Chapter 11

129 23 6
                                    

Mereka akhirnya tiba di tempat tujuan setelah 1 jam berjalan di lorong bawah tanah itu. Claeren membuka sedikit keramik lantai, dia mengintip. Revir dan Snowrya pun ikut mengintip, sedangkan Olderia dan Sanga menunggu sampai ada tanda dari Snowrya untuk keluar.

Snowrya dapat melihat para bangsawan yang berbincang-bincang menikmati pesta. Claeren menunjuk ke salah satu orang sambil berkata, "Di sana." Snowrya melihat mengikuti arah tunjukkan Claeren.

Di sana, Snowrya dapat melihat seorang gadis yang kira-kira seumuran dengannya berambut pirang sedikit bergelombang dengan sedikit warna magenta di ujungnya, manik mata gadis itu berwarna hijau cerah dan sedikit berwarna emas. Snowrya juga melihat gadis itu yang memakai mahkota. Snowrya langsung dapat menyimpulkan, bahwa gadis itulah yang menyamar menjadinya.

Snowrya melihat ke arah Claeren dan Revir. Claeren dan Revir pun melihat ke arah Snowrya. Snowrya mengangguk pelan sebagai tanda bahwa dia akan keluar. Claeren dan Revir balas mengangguk kepada Snowrya.

Snowrya berpaling kembali menatap ke depan. Snowrya pun mengumpulkan tekad dan keberaniannya, kemudian menutup matanya perlahan. Dia menghirup napas sebanyak yang dia bisa kemudian menghembuskannya perlahan. Snowrya kembali membuka matanya, dia sudah siap!

Snowrya membuka lantai keramik dan menampakkan diri ke luar. Semua orang yang ada di sekitar Snowrya terkejut dan kemudian berbisik-bisik bertanya bagaimana mungkin seorang rakyat biasa ada di dalam istana.

"Dengar!" Satu kata yang lantang diucapkan oleh Snowrya itu berhasil membuat seluruh pasang mata melihat ke arahnya. Setelah Snowrya merasa mendapat semua perhatian, Snowrya kembali bersuara.

"Putri kalian yang sedang memakai mahkota itu adalah palsu!" Snowrya menunjuk ke arah orang menyamar menjadi dirinya itu secara langsung. Semua orang yang ada di aula pesta itu menganggap Snowrya sudah gila. Sedangkan Si Putri Palsu menatap tajam ke arahnya.

Snowrya kembali meneruskan. "Akulah Putri Snowrya Fawn de Legia yang asli!" Snowrya membuka tudung yang menutup wajahnya. "Entah ada berapa banyak pemberontak yang bekerja sama dengan Putri Palsu itu, tapi aku dapat menyebutkan salah satunya... Uskup Agung." Snowrya pun tersenyum sinis ingin melihat reaksi Putri Palsu itu. Sedangkan yang lainnya semakin menganggap Snowrya gila.

Tatapan mata Putri Palsu itu semakin tajam. Dia pun membuka sedikit mulutnya dan berbicara, "Orang ini sudah gila! Dimana para penjaga?!! Panggil mereka!"

Snowrya semakin tersenyum sinis. "Aku bisa memberikan kalian buktinya!" Itu adalah tanda dari Snowrya agar teman-temannya keluar dari jalan rahasia. Dan, sesuai tanda itu, semua teman-temannya keluar dari jalan rahasia.

Satu persatu dari mereka membuka tudung mereka. Saat giliran Olderia membuka tudung, semua orang tampak kompak mengejek bagaimana gilanya keluarga Earinza berakhir menjadi pemberontak. Sedangkan ayah Olderia tampak terkejut putrinya ikut menentang Putri Mahkota yang menurut mereka palsu. Namun, ayah Olderia percaya kepadanya. Mungkin itulah yang disebut hubungan ayah dan anak.

Suara-suara mengejek berubah menjadi keterkejutan dan penyayangan, serta pembicaraan dengan kata 'bagaimana bisa' di dalamnya saat tiba giliran orang terakhir membuka tudung, yaitu Claeren. Ayah Claeren menatap tajam ke arah anak tunggalnya itu. Berpikir, apa yang sedang direncanakan oleh Claeren.

"Aku bisa membuktikannya..." Claeren tersenyum meremehkan sambil menatap muak seluruh orang yang berada di aula pesta yang sudah mengatakan kalau Snowrya sudah gila, terutama Si Putri Palsu.

The Real Princess [END][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang