2 tahun di atas gue. Tapi biarpun begitu gak sudi banget gue manggil dia Abang. Itulah mengapa hati gue resah, hidup gue sekarang menyebalkan sekali. Arghhh kenapa Mamah harus nikah lagi sih!!

"Oii"

Gue mendongak begitu suara Indah terdengar. Dia duduk sambil minum milkshakenya, tampak biasa saja. Padahal ia juga dateng ke nikahan Mamah gue. Lihat dia sekarang, udah nyapa gitu langsung duduk, minum milkshakenya, liatin ponselnya, tanpa melirik gue sama sekali. Betapa pengertian sekali pacar gue ini Ha-ha.

"Yang manis dikit nyapa tuh." Ucap gue jengkel.

"Oh, haii beb" Jawab dia dibuat manis dan masih terpaku sama ponselnya. Gue jitak enak kali ya.

Gue gak jawab, dan malah menatap dia datar. Mungkin karena merasa gak di perhatikan dia akhirnya mendongak. Memandang gue polos, matanya berkedip sekali lalu tersenyum lembut.

Dia menggenggam kedua tangan gue yang saling bertautan di meja, dan menatap gue serius.

"Jangan cemberut, nanti jeleknya makin nambah jelek." Katanya serius.

Serius? Dia bilang gue jelek? Gue? Pacarnya?

"Gue gak suka liat muka lo asem begitu." Sambungnya melepaskan genggamannya dan kembali terpaku pada ponselnya.

Sialan! Dia gak nyadar apa ya gue lagi galau mikirin keluarga baru gue yang nyebelin itu?

Kenapa bisa sih gue tahan sama dia, udah hampir berapa tahun dari mulai kita masih SMA sampe kuliah semester 4 sekarang! Mulai dari long distance sampe pacaran normal kayak sekarang! Tapi sikapnya itu yang bikin gue naik darah mulu, bikin gue sama dia selalu ribut tiap menit.

☻☻☻

About Them (#EG Series 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang