Malam ini sepertinya sangat dingin, terbukti dari kabut tebal yang tiba-tiba muncul di sekitar Hutan Skydeep. Burung hantu berbunyi nyaring saling bersahutan. Mutiara besar yang seharusnya bersinar terang, tertutup oleh kabut gelap.
Seorang pria berbadan besar dan kekar berumur sekitar 30 tahunan berjalan memasuki Hutan Skydeep sambil memingkul sebuah karung di bahu kanannya. Entah apa yang dikakukannya di Hutan Skydeep malam-malam.
Pria itu terus berjalan memasuki Hutan Skydeep sampai bagian yang terdalam. Tidak ada seekor hewan pun yang menyerangnya. Mungkin hewan-hewan itu sedang tidur.
Pria itu sudah sampai di bagian hutan yang paling dalam, yang bahkan hanya sedikit orang yang berhasil mencapainya. Tidak ada cahaya yang membantu penerangan di sini sedikit pun. Manusia benar-benar akan menjadi buta di sini. Entah bagaimana pria itu bisa melihat dalam kegelapan ini.
Pria itu meletakkan karung yang dia bawa di tanah. Dibukanya ikatan yang mengikat karung itu hingga terlihat isinya. Isinya adalah seorang perempuan yang berumur sekitar 16 tahunan yang masih bernapas. Rambutnya panjang bergelombang berwarna putih kebiruan, kulitnya putih bersih seputih salju, manik matanya tertutup rapat, raut wajahnya sangat tenang hingga orang lain yang melihat pun ikut tenang.
Pria itu bergumam pelan. "Tolong jangan salah paham. Aku hanya melaksanakan perintah. Aku butuh uang ini untuk bertahan hidup. Semoga kamu juga bisa bertahan hidup di hutan ini." Pria itupun berbalik arah dan berjalan keluar hutan, meninggalkan gadis itu sendirian di sana.
~//~
Snowrya terbangung dari tidurnya. Dia terkejut dan juga keheranan, karena saat dia membuka mata yang dilihatnya adalah kegelapan. Snowrya bahkan sempat berpikir apa dia benar-benar sudah bangun atau belum.
Snowrya pun membaca mantra mata kucing. Perlahan, Snowrya sudah mulai bisa melihat sekitarnya. Snowrya pun melihat ke kiri dan ke kanan, juga melihat ke belakang. Di sekitarnya hanya ada pepohonan yang tinggi dan besar, semak-semak yang lebat dan ada kebanyakan di antaranya berduri. Di mana dia?
Snowrya mencoba mengingat-ngingat kembali apa yang terjadi pada dirinya sebelum tertidur. Sekilas ingatan saat dirinya dibuat pingsan muncul di kepalanya. Snowrya mengepalkan kedua tangannya marah. Snowrya pun menggertakkan gigi-giginya penuh emosi.
Betapa bodohnya dirinya. Seharusnya dia sadar dengan akibat dari tindakannya sendiri. Tidak mungkin tidak ada yang menyadari kalau Snowrya tidak ada di menara. Siapa yang melakukan ini padanya? Ada yang merencanakan sesuatu berskala besar, dan tentunya itu bukanlah hal baik bagi Snowrya.
Snowrya terus berpikir siapa yang melakukannya. Yang pasti orang itu adalah orang dalam istana. Tapi, sekeras apapun Snowrya berpikir dia tidak bisa memperkirakan siapa.
Suara lolongan serigala membuat Snowrya berdiri seketika. Snowrya memperhatikan sekitarnya. Snowrya pun membaca mantra deteksi.
Tiba-tiba, tubuh Snowrya terasa berat. Dia tidak pernah memakai 2 mantra sekaligus sebelumnya. Untunglah Snowrya bisa bertahan dan tidak kembali pingsan.
Awalnya Snowrya bisa merasakan satu serigala di sebelah kirinya. Kemudian, jumlahnya terus bertambah mengelilingi Snowrya. Sekarang jumlahnya sekitar 25 ekor.
Dua puluh lima ekor? Snowrya tentu tidak akan menang melawannya. Jika dia tidak memakai 2 mantra sekaligus mungkin saja dia bisa menang.
Snowrya tidak berencana melepas salah satu mantranya. Keduanya sangat penting dalam keadaan sekarang. Tanpa mantra mata kucing, Snowrya tidak akan bisa melihat di kegelapan ini. Mantra deteksi pun sangat dibutuhkannya kalau-kalau ada yang menyerangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Princess [END][REVISI]
FantasyKerajaan Legia terkenal dengan kebiasaan mereka mengurung putra dan putri mahkota mereka di sebuah menara. Tidak ada siapapun yang pernah melihat mereka kecuali raja dan ratu. Mereka tidak tahu, kebiasaan itulah yang akan membawa masalah pada mereka...