Chap14 : Undangan Rahasia

345 19 6
                                    

Ini masih flashback yaa
Happy Reading~

.
.
.

"Gue serius."

Apa-apaan ini. Mengapa situasinya jadi kikuk seperti ini. Vanya benar-benar tidak bermaksud menyinggung hal ini, niatnya pure bercanda. Tatapan wajah Revan yang serius intonasi yang tegas membuat Vanya jadi serba salah.

"Rev, Ta-tapi kan gue-"

"BHAHAHA!" Gelak tawa Revan pecah seketika. "Sans aja lagi Van, gue juga ngga buta kok lo punya Keenan. Lagian cowok ganteng kayak gue yang naksir banyak kali," sambungnya sambil mengacak rambut Vanya.

"Ishh Revaaan! Rambut gue jadi kusut tau," kesal Vanya memanyunkan bibirnya.

"Hahahaha sengaja, biar kayak sarang burung." Revan menjulurkan lidahnya. Puas telah menjahili sahabatnya itu.

Vanya merasa senang ketika Revan memperlakukannya seperti tadi. Mengingat dulu Vanya sempat nyaman dengan Revan dan sekarang dirinya malah menjadi milik Keenan.

Tak bisa dipungkiri pesona dari anak pewaris keluarga Meghantara sangat kuat. Entahlah, jika berbicara soal hati, akhir-akhir ini pun Vanya merasa Revan lah yang selalu ada untuknya.

Ting Tong

Bel rumah dibunyikan, pertanda ada tamu lagi yang ingin berkunjung ke Rumah mewah milik keluarga Gintama.

"Siapa yang dateng Rev?" tanya Vanya.

"Ngga tau gue," balas Revan menggedikan bahunya.

"Jangan-jangan Keen-"

"Ssstt! Jangan suudzon dulu, gue bukain pintunya. Kalo misalkan itu beneran dia, gue akan chat lo," kata Revan menatap lekat mata panik Vanya.

Sebelum Revan meninggalkannya, Vanya memanggilnya kembali. Pria itu jelas menghentikan langkahnya.

"Kenapa lagi?" tanya Revan.

"Ka-kalo itu beneran dia, gue harus gimana?" ujar gadis itu masih dengan raut panik.

"Santai aja, lo tinggal nyebur tuh di kolam biar ngga ketahuan, itung-itung latihan jadi ikan cupang."

"Ishh Revaaaannn."

"Hahaha, yaa lo ngumpet lah," balas Revan terkekeh.

"Iyaa dimanaa Revando Arya Gintama?"

"Lo mau tau tempat paling aman?" tanya Revan dengan keseriusannya.

"Iyaa cepet kasih tau," Vanya benar-benar tidak sabar menghadapi kelakuan sahabatnya ini. Hitung saja sudah berapa kali Revan membuatnya bertanya.

"Di... Hatiku. HAHAHAHAHA."

Kakinya mengambil langkah seribu setelah mengerjai Vanya, tawanya cekikikan membayangkan betapa kesalnya raut muka Vanya sekarang. Pria itu berlari kecil menuju pintu depan.

Ting Tong

"Ga sabaran amat heran."

Revan mengulurkan tangannya, membuka kenop pintu dengan pelan. Tangannya bersiap membuka aplikasi chat untuk menghubungi Vanya, pikirannya masih was-was, takut yang datang adalah 'dia'.

Krieett

Dag dig dug. Revan meneguk salivanya kasar, mulutnya komat-kamit. Semoga saja bukan dia, yaaahh siapa lagi kalau bukan Keenan. Bisa tamat hidupnya jika sahabatnya itu mengetahui keberadaan Vanya disini.

"Permisi mas, paket."

Fyuhhh. Akhirnya Revan bisa bernapas lega.

"Atas nama Tn. Gintama benar?" tanya kurir itu sambil mencari-cari bolpoinnya.

KEENAN MEGHANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang