Chap15 : Terbongkar

383 23 4
                                    

"Di situasi  seperti ini, siapa yang harus ku salahkan? Kamu yang berpaling? Dia yang mengambil hatimu? Wanita yang hadir dalam kehidupanku? Atau takdirku?"
Keenan AM
.
.
.


Wajahnya sekarang benar-benar terasa panas dan perih, meninggalkan beberapa luka lebam cukup parah. Darah segar yang keluar dari sudut bibirnya juga perlahan mengering. Semua ini adalah hasil dari bogeman bertubi-tubi dari Keenan.

Beberapa kali Revan mencoba bangun dari posisi berbaringnya, namun tubuhnya tidak menyanggupi.

Pikiran Revan kemana-mana, kacau, sangat kacau! Dirinya juga tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Perasaannya campur aduk antara merasa bersalah, kecewa, marah, dan sakit.

"I'm sorry Keen..."

"Gue ngelakuin ini juga karena lo yang mulai!"

"Dari awal gue ngga ada niat untuk merebut Vanya dari lo."

"Rasa sakit yang gue rasa ketika lo menyia-nyiakan Vanya, sedangkan gue mati-matian relain buat dia bahagia walaupun bukan sama gue."

Revan merasakan kehadiran seseorang yang menaruh kepalanya kedalam pangkuan. Suara isakan tangisnya yang sangat ia hafal.

"Jangan nangis lagi ya Van, gue minta maaf." Parau Revan.

"Gue harus gimana Rev? Semua salah gue," Vanya makin jadi dalam tangisnya. Ia memeluk Revan dalam-dalam. Begitu sakit ketika melihat cowok itu dengan keadaan lemah seperti ini.

"Bukan salah lo," senyum simpul terukir dibibir Revan. "Vanya, gue boleh minta satu hal sama lo?" sambungnya.

"Apa?" ucap gadis itu menyeka air matanya.

"Lupain Keenan... Gue mohon, lo harus bahagia Van."

"Nggak bisa Rev."

"Van, Please..."

"Tapi kenapa Rev? Kenapa?! Gue sayang sama dia."

"LO HARUS BAHAGIA VAN, GUE JANJI BAKAL BUAT LO BAHAGIA LEBIH DARI SI BRENGSEK KEENAN." ucap Revan dengan nada sedikit meninggi.

"GUE NGGAK NGERTI REV! GUE NGGAK PAHAM APA MAKSUD LO! JELASIN REEEV! JELASIN!"

Air mata kembali menggenang di pelupuk mata Vanya, dirinya sangat bingung dengan situasi sekarang. Bahagia? Bahagia seperti apa maksud Revan?

"Van, gue sayang sama lo. Lo nggak pantes buat Keenan, please dengerin buat sekali ini aja," tatap Revan sambil mengusap air mata yang terjatuh.

"Jelasin alasannya Revan..." pinta Vanya dengan suara tercekat.

"Lo tau Van? Keenan mau nikah!" teriak Revan dalam hati.

"Waktu yang akan jawab semuanya. Cepat atau lambat lo bakal tau alasan gue Van."
_

Dentuman musik terdengar memekakkan telinga. Tempat yang begitu ramai dipenuhi muda-mudi dengan segala aktivitasnya. Mulai dari menari seperti kehilangan akal, minum sampai terbang melayang, atau melakukan adegan 'ranjang' dengan wanita malam.

KEENAN MEGHANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang