CHAPTER 14

12 1 0
                                    

Happy Reading🙌
___________________________________

Azlan sedang berbaring di sofa sambil bermain game di handphonenya. Hari ini Azlan merasa malas untuk pergi keluar karena cuaca siang ini yang panas, ditambah kedua temannya yang sibuk dengan urusan mereka.

Azlan hanya seorang diri di rumah, Mamanya pergi keluar dari pagi tadi hingga saat ini belum pulang.

Azlan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Bosen banget gue. Ga ada yang bisa di ajak nongkrong. Apa gue ke cafe aja kali ya, dari pada suntuk." Azlan kemudian bangun dan pergi mengambil jaket dan kunci motornya.

"Bi. Azlan pergi keluar dulu ya."

"Iya den, hati-hati."

Di perjalanan, Azlan melihat seorang pria berjas yang ia kenal sedang bersama seorang wanita yang membawa belanjaan cukup banyak.

"Papah." Azlan menghampiri pria yang tidak lain adalah Papahnya.

"Pah!" panggil Azlan.

"Azlan. Ngapain kamu di sini?" tanya Rivan Papahnya Azlan.

"Harusnya aku yang nanya, papah ngapain di sini? ini siapa pah?" Azlan menatap wanita yang terlihat beberapa tahun lebih muda dari mamahnya.

Rivan bingung "Em..ini-"

"Simpanan papah? jadi karena wanita ini papah cerai sama mamah?" Azlan memotong pembicaraan dan menatap wanita di samping papahnya dengan tatapan tidak suka.

Melihat reaksi Papahnya, Azlan semakin emosi. Ditambah wanita itu memegang tangan papahnya seolah menjelaskan hubungan yang mereka miliki.

"Azlan dengerin papah dulu ini-"

Tanpa mendengar penjelasan papahnya, ia pergi meninggalkan mereka dengan emosi yang menumpuk di dadanya.

Ia tidak menyangka bahwa papahnya selingkuh dan memilih meninggalkan keluarganya demi wanita lain.

Azlan mengambil handphone nya dan mencari nomor temannya.

Azlan menelpon Daffa beberapa kali namun tidak diangkat, "Kemana sih kok ga di angkat" kesal Azlan.

Ia pun beralih menelpon Mika, dan kali ini diangkat.

Azlan meminta untuk bertemu dengan Mika. Ia langsung pergi mengendarai motor nya dengan lebih cepat dari biasanya.

Sesampainya di tempat pertemuan nya dengan Mika, ia melihat ke sekeliling dan melihan orang yang sudah janjian dengannya duduk di kursi dekat jendela.

Mika melihat Azlan berjalan ke arahnya dengan muka penuh amarah.

"Lo kenapa tiba-tiba ngajak ketemuan? Untung urusan gue udah selesai jadi gue bisa langsung datang ke sini."

Azlan menceritakan apa yang terjadi tadi antara dia dengan papahnya.

"Gue nggak nyangka Mik, nyokap gue ternyata diselingkuhin sama bokap gue. Ternyata selama ini bokap gue udah nyakitin nyokap gue, dan bodohnya gue gak tau tentang itu."

"Sabar. Gue tahu ini berat buat lo, tapi lo harus kuat nyokap lo tuh butuh lo." Mika mencoba menenangkan Azlan.

Mika tau bahwa Azlan adalah orang yang cukup haus akan perhatian, namun karena kedua orang tuanya sibuk bekerja, ia jadi tidak terlalu dekat hingga menceritakan semua hal tentang kehidupan kepada orang tuanya.

Justru Azlan bisa lebih terbuka kepada kedua sahabatnya yaitu Mika dan Daffa daripada dengan kedua orang tuanya.

Azlan merasa sedikit lebih tenang dibanding tadi. Mungkin karena ia mengutarakan perasaan yang ia rasakan hari ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang