Rait's Present
...
Tak terasa dua hari telah berlalu begitu cepat. Tenda-tenda pengungsian telah dibongkar dan para penduduk telah kembali ke kediaman masing-masing. Tak ada gempa susulan yang terjadi dan hal ini cukup melegakan para warga.
Dua hari hingga saat ini menjadi masa-masa sibuk para penduduk suku. Hal ini dikarenakan ada beberapa bangunan berupa rumah warga dan beberapa fasilitas umum yang rusak karena dihantam gelombang dan harus diperbaiki sehingga seluruh penduduk suku saling gotong-royong dan bahu-membahu dalam menyelesaikan seluruh kekacauan ini.
Kegiatan sekolah dan latihanpun turut diliburkan. Tak banyak yang bisa dilakukan Haechan selama masa perbaikan ini. Dirinya hanya membantu Neneknya dalam menyiapkan makanan bagi para penduduk yang bekerja.
Dan selama dua hari ini dia belum berjumpa dengan Mark. Lind mengatakan bahwa Mark terlampau sibuk membantu memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak. Lind sendiri akan sesekali berkunjung ke rumahnya dan membantu dirinya dan neneknya membuat makanan dan membagikannya kepada warga.
Selama dua hari ini pula Haechan selalu merasa gelisah. Dalam benaknya senantiasa mengulang kejadian yang sama seperti kaset yang rusak. Pantai, anak kecil, bebatuan, air laut, kaki yang dipacu untuk berlari, dan keadaan yang bergerak lambat.
Hal itu terus terulang bahkan sampai ke alam bawah sadarnya, dalam mimpi di setiap malamnya. Dalam keadaan sendiri Haechan akan merenung, berdiam diri dan memikirkan segala hal yang kiranya dapat menjadi titik terang dalam segala kerisauannya. Namun tak ada.
Tidak ada sama sekali.
Yang ada hanyalah jalan buntu dengan dirinya yang semakin meragukan diri sendiri.
Siapa dia sebenarnya?
...
Lind adalah gadis yang begitu peka. Dirinya dengan jelas dapat membaca segala jenis perubahan yang terjadi disekitarnya, terutama perubahan yang terjadi pada Haechan.
Anak itu menjadi begitu berbeda. Haechan yang dikenalnya memanglah Haechan yang selalu merenung dan begitu keras kepala. Namun setelah kejadian yang menimpa mereka belum lama ini Haechan menjadi sosok yang tidak dikenalnya. Haechan yang dikenalnya bukanlah Haechan yang pendiam dan selalu kehilangan fokus dalam berbagai kesempatan. Walaupun dia sering merenung, Haechan adalah sosok yang hampir sama cerewetnya dengan Lind. Haechan yang dikenalnya juga merupakan sosok yang tanggap dan selalu fokus.
Lind tidak bisa menahannya lagi. Tidak bisa dia melihat Haechan yang ini. Sehingganya gadis itu memaksa kembarannya untuk menemui Yava dan meminta jalan keluar untuk mengembalikan Haechan yang dikenalnya.
...
Malam ini merupakan malam yang dingin dan begitu senyap. Para penduduk suku telah beristirahat lebih cepat dari biasanya dikarenakan seluruh perbaikan bangunan yang rusak telah selesai dilakukan. Penat yang dirasakan seluruh penduduk suku terbayarkan hari ini dengan beristirahat lebih awal.
Ditengah gelap gulita itu, rumah Yava masihlah memancarkan cahaya dari lentera yang dipasang di balkon. Tepat di depan pintu rumah bercat cokelat itu berdiri Mark dan Lind yang membawa lentera guna menerangi jalan.
Pintu rumah itu diketuk tiga kali oleh Mark dan segera setelahnya pintu itu terbuka dan menampakkan Haechan dengan pakaian tidurnya.
"Mark? Lind? Apa yang kalian lakukan di sini? Kalian tidak istirahat?"
Lind menggeleng dengan semangat dan segera menerobos masuk ke dalam rumah diikuti Mark dibelakangnya.
Gadis itu meletakkan lentera yang dipegangnya di atas meja dekat jendela dan segera mendekat ke arah Haechan. Gadis itu menarik tangan Haechan menuju lantai dua, lebih tepatnya kearah balkon rumah. ketiganya duduk membentuk lingkaran.
"Kita bertiga sudah lama tidak berkumpul bersama. Jadi aku dan Mark memutuskan berkunjung. Lagi pula ini belum selarut itu. Kita masih terlalu muda untuk tidur lebih awal"
Haechan menghela napas lelah mendengar celoteh luar biasa milik Lind. "Alibimu telalu jelas. Intinya kalian mau apa?"
Perkataan dari Haechan hendak dijawab oleh Lind namun disela lebih cepat oleh Mark. "Kami khawatir padamu."
Haechan terdiam sesaat. Arah pandangnya berubah. Dirinya membuang pandangan ke arah bulan yang bersinar terang dan tersenyum sekilas. "tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentangku."
"Kau dan keras kepalamu memanglah kesatuan yang solid. Erat sekali, tak mau berpisah. Sampai aku gemas sekali ingin memiting lehermu."
Haechan hanya terkekeh sekilas mendengar pernyataan dari satu-satunya wanita diantara mereka. Lind memang luar biasa. Dia akan membentak siapa saja yang membuat dirinya marah tanpa pandang bulu.
Keheningan menyapa mereka bertiga. Tak ada yang berusaha memulai percakapan. Ketiganya hanya sibuk tenggelam ke dalam pikiran masing-masing tanpa menyadari Yava yang mendekat ke arah mereka dengan gulungan kertas di tangannya.
"Ah, ada Lind dan Mark rupanya."
Ketiganya menoleh ke arah Yava yang mendekati mereka. Sontak mereka memberikan ruang untuk Yava duduk. "Masih mengkhawatirkan Haechan?"
Kedua kembar itu mengangguk kompak membuat Haechan tak tahan untuk kembali membuka suara. "Sudah ku katakan bukan, tak ada yang perlu dikhawatirkan tentangku."
"Haechan kumohon, sekali ini saja jujurlah pada kami. Bagilah keresahanmu pada kami." Perkataan Mark disetujui oleh Lind.
Yava yang sedari tadi memandang dan memperhatikan cucu dan dua kembar itu hanya bisa tersenyum getir dan dengan perlahan mengeluarkan selembar lukisan yang dari sedari tadi digenggamnya. Lukisan itu diletakkannya ditengah-tengah dan sukses menjadi perhatian.
"I..Ini?'
Ketiganya tergugu. Tak lepas mata memandang lukisan itu. Tepatnya sosok dalam lukisan.
"I..Ini... Haechan?"
Mark berbicara dengan terbata. Matanya masih fokus menatap sosok dalam lukisan. Sosok yang begitu mirip dengan sahabatnya. Sosok dengan rambut panjang berwarna biru gelap dengan senyum yang amat manis. Terlalu mirip dengan Haechan namun juga berbeda karena nyatanya sosok dalam lukisan itu adalah seorang perempuan.
"Namanya Dongsook. Salah satu penjaga wanita dengan elemen air terkuat pada masanya. Wanita yang begitu lembut namun kuat secara bersamaan. Wanita yang tangguh dan hebat. Wanita itu adalah anakku. Wanita itu ibumu, Haechan."
-To Be Continue-
Yey!! Chapter 3!!
Edisi spesial sebelum lebaran wkwkkwkk
Tapi pendek banget ch. yang ini :(
KAMU SEDANG MEMBACA
HORIZON : Markhyuck ✔
Fanfiction[TELAH DIBUKUKAN] [LENGKAP DI PDF] Harusnya Haechan menyadari bahwa sedari awal eksistensinya adalah sebuah pertanyaan besar. Terlihat jelas dari perbedaan sepenuhnya antara dia dan mereka. Fisik maupun aura. Lantas, siapa dirinya?