Chapter 9 : Motel

28 2 0
                                    

⚠️ WARNING!
Untuk part ini diharapkan yang masih bocil minggir dulu,
ga terlalu penting kok jadi skip aja ya!

"Lalu pada akhirnya, mereka sibuk dengan orang baru."

9 : 모텔

Setelah beberapa hari tidak bertemu Yoongi, aku akhirnya diajak pergi seharian dengannya. Hari ini bukan hari minggu, hari ini adalah hari sabtu, dan kami berdua ijin tidak masuk sekolah. Entahlah, ini rencana Yoongi.

"Kau mau ice cream?" Tanyanya.

Aku mengangguk. Ia bangkit berdiri, berjalan meninggalkanku untuk menghampiri pedaganv ice cream yang ada ditaman. Sekarang sudah malam. Aku dan Yoongi benar-benar seharian pergi. Aku takut dimarahi ibu jika pulang larut seperti ini. Ah iya, kenapa aku bisa berbaikan dengannya? Sebenarnya aku duluan yang mengajaknya mengobrol, karena aku tidak bisa berdiam terus. Dan berniat untuk memutuskannya, mungkin aku bisa memberinya 1 kesempatan lagi. Karena tunangan itu juga belum jelas.

Tak lama Yoongi kembali. Terukir senyum diwajahnya. Akupun membalas senyumnya. "Ini.." ia memberikanku ice cream coklat. "Darimana kau tahu aku suka ice cream coklat?" Tanyaku sembari melahap ice cream. Ia berlagak berpikir, lalu menoleh kearahku. "Dari matamu.."

"Sunbae! Jangan bercanda!"

"Aku tidak bercanda.. kau sangat menginginkannya tadi, matamu sangat berbinar melihat anak kecil memakan ice cream coklat.."

Aku memalingkan wajah. Lalu tiba-tiba Yoongi mengecek jam tangannya, "huh? Sudah jam 12.00 malam!" Panik Yoongi. "Ottokhae?!" Sahutnya lagi. "Aku mungkin tidak bisa diam-diam pulang kerumah.." balasku. Lalu aku saling menatap dengannya.

"Tidak, kalau aku bawa kau kerumahku, alhasil ayah ibuku yang akan marah membawa gadis perawan.."

"Siapa juga yang mau!" Teriakku. Aku memalingkan wajah, berpikir lagi.

"Hotel."

"Mahal! Aku tidak membawa uang yang cukup!" Tolak Hyunri. "Astaga! Aku yang bayar! Mau kemana lagi?!" Teriak Yoongi kesal. "Astaga! Kau meneriakiku?!" Balasku menatap wajahnya kesal. "Maaf.." ucap Yoongi pelan.

"Motel."

"Astaga! Tidak! Sangat sempit!"

"Terus mau kemana lagi kalau tidak kesana?! Kau mau tidur ditaman?!" Oceh diriku sembari menelan habis ice creamku. Ia terihat kesal. "Baiklah.." dan akhirnya ia menerimanya.

Dan sekarang kami berada didepan motel terdekat. Tempatnya sedikit mewah, tulisannya berkata bahwa didalam ada dapur kecil, namun terihat sepi. Jadi tidak mungkin bertemu dengan siapapun. "Sepertinya motel ini penuh.." gumam Yoongi.

"Berisik! Bilang saja kau ingin ke hotel!"

Yoongi terkekeh pelan lalu menggandengku untuk masuk kesana. Aku memakai masker agar tidak ada yang mengenalku.

"Maaf, sisa kamar tinggal satu.."

Aku mengeluarkan nafas kasar. "A-Apa tidak ada kasur tambahan?" Pinta Yoongi kepada orang yang menjaga disana. "Mohon maaf, ini motel.." Yoongi menoleh kearahku.

"Bagaimana?" Tanya Yoongi.

"Terserah." Kesalku. Dan tak disangka, Yoongi menerima kamar itu. Bahkan kasur tambahan pun tidak ada. Saat kami masuk kekamar itu, terlihat bersih dan rapi walaupun kecil.

"Aku tidur diso—.." Ucapan Yoongi terpotong.

Tidak ada sofa.

"Aish!" umpat Yoongi. "Bagaimana ini?" Tanyaku sembari melihat wajahnya. "K-Kau marah padaku?" Tanya Yoongi. "Iyalah! Kenapa malah memesan kamar ini! Kita bisa mencari motel lain!"

Two Prince and The FortunelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang