“Terus Rencana Loe apa?”
“Mmmmmm..” Intan berpikir sebentar.
“aha gue tau, loe bujukin Arka buat jalan sama gue.” Ucap Intan antusias.
“Habis itu?”
“Habis itu biar gue yang jalanin, btw loe punya nomor Arka gak?”
Melodi mengingat kembali bahwa Arka belum menghubunginya, dan hanya Arka yang menyimpan nomornya.
“Gue gak punya,”
“Nah tugas loe kasih gue nomornya Arka, gue tunggu besok. Btw pesen yuk sayangkan kalo cuman nongkrong bahas Arka aus cuy.” Ucap intan dan mulai memanggil pelayan cafe untuk memesan minuman penyegar.
“Harus besok banget ya? Besok kan sabtu, gue kan gak ketemu Arka, kenapa gak loe aja yang minta langsung ke orangnya?” tanya melodi.
“Namanya nyomblangin ya harus berkorban mel.”
“Enak di loe, gak enak di gue. Nyusahin banget sih” Jawab melodi blak blakan.
“Yaelah perhitungan bener, kan uda janji mau bantuin.” Ujar intan mulai cemberut.
“Iye elah bawel loe! Sukses aja loe buat arka jalan sama loe.”
“Iye tapi loe juga harus berhasil bujuk Arka buat jalan sama gue.”
“Gak janji.” Jawab melodi jengah.
***
Jam setengah sebelas, melodi baru sampai dirumahnya, dan mendapatkan tubuh arka yang tertidur di kursi panjang depan tv, namun tv saat ini dalam posisi mati, apa arka menunggunya sampai tertidur seperti ini? Mungkin juga tidak.
Melodi yang melihat Arka tertidur dengan pulas tidak tega untuk membangunkannya, melodi berinisiatif untuk mengambilkan bantal dan juga selimut agar leher Arka tidak sakit saat tertidur.
Saat melodi meletakkan bantal ke kepala Arka, arka sedikit membuka matanya dan tersenyum lalu tertidur kembali. Melodi yang melihat reaksi Arka langsung menarik sedikit selimut untuk menutupi sebagian tubuh Arka.
“Gue gak tau apa loe nungguin gue atau loe cuman ketiduran disini. Tapi yang pasti kalau loe nge khawatirin gue, gue makasih banyak.” Ucap melodi sambil melihat muka tenang Arka saat tertidur.
“Good Night Arka.” ucap melodi dan langsung meninggalkan tubuh Arka yang masih tertidur diatas sofa panjang.
Malam ini, rasanya melodi tidak bisa tidur dengan tenang karena perjanjiannya dengan Intan sialan yang harus meminta dan mengajak Arka untuk sekedar jalan berdua dengan intan rasanya melodi ingin melahap habis tubuh intan yang malam ini berhasil membuatnya tak nyenyak untuk tidur. Malam ini melodi harus memikirkan cara agar dia bisa mendapatkan nomor hp Arka.
“Masa iya gue harus colong hp Arka sih?” tanya melodi pada diri sendiri.
“Nonono gue tunggu besok pagi aja deh bila perlu subuh subuh gue samperin Arka di bawah buat nanyain nomornya, tapi kok gue gak enak ya? Hemmm intan sialan!, bisa aja loe bawa gue dalam urusan cinta gak jelas loe!” ucap melodi sambil mengacak rambutnya dan berbaring kesana kesini, mulai dari ujung ranjang kanan hingga kaki di tembok sudah dilakukan karena ke gemesannya pada sahabat barunya Intan.
“Dah lah gila sendiri gue mikirin kencan mereka, mereka yang kencan gue yang repot!” sinis melodi. “eh tapi kan belum tentu juga si Arkanya mau, tapi gue harus bujuk Arka biar mau. Ah RIBET!!!!” ucap melodi mulai geram bahkan malam itu melodi berniat menelpon Intan untuk membatalkan rencananya. Tapi diurungkan karena tidak tega mengingat Intan yang sangat antusias dengan bantuan Melodi.
Memang sih melodi seneng bantu yang kesusahan, tapi gak direpotin sampai gak bisa tidur juga.
“Dah lah Tidur Gue! Jauh jauh loe intan Sama Arka pergi dari pikiran gue, biar besok gue gak kesiangan!! Jauh jauh hussssss!!!” melodi seperti orang gila yang mengusir mahkluk astral dari kamarnya, dan mencoba untuk terlelap tepat pukul satu pagi melodi baru bisa memejamkan matanya, benar benar besar pengaruh Arka Intan.
***
Besoknya dengan mata yang sedikit masih tertutup, sekitar jam lima pagi melodi langsung menghampiri Arka tepat di tempat terakhir dia melihat arka tertidur. sesampainya dibawah, melodi langsung melihat sofa panjang tempat Arka tertidur sudah rapi dan tidak ada lagi orang yang tertidur diatasnya. Melodi menggaruk kepalanya, maklum karena efek bangun tidur dan muka bantal yang masih sangat sangat terlihat, demi nomor handphone Arka melodi rela keluar kamar tanpa memperhatikan penampilannya. Sialan.
“Selamat pagi tuan putri......” sapa Arka dari belakang reflek melodi langsung menutup mukanya, dan mencoba untuk menghindar. “Loe punya nomor gue, tapi loe gak mau telpon gue?!” ucap melodi lalu berlari meninggalkan Arka dengan masih menutup wajahnya dengan telapak tangan, arka yang melihat tingkah melodi terheran heran.
“Maksudnya? Dia minta di telpon gitu?” kata kata arka tidak dapat di dengar oleh melodi karena melodi segera menjauh meninggalkan Arka.
“Peluang besar, iya deh gue coba miss call.” Ucap Arka lalu mengambil handphone yang berada di saku celananya.
Melodi sampai di dalam kamar tepat saat handphone nya berdering menandakan ada telpon masuk. “Aduh jangan jangan intan? Masa iya pagi pagi gini uda ganggu sih.” Tanpa curiga dan melihat layar melodi langsung menggeser tombol hijau. Saat diangkat sambungan terputus.
“Sialan.” Umpat melodi.
Handphone melodi berdering lagi menandakan pesan whatsaap yang masuk
+6283678XXXXX
Ini Gue Arka.
Sesaat setelah melodi mendapat nomor Arka dia langsung menyimpannya di kontak dan langsung mengirimkan pada intan tepat pagi pagi sekali, mungkin juga intan saat ini belum bangun.
“Emang rezeki anak sholeh, dah lah gue mau lanjut tidur.” Sebelum melodi mulai memasuki alam mimpi bayangan Intan menghantui lagi dalam otaknya untuk membujuk Arka. “Ah shit gak jadi tidur gue!” melodi langsung mengambil handphonenya dan mulai mengetik pesan pada nomor Arka.
Melodi
Hari ini sabtu loe masih inget kan sama kata kata gue kemarin, loe jalan sama intan.
Tidak butuh lama pesan nya langsung terbalas.
Arka
Harus banget hari ini?
Melodi langsung mebuka pesan Arka. “Ya iya lah orang dia ngajak hari ini juga.”
Melodi
Harus,Wajib banget! Papi punya motor di bawa, kunci motornya di laci meja di bawah foto keluarga. Loe pake itu, dan jangan sekali kali loe bocor kalo kita tinggal serumah!
Arka membaca kata demi kata dari pesan melodi,
Arka
Kok jalannya gak sama loe sih? Loe ikut aja yuk, lagian gue gak kenal sama intan
“Bawel nih bocah” ucap melodi seraya mengetikkan pesan balasan.
Melodi
Uda deh gak usah banyak protes, banyakin proses aja, kan loe jomblo nikmatin aja prosesnya siapa tau lo jadian sama intan. Uda bawel loe! Gue mau lanjut tidur awas aja kalo loe gak dateng dan ajak intan ngobrol, loe temuin dia di rumahnya. Loe ajak ke mana kek, asal motor papi gue gak lecet, jangan lupa loe dandan yang ganteng, inget jam 7 malem. Ok sip! Bye!
Arka menerima pesan balasan dari melodi dan membacanya dengan seksama. “Ngapain sih pakai acara dandan ganteng? Kayak yang iya aja ah.”
***
Jam delapan pagi, nomor hpnya sudah di serang oleh intan, padahal melodi baru saja tertidur di jam 6 pagi karena memikirkan dan menjalankan ide gila Intan dan sekarang sudah diteror lagi, gak fisik, gak pikiran sama aja yang berbau intan bener bener bikin ribet.
“Halo mel, loe uda bangun belum?! Ooommmmaaagggaaahhhhh....!!! bisa bisanya loe dapat nomornya Arka sepagi itu?”
Refleks melodi langsung menjatuhkan hpnya karena suara menggelegar intan.
“Uda ya? Uda kan? Yang penting dapet cuy, makasih dulu.” Ucap melodi dengan suara khas bangun tidur.
“Huaaaaa makasih melo,,,, gue sayang sama loe!” ucap Intan dari nada suaranya sih kedengarannya seneng banget.
“Loe panggil gue apa? Sekali lagi loe manggil gue gitu ogah gue bantuin loe, kejar sana si Arka sendiri.” Protes melodi tidak terima.
“Eh iya gak gak, kan kelewat seneng gue nya, makasih. Tapi loe berhasil gak bujuk dia buat jalan sama gue?” tanya intan penasaran.
“Berhasil lah, loe jalan ke mall dekat rumah gue, jam 7 malem.”
“Lah rumah loe mana gua aja gak tau.”
“Alah ribet. Loe sharelok rumah loe, ntar Arka jemput.” Jawab melodi enteng.
“Hah Serius loe! Bener bener pawang jodoh loe ya, uda loe jadi mak comblang aja.”
Mendengar ucapan intan melodi langsung bergidik, dapat satu orang kayak intan aja uda buat dia gak bisa tidur, dan mempermalukan diri sendiri di depan Arka.
“Alah loe dandan yang rapi, gak usah berlebihan ingat kalian cuman ke mall bukan pesta, Dah lah gue mau lanjut tidur, habis ini loe ngasih gue alamat rumah loe! Cepetan GPL. Dah bye!” ucap melodi mematikan sambungan sepihak.
Tanpa pikir panjang dan menunggu lama Intan mengirimkan alamat rumah dan langsung diteruskan pada Arka.
Arka
Share location
Itu alamat rumah Intan Loe jemput Wajib gak usah nolak, apa lagi protes! Nurut sama gue!
Begitulah pesan singkat yang memaksa dan arka yang menerima pesan itu hanya dapat menghembus nafas pelan. “Dah lah gak papa gue coba aja jalan sama Intan, kalau anaknya asik baru proses, kalau gak ya gue proses ke melodi aja.” Senyum Arka merekah saat memikirkan apa yang tadi keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodi
Teen FictionHubungan Melodi dengan kedua orang tua nya sama sekali bisa dikatakan tidak baik, orang tua yang sibuk bekerja, jarang dirumah, dan tidak ada kasih sayang yang di berikan untuk melodi sedari kecil. Sikapnya yang pemberontak, pemarah, pembuat onar me...