LiS || 23

963 91 19
                                    

Seminggu berlalu, Muti belum juga pulang dari Indo jujur gue rindu:"(.

Pagi ini berharap dia masuk sekolah seperti biasanya. Dan dugaan gue bener!

"Eh itu Muti bukan sih?"ucapku sambil berjalan mendekatinya.

"Mut"dan yaa itu Muti tapi wajahnya datar gak ada ekspresi.

"Apa?"

"Kamu lama banget ke Indo nya"

"Hehe iya"tawanya dengan ekspresi datar.

"Kamu kenapa sih?"

"Gak apa apa, yaudah aku ke kelas dulu"dia berjalan menjauhi ku.

POV. MUTI

Maaf aku menjauh, aku mengalah, aku ga mau sekolah begini terus, tujuan ku mencari ilmu bukan mencari masalah. Jadi aku harus menjauhi Danish dari sekarang.

"Muti"

"Iya"

"Lo lama banget ke Indo"

"Yaallah vier seminggu dibilang lama!"

"Emang lama kok"

"Bentar lah"

"Serah lo deh"Xavier ya mungkin sekarang aku lebih rileks, dia teman lelaki ku yang baik.

Saat istirahat tiba aku dan Dara pergi ke kantin, kini temanku sebagian besar lelaki yang perempuan hanya Dara.

Di kantin aku bertemu dengan Tasya, aku takut, namun disisi lain aku juga ingin menentang nya.

"Hei tumben lo gak sama Danish!"tanyanya dengan nada tinggi.

Tanganku ditarik oleh Dara dan kami menjauh darinya.

Bruk! Aku menabrak seseorang, kepalaku mendongak ke atas seakan melihat siapa yang aku tabrak dan itu Xavier.

"Maaf vi"

"Iya ga apa", "oh ya Dara dipanggil tadi sama Hawa"

"Ngapain?"tanya Dara

Xavier mengangkat pundaknya. "Eh lo sendiri kan? Ama gue yuk"

"Emm iya"

Aku dan Xavier duduk berdua aku tidak peduli tingkah anak anak disini, sebagian anak disini menyindirku dengan sindiran lain.

POV. DANISH DANIEAL/ COKI

Aku ke kelas Muti dan dia gak ada dikelas, Dara juga ga ada,

"Pada kemana sih"

"Udahlah lanjut kantin aja"

Saat aku dikantin aku melihat Muti dengan Xavier, huh pantas saja!

"Mut"sapa ku tanpa basa basi dan langsung duduk di sebelah Xavier.

Muti masih menatap ku dengan tatapan datar.

"Lu minggir bentar ya vier"bisik ku di telinga Xavier

POV.MUTI

"Eh vier mau kemana?"tanyaku kebingungan.

"Toilet bentar"

Huh malas, nanti kalo Tasya liat aku gimana?!

"Kamu biasa nya nunggu dikelas sama Dara, kok sekarang bareng Xavier?"

"Emang kenapa?"ucapku cuek.

"Ya gak apa apa sih, yaudah kamu sama Xavier aja aku pergi dulu"wajahnya terliat datar dan kesal, Danish pergi meninggalkan aku sendiri di kursi. Aku melarang nya.

"Eh kak kak!"

Dia menoleh

"Mau kemana?"

"Kesono bentar"

"Marah?"

"Nggak"

"Trus?"

"Ya gapapa"

Dia terlihat sangat cuek

POV. DANISH DANIEAL/ COKI

Saat keadaan diantara kami membaik, kami mulai berbincang.

"Emang kamu ga sama Dara?"

"Gak"

"Kenapa?"

"Kan Dara bareng temen nya kakak"

POV.MUTI

Aku melihat Tasya dan teman teman nya datang. Aku berusaha tidak melihatnya dan ternyata dia tidak menghampiriku.

Saat itu Danish ada perlu dengan guru jadi dia pergi terlebih dahulu. Aku pulang ke kelas untuk menemui Dara, siapa tau dia sudah pulang.

"Nah itu dara"

"Daraa!!"

Dia melihat ke arah ku"oh muti, ku kira siapa tadi"

"Hehe iya"

Jleb! Seseorang memegang pundakku.

"Tadi kamu ngapain sama Danish?"

"Engh emm.."

Itu Tasya ya aku bosan!

Bruk! Badanku dijatuhkan oleh nya kepalaku tebentur tembok hingga aku tak sadar kan diri.

Saat terbangun tiba tiba aku berada di ruangan yang bagiku sedikit asing, mungkin karena apa aku tidak tau.

Tetapi saat mataku mulai terbuka ada wajah seseorang tepat didepan ku. Kini jarak diantara wajahku dan dia hanya sekitar 4cm, aku mulai menyadari bahwa itu adalah Danish.

"Hmm... syukurlah kamu sudah sadar"

"Em..ee memang aku kenapa?"

"Kamu tadi pingsan, ini minum dulu"

"Iya makasih"

"Kamu gak apa apa kan?"tanyanya dengan sedikit nada kekhawatiran.

"Iya"

"Danish danish lo gak sadar ya? Lo itu udah kena pelet sama diaa!"suara yang terdengar sangat kencang dari luar ruang dan seseorang memasuki ruangan dimana aku dan Danish berada.

"Maksud lo apa?!"

"Gue kasih tau ya lo itu kena pelet nya si Muti!"ucapnya sambil menunjuk ke arahku

Tasya memang sepertinya belum terima kalau dia putus dengan Danish, maka nya dia mencari dengan segala macam cara.

Aku tidak tau harus berbuat apa? Akhirnya aku pergi keluar UKS untuk mencari sedikit ketenangan.

Tapi apa air mata membasahi pipiku.

Aku membuka tirai ruangan dan bergegas pergi Danish dan Tasya sedang membicarakan masalah. Aku mendengar suara Danish memanggilku tapi aku tak peduli.

Aku berjalan melewati koridor sekolah dan akhirnya aku sampai di sebuah lorong yang sepi tak berpenghuni.

Aku menangis sendirian. Dan Jleb! Ada yang memegang pundak ku dari samping.

"Kamu kenapa?"tanyanya.

Aku sekedar menggelengkan kepala sambil terus menangis.

"Kamu pacarnya Danish kan?"

Aku kaget mendengar ucapannya dan aku menoleh ke arah orang itu.

Next part?

Caranya:
-vote sebanyak banyaknya

-komen [next]

-insyaallah nanti aku lanjut

THANK YOU👉💖👈

Love in Silence [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang