Intan

12 4 0
                                    

Happy reading.........

"Nih, inget loe gunain nomor hp gue saat saat darurat, kalo gak penting jangan hubungin gue."

"Siap bos! Ya udah gue keluar dulu, loe tunggu sini ntar gue telpon kalo pak Dimasnya uda pergi."

"Jangan lama lama ini toilet gua gak tahan baunya!!!."

Aku masih menunggu dengan damai, kadang jika aku usil aku suka menyembunyikan gayung toilet. Ah sudahlah aku sedang tidak ingin membuat kekacauan hari ini.

Drrtt drttt...

Aku melihat nomor tak bernama di layar handphone ku.

"Si Intan kali ya, gue angkat deh siapa tau tuh bapak bapak Bk uda cabut."

Aku menggeser tombol hijau.

"Gimana tuh si Bapak uda jauh?"

"Bapak?" ucapnya disberang telpon.

Aku langsung mematikan handphone ku, karena aku tahu kalo itu bukan intan melainkan anak buah Papi. Aku harus lebih berhati hati dengan nomor yang tak dikenal.

Drrt.. Drrtt

"Hallo..?"

"Loe masih di toilet? Keluar deh, uda pergi orangnya."

"Bagus loe emang bisa diandelin" ucapku dan langsung mematikan sambungan telpon.

Aku langsung keluar menuju kantin untuk membeli bapao daging.

"Kalo bukan karena tadi janjiin yanti, kali aja gue uda suruh orang buat ngantin tapi berhubung gue juga pengen bakso ya udalah makan dikantin."

Catet Sendiri. Makan sendiri gak masalah.

Sampai dikantin aku langsung memesan bakso super pedas dan satu bakpao jumbo isi daging, di SMA ini menurutku unggulan nya cuman karena bakso nya yang enak. Semua fasilitas, prestasi, dan guru guru mereka hanyalah pelengkap. Kalo diibaratkan bakso kantin sih. pentolannya ya makanan kantin. Saos, sambal, kecap mereka adalah guru-guru dan prestasinya.

"Mang baksonya satu, pentolannya banyakin ntar Melodi kasih bonus."

"Siap neng."

Mencari bangku kosong dikantin ini cukup gampang, datangi saja bangku yang banyak orangnya, yang ngobrol terus padahal makanannya uda habis, setelah itu berdiri di samping meja, jamin deh mereka bakalan pergi. Tips dari melodi, tapi melodi gak jamin berhasil.

"Ini bukan cafe gue mau duduk, bisa loe pergi." Ucapku sambil melihat cewek cewek di depanku yang tidak menyadari keberadaanku sejak tadi.

"Heh loe Melodi ananta pembuat onar itu kan, kalo gue gak mau loe mau apa?" ucap salah satu dari mereka.

"Ini bukan cafe, bentar lagi jam istirahat selesai dan tempat kalian tempat umum. Mending loe bangun sebelum loe gue tumpahin kuah cabe." Bisikku.

"Kan gue uda bilang gue gak mau, loe cari tempat lain aja sana!" Gumamnya.

"Berarti loe mau gue siram kuah cabai?" tangan ku mulai melakukan aksinya, aku mengambil tempat cabai dan siap untuk membukanya.

Mereka terkejut dengan muka pucat pasi.

"Sebelum gue tumpahin, loe bener gak mau pergi?" tanya ku meyakinkan.

Padahal aku juga tidak seberani itu, aku memang terkenal arogan tapi tidak pernah membuli.

"Ck ok fine gue cabut, dasar pembuat onar!" ucapnya.

**

"Ini neng baksonya selamat menikmati neng."

"Makasih mang, baksonya emang top banget."

"Bisa aja si eneng mah, makan baik baik ya neng." ucap mamang dengan ramah.

Aku menikmati makan siang ku dengan semangkuk bakso ukuran jumbo, dengan tenang dan pastinya sendiri.

"Ddddddooooorrrrrr.....!!!"

Ada yang mengagetkan ku dari belakang, tapi untungnya aku sudah selesai menelan bakso terakhir.

"Loe kok gak ngajak gue ke kantin sih?"

"Loe ngagetin gue tau gak tan."

"Iya deh bunda ratu maaf." bisik intan.

"Makasih soal tadi."

Intan memelukku seperti 'teman'

"Gue seneng tau gak sih kita satu sekolah bareng, walaupun loe cuek banget sih sama gue, dari dulu gue juga sama gak punya temen kayak loe, loe emang terkenal arogan dan gue cewek kacamata yang loe bantuin pas kelas 7, gue belum sempet bilang makasih sama elo. Makasih ya.."

"Cewek kacamata? Ooooo ternyata loe, kok bisa jadi cantik?"

"Iya dong. Gue gak mau dikucilkan terus,temen temen gue pada gak mau temenan ama gue karena gue cupu. Gue juga belajar makeup pas liburan masuk SMA."

"Otodidak?" tanya ku penasaran.

"Yoi semua gue lakuin sendiri," Ucapnya sambil mengambil Bakso yang ada di mangkuk ku.

"Keren juga loe." ucapku salut.

"Loe juga kalo mau ntar gue dandanin deh, eh iya btw loe kelas berapa sih?"

"Siapa? Gue?"

"Iyalah emang dari tadi gue ngomong ama siapa?"

"X-B." jawabku singkat.

"Wah deket dong, kekelas bareng yuk..btw loe mau ambil apa ntar?"

"Seiklasnya guru mau kasih gue kelas apa." Jawabku cuek.

MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang