Snowrya semakin curiga dengan burung kecil biru yang terus diikutinya bersama Sanga selama lebih dari satu hari. Tadi saja burung itu terbang ke tempat yang ditumbuhi banyak buah-buahan di sana. Burung itu juga terbang menuju sumber mata air yang berbeda dari sebelumnya. Burung kecil biru ini memang aneh. Tapi, burung itu terus menyelamatkan Snowrya. Dan Snowrya belum juga berterima kasih padanya. Perasaan Snowrya menjadi tidak enak setelah memikirkannya.
Sanga bercerita tentang dia yang tidak mengetahui keluarganya. Yang dia ingat, dia sudah menjadi budak sejak awal dan majikannyalah yang memberinya nama Sanga. Hati Snowrya teriris-iris mendengar cerita Sanga. Snowrya reflek memeluk Sanga membuat yang dipeluk terkejut karena dipeluk tiba-tiba.
Snowrya melepas pelukannya setelah tersadar. Dia meminta maaf pada Sanga karena telah memeluknya tiba-tiba. Sanga pun berkata tidak apa-apa dengan cepat.
Snowrya dan Sanga kembali beristirahat. Snowrya melihat Sanga, sepertinya ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh Sanga.
Sanga membuka mulutnya ragu-ragu. "Se... selamat ulang tahun Tuan Putri." Sanga berteriak keras. Wajahnya menjadi merah padam. Deru napasnya tidak beraturan setelah mengumpulkan keberanian untuk mengatakannya.
Snowrya baru menyadarinya. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Malam ini semua orang akan merayakan hari kedewasaannya. Snowrya bertanya-tanya dalam hati, apa yang akan terjadi nanti dengan perayaan itu?
Sanga terkejut melihat wajah Snowrya yang murung. Apa dia telah melakukan kesalahan? Apakah seharusnya dia tidak boleh menjadi yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun itu?
"A... a... aku tidak bermaksud seperti itu. A... aku tidak tahu kalau aku tidak boleh mengucapkannya. Maafkan aku." Raut wajah Sanga menjadi murung. Sanga pun menundukkan kepalanya menyesal.
Snowrya baru tersadar kalau wajahnya murung saat Sanga mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Apa yang telah dilakukannya? Seharusnya dia berterima kasih pada Sanga.
Snowrya menggelengkan kepalanya dengan cepat. Snowrya menyentuh bahu Sanga membuat yang disentuh mengangkat kepalanya menatap Snowrya. Dengan cepat Snowrya tersenyum manis.
"Terima kasih. Aku benar-benar lupa dengan ulang tahunku. Aku senang Sanga menjadi yang pertama mengucapkannya. Maaf ya, wajahku tadi murung karena ada yang kupikirkan. Wajahku murung bukan karena salahmu kok."
Pipi Sanga memerah sekaligus memanas. Dia tidak menyangka Snowrya akan berterima kasih padanya karena ucapan selamat ulang tahun yang dia ucapkan. Sanga pun tersenyum manis mengangguk.
~//~
Hari sudah semakin sore. Snowrya dan Sanga masih saja berkeliaran di dalam hutan mengikuti burung biru kecil.
Suara gemerisik semak terdengar oleh Snowrya dan Sanga membuat mereka berhenti seketika. Suara gemerisik itu berasal dari depan mereka. Snowrya berdiri di depan Sanga bermaksud melindunginya dari apapun yang akan datang.
Snowrya sudah bersiap membaca mantra elemen es, sampai keluar sesosok pria bersurai hitam dengan manik mata berwarna merah ruby. Snowrya mengenali orang itu.
"Revir? Kenapa kau ada di sini?" Snowrya menurunkan penjagaannya. Sedangkan Sanga memegang erat ujung pakaian Snowrya.
Revir menatap datar Snowrya. "Seharusnya aku yang bertanya."
"Kamu duluan yang menjawab pertanyaanku. Aku akan menjawab pertanyaanmu setelahnya, karena jawabanku sangat panjang sampai dapat membentuk cerita."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Princess [END][REVISI]
FantasyKerajaan Legia terkenal dengan kebiasaan mereka mengurung putra dan putri mahkota mereka di sebuah menara. Tidak ada siapapun yang pernah melihat mereka kecuali raja dan ratu. Mereka tidak tahu, kebiasaan itulah yang akan membawa masalah pada mereka...