Chap. 8

5.1K 375 20
                                    

WARNING 18+

RATED - M

BAHASA KASAR, NON BAKU, TYPO BERTEBARAN

SOLD

Sudah berjam-jam sejak Yeri duduk di kursi di dalam ruangan yang membosankan ini. Tidak ada yang bisa dia lakukan di sini. Pintu dan jendela terkunci. Apa yang Yeri harapkan? Tentu saja dia adalah seorang tahanan di sini.

Yeri bahkan tidak diizinkan berbicara dengan orang lain selain Jungkook. Yeri menghela nafas dan menyandarkan kepalanya ke dinding.

Suatu keajaiban Jungkook akhirnya memutuskan untuk membiarkan pelat baja dilepas dari jendela. Beberapa minggu yang lalu, Yeri telah memohon padanya untuk mengeluarkan nya tetapi Jungkook mengatakan bahwa itu hanya akan membuat Yeri merasa lebih sengsara.

Yeri kira Jungkook tidak akan pernah mendengarkan keinginan nya untuk melihat seperti apa dunia luar. Yeri menyaksikan burung-burung terbang melewati jendela di dekatnya.

Hati nya tiba-tiba tersengat setelah melihat betapa bebasnya mereka. Sial, tidak. Yeri tidak ingin lepas kendali lagi. Jika lepas kendali lagi maka Jungkook akan menghukumnya lebih parah lagi.

Yeri mengusap rambutnya dan merasakan betapa keringnya rambut itu. Sudah berapa hari sejak dia tidak diberi izin untuk mandi. Yeri rasa tubuhnya sangat bau seperti sampah. Yeri menjatuhkan tubuhnya ke lantai, berbaring dan menatap langit-langit tinggi yang ditutupi dengan cat putih.

"Kapan Jungkook akan datang?"

Tiba-tiba Yeri terbangun dan merutuki apa yang baru saja dia pikirkan. Tidak ada hal yang aneh sebenarnya. Yeri hanya tidak mampu menyimpulkan apa yang dirasakan nya saat ini.

Yeri tersipu saat memikirkan Jungkook membelai wajahnya, lehernya, lengannya. Segala sesuatu yang dilakukan pria itu kepadanya.

"Kenapa otakku jadi berpikiran yang tidak-tidak."

Yeri hampir melempar kursi yang ada di dekatnya.

"Sial."

SOLD

Akhirnya, malam tiba dan sudah waktunya bagi Yeri untuk makan malam. Dia biasanya makan sendirian tetapi jika Jungkook ingin makan bersama, dia akan memanggil Yeri ke ruang makan dan Yeri akan makan bersamanya.

Yeri menunggu pintu itu terbuka dan ketika hal itu terjadi, pelayan masuk dengan nampan perak di tangannya. Tanpa menatapnya, dia meletakkan nampan itu di atas meja di dekat pintu dan pergi tanpa sepatah kata pun.

Oh ya, Yeri lupa. Tidak ada seorang pun di rumah ini yang diizinkan berbicara dengannya. Yeri menatap nampan tadi dan memutuskan untuk terus berpikir bahwa tidak akan terjadi apa-apa jika dia tidak terus merenung pada semua hal yang telah terjadi.

Tentu kehidupan di sini sangat sulit, itu hampir membuat Yeri ingin berhenti dari kehidupan ini dan mengakhiri segalanya.

Tetapi Yeri tidak ingin mengakhiri hidup nya sebelum dia melarikan diri dari lubang neraka ini. Yeri lebih memilih mati saat mencoba kabur daripada tidak melakukan apa pun.

Yeri meletakkan nampan di lantai. Dia duduk di lantai, menyilangkan kakinya dan mulai memakan bulgogi yang dibuat dengan daging yang dibumbui dan kimchi yang rasanya begitu lezat, air mata hampir jatuh dari matanya.

Setelah menyelesaikan makan malam nya, Yeri meletakkan piring-piring di nampan yang pelayan tadi bawa dan minum susu. Dia melihat ke luar jendela dan melihat bahwa semuanya gelap. Yeri menghela nafas.

SOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang