WARNING 18+
RATED - M
BAHASA KASAR, NON BAKU, TYPO BERTEBARAN
SOLD
Yeri masih memberontak ketika dia diseret masuk ke dalam lift dan dia hampir tidak bisa melihat pria itu menekan tombol ke kantor eksekutif.
Orang-orang dari ruangan gelap tadi memberi nya beberapa pakaian tipis yang hampir tidak bisa menutupi area pribadi Yeri.
Yeri terus mencoba untuk melepaskan diri tetapi mereka membuat nya tetap di tempat. Lift berhenti dan pintu terbuka.
Mereka menyeret Yeri lagi ke koridor dan ketika mereka melewati koridor itu, Yeri melihat semua yang ada disekitarnya yang terlihat sangat mahal. Karpet merah yang menyilaukan mata dan bahkan dindingnya memancarkan nuansa klasik mewah yang terlihat anggun.
Dua orang yang terlihat seperti penjaga mengenakan jas serta membawa senjata berat menyambut Yeri. Ketika mereka melihat Yeri, mereka segera membuka pintu kaca berwarna.
Orang-orang yang memegang Yeri tadi mendorong nya ke dalam sehingga membuat Yeri jatuh ke lantai. Yeri jatuh ke lantai dengan wajah yang mendarat terlebih dahulu. Argh, itu menyakitkan. Seperti neraka.
Yeri berusaha keras untuk berdiri tetapi sepertinya tidak ada gunanya. Dia tidak bias melakukannya. Tubuh nya tidak bisa diajak bekerja sama lagi.
"Serius, kawan, bagaimana caramu memperlakukan anggota baru keluarga kita?"
Semuanya terlihat membeku tanpa terkecuali Yeri ketika Yeri mendengar suara berat itu. Itu terdengar berat, sensual dan jelas seperti memegang otoritas.
Yeri mendongak untuk melihat apakah Yeri mengenali suara itu.
"Ya Tuhan, tidak. Tidak. Tidak. Tidak," batin Yeri.
Pria yang bersandar di belakang meja menatap Yeri dengan sedikit seringai di wajahnya. Dia memiliki rambut hitam pekat yang acak-acakan, dagu yang sempurna tanpa janggut mengelilingi rahangnya yang terlihat tajam dan bibir yang menggoda tak tertahankan itu.
Jangan lupakan, jika Yeri wanita normal yang bisa tergoda dengan pria di depannya ini, namun kenyataan kembali menarik alam sadar nya dan Yeri mulai ketakutan.
"Namanya Yeriana Kezia Putri."
Seseorang dari belakang Yeri memberi tahu pria dihadapan nya aksen Korea yang dalam.
Pria di depan Yeri mengangguk. Obsidian gelap nya tidak pernah berhenti menatap mata hazel Yeri. Seolah-olah dia mengamati setiap gerakan yang akan Yeri lakukan. Lagipula Yeri tidak bisa melakukan apapun.
"Senang bertemu denganmu, Yeri. Aku Jungkook." Jungkook menyapa dan Yeri hanya menatapnya.
Mata Yeri membulat ketika dia menyadari saat ingin menjawab pernyataannya tetapi mulut nya tidak bisa bergerak maupun mengeluarkan suara.
"Ngh...mhmm..."
Jungkook memandang pria di belakang Yeri. Tanpa pernah bertanya, orang dibelakang Yerim itu menjelaskan mengapa Yeri tidak bisa bicara.
Dia mengatakan bahwa mereka memberi Yeri obat-obatan sehingga Yeri tidak akan bisa melarikan diri lagi. Pria di depan Yeri hanya menghela nafas dan menatap Yeri lagi.
"Tidak ada gunanya bertanya kepadanya karena dia tidak bisa menjawabnya. Bawa dia ke salah satu kamar. Aku akan membereskannya."
"Iya Bos."
Yeri hanya pasrah dengan air mata yang mengalir deras di pipinya saat dia dipaksa untuk berdiri.
"Tunggu."
Suara Jungkook, membuat orang-orang yang akan memindahkan Yeri seketika berhenti.
"Jangan biarkan milikku ini lecet lagi barang sejengkalpun. Jika hal itu terjadi, aku tidak akan segan segan membolongi kepala kalian dengan sniper atau timah panas."
Jungkook mendekat ke arah Yeri. Lalu memberi kecupan singkat di bibir nya.
"Bibirmu sangat manis, aku semakin tidak sabar untuk mendengarkan desahanmu. Yeriana," Jungkook berbisik di telinga Yeri dengan seringaian nya.
***
Next part mungkin bakal ada NC nya, jadi dari sekarang Ra peringatin buat yg masih dibawah umur silakan berpikir dulu sebelum baca :)
Jangan lupa vote dan komennya ya. Gomawo
Next or No?

KAMU SEDANG MEMBACA
SOLD
Fanfiction[WARNING 18+] Sebuah kisah tentang siswa SMA yang diculik dan dijual ke Mafia