🌎18.🌎

24 3 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah acara makan selesai, tak lama Inan bangkit dari kursinya menghampiri Anin dan mengulurkan tangannya.
"Sudah selesai tuan putri, mari biar kutunjukkan keindahan dari kerajaan ini."
"Heem, terimakasih Inan" jawab anin sambil menerima ukuran tangan dari Inan.

Mereka berjalan mengelilingi istana kerajaan yg didominasi oleh elemen Angin dan Healing.

"Disini sangat menyejukkan dan menenangkan ya ..."
"Yah... Lebih menyejukkan bila dirimu selalu disini bersamaku."
"Ahhh Inan kau membuatku malu."
"Sungguh, kalau kau tak percaya tanyakan saja pada Keeno jika kau tak percaya. Namun setelah kau datang kemari, kebahagiaan sedikit demi sedikit mulai terpancar."
"..."
"Sejak kepergian kedua orangtuaku kerajaan Angin ini dirundung duka, dan aku tak mau naik takhta sebelum bisa membawamu kemari."
"Mengapa kau harus membawaku kemari?"
"Karena aku sangat mencintaimu sejak kita masih kecil."

Deg... Detak jantung anin mulai berpacu cepat.
"Se...sejak kecil? Apa maksud mu?"
"Ahhh aku lupa kau kehilangan ingatanmu jadi kau tak mengingatnya. Akan ku cerita kan, Dulu waktu aku masih kecil, kedua orangtuaku berkunjung ke dunia manusia, dan aku pergi bermain disekitar taman dekat danau tempat kita bertemu. Ketika melihatmu, aku melihat bahwa dirimu berbeda. Kau sangat unik, makanya aku membuat ilusi di tanah kering itu dengan mengubahnya menjadi danau yg seperti danau yg tadi malam kukatakan padamu. Kita bertemu di danau dan menjadi teman, namun entah kejadian apa yg menimpamu, kau kehilangan ingatanmu dan, aku tak tau bagaimana caranya untuk kembali bisa berbicara kepada mu. Hingga saat itu ku berani kan diriku untuk kembali berbicara denganmu. Aku selalu melihatmu di danau itu tapi aku tak pernah berani untuk mendekati mu. Dan aku selalu menunggumu hingga kau mau ikut denganku tanpa aku harus memaksamu. Karena aku tak ingin membuatmu terluka."

"Inan ... Maafkan aku, hiks...hiks... Maafkan aku ..."
"Anin kau tak salah, jangan minta maaf, sudah jangan menangis ya"ujar Inan sambil mengusap air mata di pipi Anin.
"Ta...tapi... Hiks...hiks kau menderita karena ku hiks...hiks." tangis anin pun semakin pecah.

"Aku tak apa, asalkan kau ada disini bersamaku, aku akan selalu bahagia, sudah jangan menangis" inan mendekap tubuh anin dan membiarkan hingga tangis anin mereda.
"Maafkan aku hiks...hiks... Maaf ..."
"Sudah jangan menangis, nanti kecantikan mu akan hilang. Jangan menangis ya ... Berjanjilah padaku bahwa kau tak akan menangis selain tangisan bahagia. Janji ..."
"Heem... Janji."

Kemudian inan membersihkan sisa air mata yg masih berada di pipi Anin.
"Tersenyumlah, ayo ikut aku, aku punya tempat yg paling indah, disana kau bisa melihat seluruh kerajaan Angin ini."
"Heem baiklah" jawab anin sambil tersenyum manis.
"Kita berteleportasi"

Dalam sekejap mereka sampai ditempat itu. Mereka ditempat paling tinggi di istana itu, mereka di menara tertinggi, disana mereka bisa melihat seluruh kerajaan Angin dari menara itu.

"Kau suka? Indah bukan?"
"Heem sungguh indah pemandangan yg sangat cantik. Aku suka tempat ini. Menenangkan. Kau tau dari sini aku bisa melihat semuanya, melihat keindahan yg sangat menyejukkan. Ini akan menjadi tempat favorit ku. Terimakasih Inan" ujar anin sambil tersenyum kearah inan.

Dan inan hanya membalas dengan senyuman.
"Oh iya, inan maukah kau mengajari ku cara berteleportasi?"
"Baiklah ... Kemari akan kuajari."

Mereka duduk dibangku yg ada di menara itu.kemudian Inan menjelaskan kepada anin bagaimana caranya untuk berteleportasi.

"Anin, jika kau ingin berteleportasi kau harus bisa membayangkan bagaimana tempat itu,pusatkanlah pikiran dan energimu untuk berpindah tempat, ke tempat yg kau ingnkan. Kalau begitu coba kau lakukan. Coba berteleportasi ke dekat tiang itu."
"Baiklah akan kucoba."

Tak lama kini anin sudah berada didekat tiang.
"Inan aku berhasil, yeahhh aku berhasil yeyeye aku berhasil."
'Kau tak pernah berubah Anin, masih seperti waktu kau masih kecil.'batin inan.

"Baiklah kalau kau berhasil kembalilah kemari duduk disampingku."
Setelah mengucapkan itu inan berbaring dibangku itu. Anin yg terlampau bahagia mengabaikan apa yg sedang dilakukan inan dan langsung berteleportasi ke bangku.
"Akkkhhh... Kau menduduki anin"
"Ahhhh maaf."refleks Anin langsung berdiri. Namun ditahan oleh Inan hingga Anin jatuh ke pelukan Inan.
"Tak apa ... Biarkan seperti ini dulu."

Anin tak tau harus melakukan apa, dia hanya diam dalam pelukan Inan, dan sekarang wajahnya tengah memerah.

"I..inan... A...aku malu..."
"Tak usah malu, hanya ada kau dan aku disini, bukankah begitu calon permaisuriku."
"Tapi bagaimana jika ada orang yg tiba-tiba datang kemari. Kau hanya membuatku semakin malu Inan."
"Biarkan seperti ini ..."
"Tapi inan ..."
"Diamlah ... "
"Hemm ..."

Anin tak berani membantah perkataan Inan, dan Anin mencoba untuk menenangkan jantungnya yg berdebar-debar. Anin menenggelamkan wajahnya ke dada bidang milik Inan.

Setelah tenang dan merasa damai di pelukan Inan, Anin tak memungkiri, bahwa saat disamping Inan dirinya merasa damai. Kemudian Anin terlelap dalam pelukan Inan.





🌎🌏🌍🌎🌏🌍🌎🌏🌍🌎🌏🌍

Sampai disini disini dulu ya ...

Salam hangat
#Anin💜
#Inan💙

Jangan lupa vote dan komen .

Kritik dan saran sangat membantu see you 😘😉

My World Queen Of The SouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang