CAPTER 8

127 50 15
                                    

Mon maaf kalo ada typo berserakan
Happy Reading^^
___________________________________
Azlan, Dafa, Risa dan Naya sudah keluar dari ruangan itu. Azlan dan Dafa berjalan di belakang Risa dan Naya.

Risa berjalan dengan suasana hati yang kacau. Sebenarnya ia ingin sekali menolak apa yang Bu Siska katakan, namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena ini merupakan suatu tanggung jawab yang harus ia lakukan, lagi pula ia tak bisa menentang apa yang di inginkan gurunya.

Azlan yang melihat Risa yang sepertinya sedang banyak pikiran merasa hawatir. Bagaimana tidak, semenjak Bu Siska meminta Risa untuk mengikuti lomba itu, Risa langsung berubah, ya meski ia memang selalu diam namun kali ini diam yang berbeda. Ingin rasanya Azlan menanyakan beberapa hal kepada Risa, namun ia ragu, ia juga ingin sekali bisa menghibur Risa.

Akhirnya mereka berpisah di depan kelas mereka dan masuk kelasnya.

****
"Eh gue ga nyangka loh kalo lu mau nerima tawaran Bu Siska buat ikut lomba nyanyi itu, ini pasti keputusan berat buat lu kan? Tapi lu tenang aja, gue bakal selalu ada buat suport apapun yang menjadi keputusan lu" ucap Naya sedikit tidak menyangka apa yang menjadi keputusan Risa. Namun sebagai sahabat, Naya akan selalu mendukung apapun yang sudah menjadi keputusan Risa.

Yap, Risa di ajukan untuk mengikuti perlombaan menyanyi. Risa merasa malas jiga harus mengikuti perlombaan itu, mengingat ia juga punya suatu masalah di masa lalu nya yang menyangkut soal bernyanyi.

Risa terdiam, ia memikirkan apa yang Bu Siska katakan padanya.

Flashback on!
"Lomba apa dong bu?" tanya Naya penasaran

"Risa akan di ikut sertakan dalam perlombaan menyanyi" jawab Bu Siska

Sontak ke empat orang itu kaget, mereka tak menyangka bahwa Risa diam-diam punya bakat menyanyi. Naya sebenarnya sudah tahu bahwa Risa mempunyai bakat menyanyi, namun yang membuat ia kaget adalah bagaimana Perasaan Risa, mengingat Risa mempunyai masalah di masa lalu nya yang menyangkut soal menyanyi. Dan lagi setahunya, selama ini Risa mengikuti eskul seni itu untuk mengembangkan bakatnya di bidang musik bukan menyanyi.

Risa terkejut "A-apa sebaiknya yang lain saja bu, lagi pula banyak siswa dan siswi yang berbakat di bidang menyanyi" Risa mencari alasan dan sepertinya terbaca oleh Bu Siska.

Bu Siska terkekeh "Kenapa kamu kaget? Kamu pasti tak menyangka kan kalo ternyata guru seni mu tahu kalau kamu bisa bernyanyi"

Risa kembali terkejut 'bagaimana bisa Pak Dimas mengetahuinya, bukankah ia tak pernah melihatku bernyanyi? Atau kah jangan-jangan saat itu.. '  batin Risa dan menduga kalau waktu ia di ruang Musik ada seseorang yang melihatnya bernyanyi.

Jadi saat itu ia sedang ada masalah dan pergi ke ruang Musik. Risa selalu bermain musik sebagai pelariannya. Namun saat itu ia terhanyut dalam alunan setiap nada dari gitar yang ia petik, sampai-sampai tanpa sadar ia menyanyi. Dan tanpa sadar seorang siswa yang hendak masuk ke ruang Musik melihatnya bernyanyi, munkinkah dia yang memberitahukannya? Ah, ini sunggu membuatnya pusing.

"Begini, kalau kalian tak tahu, ada seorang siswa yang memanggil Pak Dimas untuk pergi ke ruang Musik. Nah di sana Pak Dimas bersama seorang murid itu melihat Risa yang sedang bernyanyi sambil memainka gitarnya. Tadinya Pak Dimas ingin masuk dan menyapa Risa, namun saat itu beliau ada urusan dan akhirnya mengurungkan niatnya. Dan begitu ada perlombaan ini, Pak Dimas langsung teringat tentang mu dan merekomendasikanmu" Bu Siska memberikan penjelasan, ia seakan tahu bahawa ke empat muridnya ini masih terkejut dan tak faham maksudnya.

Azlan, Dafa dan Naya reflek melirik Risa, sedangkan Risa terdiam, ia bingung harus jawab apa.

"Kamu mau kan Risa? Ibu dan Pak Dimas mengharapkan kamu ikut. Pak Dimas yakin dengan kemampuan bernyanyi dan bermain musikmu bisa membawa sekolah ini juara. Jadi kamu bersedia kan?" pinta Bu Siska, membuat Risa semakin bingung.

AZLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang