Chapter 9

114 18 13
                                    

Warning! Sebagian besar chapter ini berisi masa lalu Olderia. Silahkan membaca agar mengetahui bagaimana Olderia bisa menyukai Claeren.

Selamat membaca...

***

Snowrya dan yang lainnya berjalan menelusuri lorong yang panjang dan sedikit membingungkan. Jalan di lorong itu sedikit berlika-liku karena pintu masuk dan keluar yang ada dimana-mana.

Claeren yang memimpin jalan di depan karena dia sudah pernah memasuki jalan rahasia. Kemudian diikuti oleh Revir, Sanga, Snowrya, dan Olderia.

Olderia mempercepat langkah kakinya agar bisa sejajar dengan Snowrya. "Tuan Putri, apa Anda tidak kelelahan. Anda kan membacakan mantra untuk Anda sendiri dan orang lain."

Snowrya menoleh ke arah Olderia. Snowrya kemudian memberitahu Olderia tentang kapasitas sihir miliknya. Snowrya juga meminta Olderia untuk memanggilnya Snowrya atau Ryea saja dan berbicara senyamannya dengannya. Tentu Olderia menolak, tetapi dengan kekeras kepalaan Snowrya, dia berhasil membujuk Olderia. "Saya akan memanggil Anda Snowrya, tetapi Anda juga harus memanggil saya Ria saja."

Dengan senyuman, Snowrya memanggil Olderia seperti yang dimintanya. "Oh iya, ada yang ingin kutanyakan padamu Ria."

Olderia tersenyum lebar. "Silahkan tanyakan apa saja Tu... maksud saya, Snowrya." Olderia tampak tidak nyaman saat menanggil nama Snowrya secara langsung.

Snowrya menghela napasnya pelan. "Kalau kau tidak nyaman memanggilku dengan namaku tidak usah dipaksakan. Aku sendiri yang menyuruhmu berbicara senyaman mungkin denganku."

Olderia terlihat gugup, tetapi kemudian dia mengangguk pelan. Snowrya tersenyum simpul.

"Tentang yang ingin aku tanyakan tadi. Apa kau dan Noel saling mengenal? Maksudku, apa kalian berteman dan sedang bertengkar?"

Olderia tersenyum sayu. Mungkin hanya dia yang menganggap kalau mereka berteman. Ingatan tentang masa lalunya saat pertama kali dia bertemu dengan Claeren tiba-tiba muncul di kepalanya disaat-saat mereka menelusuri lorong.

~/~//~/~

Olderia kecil berlari menuju ruang makan dengan semangat. Hari ini menjadi hari yang membahagiakan baginya. Ini pertama kalinya dia diundang ke pesta minum teh.

Olderia kecil selalu berada di rumahnya. Ayahnya tidak mengijinkan Olderia kecil pergi keluar. Ibu Olderia wafat tepat setelah melahirkannya. Olderia kecil tidak marah dengan larangan ayahnya. Dia tahu, kalau larangan itu demi kebaikannya.

Karena Olderia masih terlalu kecil untuk mengadakan pesta minum teh sendiri, dia hanya bisa menunggu undangan untuk dirinya. Dan kemarin menjadi pertama kalinya dia mendapatkannya. Undangan itu sudah sampai dari kemarin, hanya saja Olderia kecil baru membacanya hari ini.

Ayah Olderia telah duduk di meja makan menunggu Olderia. Dengan semangat, Olderia kecil duduk di kursinya. Makanan pun dihidangkan.

"Apa terjadi sesuatu yang baik?" Ayah Olderia bertanya disela-sela makannya. Dia pun melihat ke arah Olderia.

Olderia kecil tersenyum senang. Dia menghabiskan makanan yang ada di mulutnya, meminum air putih, mengelap bibirnya, kemudian segera bercerita kepada ayahnya.

"Iya, sesuatu yang baik datang kemarin, tapi aku baru tahu hari ini. Kemarin ada sebuah surat yang ditujukan padaku. Surat itu berisi undangan untukku pergi ke pesta minum teh." Aktivitas makan ayah Olderia kecil seketika terhenti. Perlahan dia melihat Olderia kecil yang kembali sibuk memakan makanannya.

The Real Princess [END][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang