Chap9 : Meja Kantin

389 26 4
                                    

Keenan bingung harus menjawab apa, pasalnya dia tidak bareng Vanya, karena ia berangkat bersama Nanda.

"Keen? Keenan, WOY KEENAN!!!"

"Apaansi," teriakan Revan membuat Keenan tersadar dari lamunannya.

"Gue nanya bro, lo malah bengong. Kesambet maung bodas baru tau rasa," Dengus Revan.

"Jadi, tadi lo kenapa ga bareng sama Vanya?" David yang tadi sibuk dengan PR nya ikut menginterogasi.

"Ee-eeh itu tadi gue..."

Kriiiinngg

Belum sempat menjawab pertanyaan David, bel masuk sudah berbunyi ke seluruh penjuru sekolah, menandakan bahwa siswa harus segera ke lapangan untuk upacara.

"Mending sekarang kita ke lapangan aja," ajak Keenan yang dibalas anggukan teman-temannya.
_

Upacara telah usai, begitupun dengan mata pelajaran keempat. Saatnya para siswa menikmati waktu di tempat favorit mereka.

"Kayak biasa, Kantin rame banget. Ngga dapet tempat duduk nih kita Nan" Mata Sherlyn sibuk mencari-cari tempat kosong.

"Kalo ngga rame namannya bukan kantin Sher," jawab Nanda.

Nanda tak sengaja melihat ke arah tempat duduk yang diisi oleh 4 orang dan satu cewek. Itu adalah Keenan and the gang dan... Vanya.

Nanda juga bertatap mata dengan Revan, cowok yang ia temui di toko buku. Nanda langsung cepat-cepat mengalihkan pandangannya.

"AGHATAAA!!! HOYY AGHATA ANAK KELAS IPS1!"

Nanda membulatkan matanya sempurna, tak menyangka pria itu meneriakki namanya, membuat mata orang dikantin tertuju padanya. Siapa lagi kalau bukan Revan.

"Nan, itukan Revan, lo dipanggil ama dia tuh kenceng banget udah kayak toa," Sherlyn menyikut siku sahabatnya itu.

"Ayo Sher."

"Ta-tapi Nan.. Ada Keen.."

Nanda menarik tangan Sherlyn menuju meja tempat duduk Keenan. Meski kakinya gemetar tak karuan, ia tetap kesana. Karena bisa-bisa Revan teriak-teriak lagi seperti kemalingan.

"Yoo Aghata! Kita ketemu lagi hehe. Sama siapa nama lo?" kata Revan menunjuk wanita di sebelah Nanda.

"Sherlyn. Nama gue Sherlyn"

"Nah iya Sherlyn hehe," ucap Revan dengan cengiran khasnya.

"Kau bidadari jatuh dari surga di hadapankuuu eaaa aakhhigwywgjsh,"
mulut Alfin disumpal sesuatu oleh David.

"Cuihh! apaan ni daun? Lo kira gue kambingnya pak somad?!"

"Ngomul si rasain lo HAHAHA!" tawa Revan meledak begitu saja.

"Eh iya Sher, Ta, duduk sini aja masih ada yang kosong. Gapapa kan bro?" tanya Revan pada rombongannya.

"Gabung aja."

"Sans aja lagi."

"Apasih yang ngga buat bidadari."

Semua mengangguk, kecuali Keenan dan Vanya. Mereka berdua sedang asik dengan dunia nya.

"Gue beli minum dulu," tiba-tiba Keenan bangkit dari duduknya.

"Ikut Keen," Revan juga ikut berdiri.

"Kamu mau minum apa?" tanya Keenan lagi pada Vanya.

"Jus Alpukat aja byy," jawab Vanya.

Nanda yang melihat itu segera mengalihkan tatapannya. Entah, rasanya sedikit sesak.

"Tatapan itu... apa cuma Vanya yang bisa merasakan kehangatan dari Keenan?"

Keenan berjalan melewati Nanda, meliriknya dengan tatapan dingin.

"Lo siapa ya?" Vanya sedikit mengerutkan alisnya ketika melihat dua orang gadis yang ikut gabung di mejanya.

"Yaampun Van, daritadi kemana aja. Makannya jangan pacaran mulu ama si Keen!" seru Alfin.

"Iya," David menyahut.

"Apaansi lo Dav ikut nyamber aja." balas Alfin.

"Nama gue Nanda, ini temen gue Sherlyn" Nanda memperkenalkan diri.

"Kenalin gue Vanya, pacarnya Keenan."

Deg.

Hati Nanda seakan teriris. Pernyataan itu membuat Nanda sakit. Andai Vanya tau kalau Nanda adalah calon istri Keenan.

Mereka bertiga saling berjabat tangan.

Tak lama kemudian, Keenan membawa beberapa minuman di tangannya. Begitu juga dengan Revan.
Keenan kembali duduk di samping Vanya, memberikan minuman yang di pesan Vanya.

"Sher, Nan, nih gue beliin jus jeruk. Suka kan?" Revan menyodorkan dua gelas minuman berwarna kuning segar itu.

"Iya makasih Rev," jawab Sherlyn yang dibalas anggukan oleh Revan.

"Aghata," Panggil David membuat si-empunya menoleh.

"Iya? Kenapa?"

"Lo yang pingsan di tengah lapangan kan?"

Uhukk Uhukk

Perkataan David membuat Nanda tersedak. Bagaimana bisa pria ini tau kejadian itu.

"OHH!!! GUE JUGA INGET!!!"

"Biasa aja pin," tegur Revan.

"Iya maap."

Brakk!

Keenan menggebrak meja kantin, lalu pergi meninggalkan teman-temanya. Perhatian semua orang juga teralihkan akibat gebrakan itu.

"Keen! Kamu mau kemana?!" teriak Vanya yang segera menyusul Keenan.

Nanda dan Sherlyn lumayan terkejut dengan perlakuan Keenan. Mata Nanda tak berhenti menatap kepergian pria itu. Kenapa dia? Apa yang salah?

"Dasar, gue tau pasti Keenan ga mau kalo Aghata denger," ucap Revan.

"Denger apa maksud lo?" tanya Sherlyn dengan raut wajah bingungnya, begitupun dengan Nanda.

"Lo tau? Yang gendong Nanda sampe ke UKS itu Keenan..."

"HAH? SERIUS LO?!"

♡♡♡♡♡

Bersambung~
Yoo What's Up Minna~
Ketemu lagi sama author hehe^^
Ada yg kangen ga nih? Ngga ya?
Yaudah dah gapapa haha:D
Yg penting terus ikuti cerita KEENAN di Wattpad kesayangan anda hahaha
Jangan lupa Vomment yaa!!
Arigatooo

KEENAN MEGHANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang