Chapter 6

120 22 15
                                    

Warning!!!

Chapter ini seluruhnya memakai sudut pandang Caleren/Clae/Noel. Diharap membaca chapter ini karena penting.

Selamat membaca...

***

Aku sungguh tidak sabar lagi. Dua jam dari sekarang, perayaan hari kedewasaan Ryea akan segera dimulai. Aku sendiri sedang berjalan-jalan di aula istana tempat perayaannya akan diselenggarakan.

Para pelayan sibuk ke sana dan kemari menyiapkan semuanya. Karpet merah sudah digelar. Alat musik untuk dimainkan nanti sudah disiapkan di sini. Taplak-taplak meja berwarna putih dan dihiasi dengan renda berwarna merah muda. Lilin-lilin pun sudah ditaruh di atasnya.

Disaat-saat aku menikmati persiapan ini, salah seorang pelayan perempuan datang padaku. "Maaf Sir, Duke Ringkeroia menyuruh Anda untuk segera bersiap." Pelayan itu berkata sambil menunduk. Aku menjawab. "Ya, aku akan segera bersiap."

Aku pun beranjak dari aula dan segera pergi ke kamarku untuk segera bersiap. Senyum tidak bisa memudar dari wajahku. Akhirnya aku akan bertemu Ryea. Aku sudah meminta pada ayah agar aku menjadi pasangan dansa pertama Ryea, dan berhasil, aku akan menjadi pasangan dansa Ryea. Aku benar-benar tidak sabar menantinya.

~//~

Aku memakai pakaian formalku. Kemeja kerah tinggi berwarna putih, jas berwarna biru muda dengan celana yang berwarna sama. 

Aku sedang menunggu Ryea di luar, tepat di depan pintu masuk menara. Aku akan masuk ke aula bersama Ryea. Sudah 30 menit aku menunggunya di luar sini. Sepertinya aku terlalu bersemangat, tidak sabaran, hingga terlalu awal menjemputnya.

Tidak lama kemudian aku bisa mendengar suara langkah kaki yang menuruni tangga. Itu Ryea! Kulit Ryea putih bersih, rambutnya sedikit bergelombang berwarna pirang dengan sedikit warna magenta di ujungnya, manik matanya berwarna hijau cerah dan sedikit berwarna emas. Benar-benar berbeda dengan apa yang kubayangkan.

Seketika terlintas gadis yang kulihat sehabis pemakaman mendiang Raja dan Ratu di ingatanku. Aku menggeleng pelan. Apa yang sudah kupikirkan? Ryea ada di hadapanku. Memangnya kenapa kalau berbeda dengan bayanganku?

Aku tersenyum dan mengulurkan tangan kananku pada Ryea. Tangan kiriku kulipat di belakang tubuhku, lebih tepatnya di punggungku. "Kita pergi sekarang?" Ryea tersenyum dan kemudian menerima uluran tanganku. "Ya, ayo kita pergi.

Aku mengamati gaun yang dipakai Ryea. Gaunnya berwarna ungu gelap, sarung tangan panjangnya pun berwarna sama. Menurutku, gaunnya terlalu terbuka. Ryea juga mengenakan sepatu hak tinggi berwarna ungu muda dengan permata berwarna biru besar di sana. Tiara yang dipakainya terdapat 3 permata berwarna ungu muda menyatu di tengah-tengah. Aku menghela napas pelan tanpa sadar.

~//~

Seluruh pasang mata tertuju pada kami saat pintu aula terbuka. Kemudian dengan cepat mereka membungkuk memberi hormat.

Aku dan Ryea berjalan menuju tengah aula. Kami berdiri saling berhadapan kemudian saling memberi hormat. Musik dimainkan. Aku dan Ryea mulai berdansa.

"Akhirnya kita bertemu," kataku di sela-sela bagian dansa terakhir. Ryea tersenyum. "Aku juga senang kita bertemu Clae," katanya sambil tersenyum tipis. Aku tersentak.

Lagu berakhir bertepatan dengan dansa kami. Semua orang bertepuk tangan dengan meriah. Hanya aku yang terdiam membeku.

Apa-apaan ini?!! Dia bukan Ryea! Ryea memanggilku Noel kapanpun dan dimanapun itu!

The Real Princess [END][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang