Keesokan harinya.
Aku sekolah seperti biasa baru saja aku turun dari mobil. Aku melihat Muti dan Danish bergandengan tangan. Ini sungguh tak adil!
"Danish!"
Danish dan Muti menoleh dan aku mendekati mereka. Aku memberikan temlat bekal untuknya.
"Ini dari mama ku jangan lupa di makan ya sayang"
"Hm.. makasih tapi gue udah bawa bekal, maaf"
"Ih gak apa apa, ini ambil"paksaku agar dia menerimanya.
"Ngapain lo masih disini?!"tanyaku pada Muti.
Dia melangkahkan kaki dan Danish menarik tangannya.
"Mau kemana sih?"
POV. MUTI
"Ke kelas"
"Bareng aku aja" ajaknya ", yaudah makasih"ucapnya pada Safira.
POV. SAFIRA
kok belum berhasil ya? Danish aja masih berdua ama Muti.
Apa aku harus godain Danish biar dia lupa sama Muti! Iya itu ide bagus!
-skip》istirahat.
POV. DANISH
"Nish, mau kemana?"tanya Aildil
"Hm.. kemana ya? Kok gue lupa sih?"kok jadi linglung gini sih?
"Nah lo! Lupa kan?"
Mau kemana coba?
Tak lama Safira datang dan dia mulai bersikap bak anak kecil. Jujur aku ingin menghindarinya. Tapi aku tak tau mau kemana.
Aku belum berhasil menghindarinya. Dia masih bersikap seperti itu padaku. Apa sih yang dia mau?
POV. MUTI
Semakin lama aku semakin akrab dengannya dan akhirnya aku merasa nyaman. Susah untuk dilupakan tapi aku tidak berharap lebih darinya.
Maap ya jarang up soalnya aku gada paketan huaa😭.
Beliin dong yang baik wkwk😂.
-JANGAN LUPA VOTE❤-
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Silence [END]
Romance-apa aku berhak memilikinya untuk durasi yang selamanya? -MUTI-