LiS || 29

772 68 14
                                    

Aku masuk ke kelas dan segera duduk di kursiku sambil menunggu Dara.

"Mut"

Aku menoleh ke arah nya ternyata dia Xavier.

"Kenapa?"

"Gak kok, gue cuma mau saran doang"

"Apa"

"Gue ada firasat, kalo lo keseringan deket sama Danish nasib sial akan menimpa lo"

"Ha?! Maksudnya?"aku benar benar belum mengerti apa yang dikatakan Xavier. Tapi kata Dara waktu itu, firasat Xavier biasanya benar.

"Lo harus mulai menjauh dari Danish"

"Aku udah berusaha menjauh tapi Danish nya yang.."belum saja aku selesai bicara Xavier memotong pembicaraan ku.

"Sshuuttt, ada Danish"Xavier menutup mulutku menggunakan telapak tangan nya.

Aku berusaha melepaskan tangannya."ish.. apaansi"ketusku.

Danish datang menatap ku dengan tatapan kosong. Dan menghampiriku.

"Ayo ikut aku bentar"menarikku, aku memberi kode pada Xavier agar menolongku.

"Kak lepasin!"

"Bentar doang kok"

"Mau bentar atau lama ini bermasalah buat ku nanti!"

(Menarik nafas)"sudah jangan khawatir"jelasnya.

Aku melepas genggaman nya dan menuju kembali ke kelas.

Dengan wajah ditekuk. Perasaan ku kini campur aduk antara senang, sedih dan marah.

"Vier coba kamu kasih tau ke Danish!"

"Apa?"

"Aku ga mau kalo dipaksa suruh sama dia terus, nanti kalo Safira tau dia bisa menghabisiku!!"ucapku dengan nada kesal.

Kriing...

Bel masuk berbunyi, aku melihat Dara tergeda gesa memasuki kelas.

"Huh untung saja"ucap nya dengan nafas tersenggal senggal.

Tak lama guru datang dan mengajari kami.

Skip》pulang sekolah

POV. DANISH DANIEAL/ COKI

Hari ini aku pulang dengan perasaan tidak tenang. Dan benar saja dirumah ada tamu yang tak aku kenal. Aku sedikit mendengar percakapan antara Mama, Papa dan kedua tamu itu.

"Baiklah pak, nanti saya akan bicarakan lebih lanjut dengan Danish"ucap Papa. Dan apa hubungan nya dengan ku.

Setelah 1 jam tamu itu sudah pergi. Akuyang masih di kamar memikirkan tentang yang disekolah dan ucapan papa tadi.

Dan apa setelah papa memberitahuku aku dijodohkan dengan Safira?! Gak aku ga mau!!

"Tak apa Danish, lagian juga Papa Safira temannya papa jadi kamu tenang aja"

"Aku ga mikirin dia teman papa atau bukan pa, tapi sikap dia buruk!"

"Kamu ini ngomong apasih"

Aku bergegas ke kamar, dan aku mulai frustasi karena hal ini. Papa tidak tau saja sikap dia seperti apa.

"Apa aku harus pacaran sama Muti?, iya itu!! Cara supaya aku tidak di jodohin sama Safira!!, dan itu juga cara meredakan pembullyan terhadap Muti"

"Oke.. aku mengerti!"

Skip》

Keesokan harinya.

Ok bye sampe sini dlu...

Ceritanya nyambung gak sih? Aku ngerasa ceritanya ga naymbung, makanya aku jarang up.

Jangan lupa Vote yaa..

Love in Silence [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang