Perubahan Kecil

3 4 0
                                    

"Permisi.. maaf bu saya terlambat."Ucap sesorang yang baru saja masuk, aku mengankat wajahku yang tadinya fokus pada buku seni.

"LOH!!" aku setengah berteriak.

"Ada masalah Melodi?" tanya bu dian.
"Gak bu gak papa." Jawabku.

"Silahkan masuk. Kamu murid baru ya?" tanya bu dian

"Iya bu, terimkasih." Jawab Arka dan langsung menuju bangku ku.

Aku menyilangkan tangan. "Loe ngapain sih?" tanyaku geram.

"Sekolah." Jawab arka enteng.

"Loe gak berniat jadi penguntit kan?" bisikku.

"Gue tau loe jadi penjaga gue tapi gak usah jadi penguntit!" sambungku.

"MELODI!!" teriak Bu dian.

"Maaf bu." Ucapku dan mulai tenang kembali belajar denga buku seni didepan ku.

Arka hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah ku.

**

Jam pulang sekolah sudah berkumandang, aku langsung memasukkan buku ku kedalam laci meja dan tiada niat untuk membawanya pulang.

"Bawa pulang kali mel," ucap Arka tiba tiba.

"Bukan urusan Loe." Balasku tegas.

Arka melihat ku dan mulai mengambil tumpukan buku buku di bawah laci meja, dan meletakkannya diatas meja.

"Bawa pulang mel," ucapnya lagi.

"Gak mau arka biar disitu aja gue malas, berat." Ucapku dan mulai meninggalkan Arka.

Arka memasukkan semua buku buku ku kedalam tasnya dengan terburu-buru dan mulai mengejarku sampai parkiran.

Saat aku akan membuka pintu mobil, Arka menahannya dengan tiba tiba.

"APAAN SIH!!" kesal ku.

"Bawa pulang!"Ucapnya lagi dengan penuh penegasan.

Aku melihat bola matanya yang hitam jernih. Aku terpaku, seperti pernah melihatnya.

"Ck iye." Jawabku.

Aku membuka pintu mobil di belakang ku mengisyaratkannya untuk memasuki buku buku ku kejok belakang. Dia diam saja, lalu berlari kecil membuka jok samping kemudi dan mulai duduk manis. Aku melihatnya dengan heran.

"Ngapain loe?" tanya ku heran saat sudah masuk kedalam mobil.

"Pulang bareng." Ucapnya enteng.

"Siapa yang izinin?" tanya ku.

"Lama, cepetan nyalain mobilnya." Suruhnya.

Bodonya, aku mengikuti begitu saja ucapanya.

Didalam mobil hanya hening, aku memutar musik kesukaan ku. dia mulai bersenandung pelan.

"Khem loe suka lagu lagu Alan walker?" tanya ku canngung.

"Lumayan." Jawab Arka.

"Buku gue keluarin dari tas loe."Suruhku.

Arka diam saja.

"Keluarin aja arka, taro di jok belakang." Ucapku mengulangi.

"Nah gitu coba ngomongnya enakkan dikit, kan enak di denger." Saut arka sambil mulai mengeluarkan buku buku ku dan meletakknanya di jok belakang.

"Apaan sih."Ucapku dengan sedikit senyum.

"Nah walaupun dikit juga gak papa deh." Saut arka lagi.

"Apanya yang dikit?" tanya ku.

"Senyummu melodi." Ucapnya manis.

"Apaan sih Arka!" tegasku, agar dia diam dan tidak menggoda.

Aku dan Arka sampai dirumah dengan selamat, dirumah langsung disambut oleh bunda iyem.

"Wah non uda akur ya sama nak arka?" goda bunda.

"Ini terpaksa Bun orang nya maksa pulang bareng melodi, sebenarnya mah big ogah!" ucapku sambil melirik sinis pada arka.

"Mau makan apa non?" tanya Bunda.

"Mie goreng ya bun, nanti langsung anterin aja ke kamar." Ucapku dan langsung meninggalkan bunda.

"Nak Arka mau apa?" tanya bunda ramah.

"Mmm nanti Arka masak sendiri aja deh bi." Jawab arka.

"Eh gak usah, masak uda jadi tugas bibi." Saut bunda iyem.

"Gak papa bi, ntar punyanya Melodi biar sekalian Arka buatin nanti bibi cuman ngarahin aja ya." Ucap arka dengan senyumnya.

"Kalo gitu arka naik dulu, mau ganti baju."sambung Arka.

**

Di dapur sore ini bukanlah hal yang pertama kali bagi Arka, memasak sudah menjadi bagian dari hidupnya semenjak memutuskan menjadi anak rantau Di jakarta. Jadi jika hanya sekedara masak mie instan dengan telur sudah menjadi makanan sehari hari arka.

"Loe ngapain?" tanya Melodi dan mulai duduk di meja makan.

"Mandi." Jawab Arka asal.

Melodi memicingkan matanya.

"Becanda loe gak lucu." Ucap melodi lalu meninggalkan Arka ke ruang Tv.

Saat melodi sedang asik menonton kartun favoritnya Arka datang membawakan sepiring mie instan dengan telur mata sapi kesukaan Melodi. Arka meletakkannya di meja depan melodi dan mulai duduk dibawah kursi sambil memakan Mie instan.

"Itu uda gue masakin, makan." Ucapnya dengan pandangan yang mengarah pada layar telivisi.

Arka melirik, namun tidak ada reaksi dari Melodi.

"Loe beneran gak mau makan?, mmmm aroma mie gorengnya coba loe cium?" ucap arka sambil mengibaskan tangannya.

"Telur mata sapi dengan putih telur yang lembut..." Sambut arka menggoda.

"Berisik loe ah." Ucap melodi kesal dan mulai mengambil piring mie.

"Dimakan, jangan diliatin aja. Emang loe gak ngiler apa?" tanya nya lagi.

"Ka loe bisa diem gak sih." Kesal melodi.

"Yee kapan lagi gitu loe dimasakin sama cogan kayak gue."

Melodi tersedak saat suapan pertama.

"Co..cogan?, cogan loe bilang? Hahahaha." Tawa melodi pecah karena kePDan Arka yang tingkat dewa.

"Iya lah kan gue emang cogan." Balasnya percaya diri.

"Cogan apaan, muka loe produk lokal banget gitu di bilang cogan. Cogan tuh ke bule bulean."

"Gak papa dong seeanggaknya gue produk lokal yang berkelas."

"Dih Pd gila." Bisik melodi.

Hening sesaat, Arka sudah menghabiskan mie nya dan duduk di bawah sofa.

"Btw loe gak mau ngucapin makasih ke gue?" tanya Arka.

"Makasih tentang apa?" jawab Melodi polos.

"Astagfirullah melodi kan gue uda buatin loe mie!" kesal Arka.

Melodi menyuapi mie kedalam mulutnya. "Jadi loe gak iklas?"

"Masa loe gak mau bilang makasih sih sama gue, kan gue uda buatin loe mie capek capek lagi, jarang jarang loe gue buatin cewek mie." Ucap arka.

"Cerewet loe ah!" kesal melodi.

Arka mengelus dadanya "Sabar sabar,untung loe cantik mel mel."

"Maka karena loe jelek loe di dapur." Ucap melodi.

Arka menggeleng gelengkan kepalanya. "Apa salahnya sih bilang maka....."

"Makasih." Potong melodi pelan, dan langsung mengambil piring untuk mencucinya.

Ucapan terimkasih yang cukup pelan, namun masih bisa ditangkap oleh indra pendengar Arka.

"Bagus ada perubahan."ucap arka sambil tersenyum

MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang