Prolog

88 7 0
                                    

Bugh!!

"Eh lo!!" teriak Almira. Namun tidak membuat cowok didepanya berbalik. Entah tuli atau memang tidak peduli.

"Lo cowok bukan sih? udah nabrak bukanya minta maaf atau bantuin
Malah diem aja kek tembok" ucap Almira dengan lantang.

Dan cowok itu berjalan dengan santainya kemudian berlalu begitu saja tanpa menoleh kebelakang dengan rasa bersalah sedikitpun. Lalu, dia menaiki motor besar kesayangannya dan meninggalkan cewek yang berteriak seperti tarzan tadi.

Gadis dengan bandana berwarna merah  itu sangat kesal dan menyumpah serapah cowok yang menabraknya tadi "Dasar sinting. Gue doain lo nanti kepeleset habis itu kaki lo patah tangan lo juga patah terus geger otak. Biar mampus. Udah salah, bukanya minta maaf terus pergi gitu aja. Dasar tembok!" gerutu Almira kesal

****


Lalu Almira menuju mobil sedan miliknya yang berwarna putih itu yang sudah terparkir rapi dihalaman sebuah rumah yang begitu megah.  Lalu cewek itu turun dari mobil dan menuju rumah megah tersebut.

ASSALAMUALAIKUM MIRA CANTIK, IMUT, DAN TIDAK SOMBONG PULANG!!” teriak Almira  lantang saat sudah masuk kedalam rumah megah tersebut. "Loh kok sepi sih? mama kemana ya? apa keluar?" lanjutnya.

SURPRISSEEEEEEE!!!

Teriakan kencang yang berasal dari lantai atas di sana sudah berdiri dua orang paruh baya laki-laki dan perempuan. Ya itu adalah orang tua Almira, papanya baru pulang dari luar negeri.

Almira berlari dan langsung memeluk tubuh papanya itu. "Paapaaaa!! Papa kapan balik dari Aussy? kenapa enggak bilang sama Mira kalo papa pulangnya hari ini? waktu telfon papa bilang pulangnya masih 1 minggu lagi." cecar Almira yang sedari tadi bertanya kepada sang papa, sambil mengerucutkan bibirnya.

"Papa baru pulang setengah jam yang lalu sayang. Papa cuma mau bikin surprise makannya enggak bilang sama kamu, kalau bilang namanya bukan surprise lagi dong." ucap papa Almira sambil menjawil hidung Almira dengan gemas. Putrinya itu benar - benar menggemaskan saat merajuk seperti ini.

"Oh iya sayang gimana sekolah kamu?" lanjut Taufik- papanya Almira.

"Enggak gimana-gimana pa gitu-gitu aja. " ucap Almira sambil menggendikkan kedua bahunya karena memang baik-baik saja.

"Ya udah sekarang kamu ke masuk ke kamar habis itu mandi langsung turun, kamu belum makan kan?" ucap Alfina kepada putri semata wayangnya itu. Alfina itu mama-nya Almira ya guys.

Almira mengangguk mengiyakan ucapan mama-nya itu. Lalu Almira masuk ke kamarnya, tapi bukannya mandi Almira malah membaringkan tubuhnya ke kasur kesayangannya itu. Almira sedang menatap langit- langit kamarnya. Dia masih sedikit kesal dengan kejadian tadi. Baru kali ini dia bertemu dengan cowok yang menurutnya sama seperti tembok. Tapi dia merasa tidak asing dengan wajah cowok sinting yang menabraknya tadi.

"Kenapa gue familiar tuh cowok tadi sih? " ucapnya sambil menerawang apa dia pernah bertemu dengan cowok sinting tadi.

"Atau mungkin perasaan gue aja? gue halu kali ya? mana mungkin sih gue ketemu sama cowok sinting kayak dia!” lanjutnya. Almira kembali kesal saat mengingat cowok tadi.

 ****

"Dari mana aja lo?! " tanya  seorang cowok dengan gaya tengilnya.

"Ada urusan," ucap cowok itu singkat.

"Lo gak lupa kan, kalo minggu depan kita di tantang sama SMA Cendrawasih?" tanya seorang cowok dengan jaket berwarna hitam.

"Gak" jawab Keenan. dia masih memikirkan cewek yang teriak tadi dia terlihat familiar saat melihat wajah cewek itu dari kaca spion. Tapi dia lupa pernah bertemu dimana, apa dia cuma halu? karena dia tidak mengingatnya.

"KEN?!" teriak Rendy teman Keenan. karena sedari tadi dia memperhatikan temannya itu sedang melamun
Kenapa gue kepikiran cewek tadi yah?  ucapnya dalam hati.

Merasa tidak ada jawaban Rendy pun mengguncang bahu lebar Keenan "WOY KEN LO CONGEK HAH?!" teriaknya lagi, dia sudah kesal karena tidak ada respon.

"Kumpulin semua  anak - anak Thunder. Kita omongin soal anak SMA Cendrawasih yang nantangin kita." Ucap Keenan dengan tegas. Dia tidak menjawab pertanyaan temannya tadi, karena menurutnya tidak ada yang perlu dia jawab.

"Laksanakan kapten!" Ucap Rendy dan Dimas dengan serempak. Mereka langsung mendial nomor anak Thunder dan menyuruhnya untuk segera ke markas. Mereka memang partner somplak. Tapi jangan salah mereka sangat menjunjung tinggi pertemanan.

Selesai Keenan mengumpulkan anak-anak Thunder  Keenan membubarkan seluruh anggota Thunder. Mereka pun ada yang langsung pulang dan ada yang sekedar nongkrong di sana. Katanya dari pada dirumah gabut mending nongkrong bisa sama teman-teman.

"Gue cabut" ucap Keenan kepada teman- temanya. Mereka semua mengangguk dan mengacungkan jempol.

Rumah bercat putih dengan gaya klasik tapi modern itu nampak begitu sepi. Rumah yang dulu dipenuhi dengan canda dan tawa kini hanya sunyi senyap. Tidak ada lagi suara bahkan hanya sekedar sapaan.

Cowok dengan jaket hitam beserta motor besarnya itu menatap sendu kedalam rumah dengan menghela nafas berat. Kemudian dia masuk dan langsung menuju ke kamarnya dan segera merebahkan tubuh atletisnya ke kasur king size-nya. Dia menatap langit-langit kamarnya sambil melamun. Dan kesadarannya semakin hilang saat dia tertidur tanpa melepas sepatu dan mengganti seragamnya. Mungkin dia lelah ya guys maklumin aja, haha.








#TBC
Lanjut ke part 1 aja okeh:)
Berhubung ini cerita pertamaku. Kalau ada salah wajarlah kan masih belajar
Hehehehe:)

Semoga kalian sukaaa😘jangan lupa vote + komen dan follow akun Watttpad ku ya @NinisIchaa😊

Jangan lupa juga follow akun Instagram aku @ _iichaaaaa_

ALKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang