Part 10

6 2 0
                                    

       Mataku bertemu banyak mata.
     Tetapi hanya tersesat di matamu.

            -Keenan Arlano Wijaya-

                 Happy Reading❤

Jangan Lupa Buat Vote And Komen!!!  Karena Dengan Kalian Melakukan Itu Semua Sama Aja Kalian Menghargai Penulis. Tinggalin Jejak Kalian Di Bawah Okeh.

Hari ini Keenan dan kedua temanya sengaja membolos pelajaran dan pergi ke warung bu Sri. Alasannya pun tetap sama. Yaitu, malas mengikuti pelajaran.

"Nanti malem lo jadi balapan sama si Axel?" tanya Dicky pada Keenan.

"Iya" jawab Keenan.

"Menurut gue gausah deh" sahut Rendi membuat Dicky dan Keenan menolehkan kepalanya.

"Maksud lo apa gausah? Lo pikir gue pengecut?" balas Keenan menatap tajam ke arah Rendi.

"Bukan gitu. Tapi perasaan gue kali ini ga enak. Kayaknya si Axel ngerencanain sesuatu gitu" ujar Rendi dengan tampang serius.

"Halah cuma perasaan lo doang kali" ujar Dicky sambil meminum es teh-nya.

"Kagak. Beneran dah" ucap Rendi dengan jarinya membentuk huruf 'V'

Setelah itu Keenan menatap ke depan. Sebenarnya perasaanya kali ini sama seperti Rendi. Dia nampak begitu gelisah menerima tantangan yang di berikan Axel kemarin.

"Dim" panggil Keenan.

"Hm" jawab Dimas.

"Lo balik ke kelas kan?"

"Kenapa?"

"Gue nitip ini. Kasih ke Almira" Keenan memberikan kantong plastik yang di dalamnya berisi roti dan minuman.

Dimas mengambil kantong plastik tersebut. "Ongkir" ujarnya.

"Ebuset. Gitu ajah ongkir?" tanya Keenan dengan wajah kagetnya.

"Becanda" Dimas tertawa lalu melompat pagar dan masuk ke area sekolahan.

Dimas berjalan di koridor kelas IX-Ipa 2 dengan gaya coolnya. Banyak pasang mata yang memeperhatikanya terutama kaum hawa yang melihatnya  dengan tatapan memuja. Sungguh sangat menawan.

"Almira-nya ada? " tanya Dimas pada salah satu teman sekelas Almira.

"Ada, di dalem" jawabnya.

Dimas mengangguk lalu memasuki kelas Almira. Dan benar saja, di sana dia melihat seorang gadis tengah membawa novel dengan kedua telinga yang terpasang earphone.

Dimas meletakkan kantong plastik tersebut di atas meja Almira. Sontak membuat Almira berjingkit lalu menutup bukunya dan melepaskan earphone-nya.

"Apa?" tanya Almira pada Dimas.

"Dapet kiriman" jawabnya.

"Dari siapa?" tanyanya sekali lagi.

"Dari utusan warung bu Sri" jawabnya lalu duduk di depan Almira.

"Ha?" ucap Almira yang masih bingung.

"Dimakan. Kalo gak nanti gue gak dapet ongkos kirim"

"Ehm.. Yaudah makasih ya dim" ujarnya lalu tersenyum.

Dimas menganggukan kepalanya lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke luar kelas Almira.

Saat Almira membuka kantong plastik tersebut dia menemukan secarik kertas yang bertuliskan.                      'SELAMAT MAKAN I❤U'

ALKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang