Bel pulang sekolah sudah berbunyi membuat seluruh siswa SMA Tunas Bangsa segera bergegas keluar kelas dan pergi menuju ke parkiran untuk mengambil kendaraan masing-masing. Almira, Amanda, Lisa masih berada dikelas mengemasi barang-barang mereka dan meneliti agar tidak ada barang mereka yang tertinggal. .
"Ra?" panggil Amanda pada Almira. Amanda memasukkan semua bukunya kedalam tasnya.
Almira yang merasa dipanggil pun hanya menoleh menatap kedua mata Amanda seolah bertanya ‘Apa?' karena Almira sibuk memasukkan buku-bukunya kedalam tas agar cepat pulang.
"Lo pulang dijemput? Apa bawa kendaraan sendiri?" tanya Amanda. Amanda hanya memastikan kalau temannya itu dijemput kalau tidak juga tidak apa Amanda hanya sekedar bertanya bukan untuk memberi tumpangan. Terus ngapain nanya oneng!
“Gue dijemput. Emang kenapa?" jawab Almira. Tumben teman sablengnya itu bertanya. Biasanya juga Lisa yang bertanya. Kalaupun Amanda yang bertanya itu hanya untuk membuat Almira kesal.
Lisa menoleh “Kesambet apaan lo nanya si Mira dijemput apa bawa kendaraan sendiri? Mau ngasih tumpangan lo?!” tanya Lisa nyolot. Dia sudah menduga kalau Amanda hanya ingin membuat Almira juga dirinya kesal. Karena Amanda hanya bertanya bukan memberi tumpangan.
Amanda terkikik geli rupanya Almira dan Lisa sudah tau kalau dirinya hanya bertanya tidak bermaksud memberi tumpangan. “Nanya doang gue mah!" cengir Amanda melebar.
Almira dan Lisa mendengus mereka tau jawaban Amanda sekalipun mereka tidak bertanya. Lalu mereka bertiga keluar kelas diselingi tawa juga kekonyolan Amanda.
“Gue duluan ya! Udah dijemput. Kalian hati-hati digodain om-om!" pamit Lisa diiringi tawa. Lisa suka sekali menjahili temannya itu.
Almira tergelak mendengar ucapan Lisa. “Mana ada yang berani sih? Orang ada dedemit disebelah gue pasti yang mau godain gue kejang duluan!” jawab Almira. Tawanya semakin meledak saat melihat muka kesal Amanda. Karena Almira suka sekali menistakan Amanda yang sering membuatnya kesal. Rasakan itu!
Lisa terkekeh melihat muka kesal Amanda. “Yaudah bye!” pamitnya sekali lagi.
“Bye! hati-hati juga lo!” ujar Almira dan Amanda kompak. Lisa yang melihat itu hanya mengacungkan jempolnya. Lalu masuk mobil yang sudah ditunggu oleh supirnya.
Amanda melihat sekeliling lalu matanya menangkap supirnya yang baru sampai. “Supir gue udah jemput, tapi bokap lo belum jemput. Yakin lo dijemput?” tanya Amanda sekali lagi. Dirinya juga tidak tega kalau meninggalkan Almira sendirian meskipun dia tadi hanya berniat bertanya.
Almira menoleh lalu menghedikkan bahunya acuh. Karena memang tidak ada tanda-tanda papanya yang datang untuk menjemputnya. Tiba-tiba ponselnya berdering tanda notifikasi masuk. Almira segera membuka isi pesan itu lalu membacanya.
Papa:
Sayang sebelumnya papa minta maaf karena gak bisa jemput kamu soalnya ada meeting dadakan hari ini. Apa kamu mau supir aja ya yang jemput kamu?Almira : Enggak usah pa, Mira bisa pulang sendiri jangan khawatir. Mira juga bisa jaga diri.
Setelah memberi balasan kepada sang papa. Almira memasukkan ponselnya kedalam sakunya. Almira tidak pernah marah kepada papanya. Karena dia tau papanya bekerja untuknya. Meskipun begitu Almira tidak pernah kekurangan kasih sayang, sesibuk apapun keluarganya selalu meluangkan waktu bersama.
Amanda melihat Almira yang tersenyum padahal dirinya tau bahwa papa Almira tidak bisa menjemputnya. “Kesambet lo Ra! senyum-senyum sendiri lagi. Gak jadi dijemput kan lo? Mau pulang bareng gue aja?” tanya Amanda serius. Amanda tidak akan setega itu meninggalkan sahabatnya sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKEN
Teen FictionKetidaksengajaan mempertemukan mereka berdua. Pertemuannya dengan gadis begajulan, gadis yang berbeda dari gadis lain. Gadis seperti itu sangat langkah. Dimana gadis lain berlomba-lomba untuk menjadikannya kekasih. Namun, tidak dengan gadis itu. Saa...