Kita hidup di zaman dimana
Orang menilai kita tanpa tau kita
Yang sebenarnya.-Keenan Arlano Wijaya-
"Sini lo bajingan!" murka Keenan, dengan menyeret Tama ke taman belakang sekolah. Dirinya benar-benar muak dengan tingkah Tama. Dia menganggap Tama hanya kuman, bukan hanya dirinya tapi semua.
"JADI SELAMA INI LO YANG JADI MATA-MATA ANAK CENDRAWASIH HAH?!!" bentak Keenan keras lalu menarik kerah kemeja Tama. Keenan membabi buta Tama tanpa memberi celah untuk Tama balik menghajar dirinya.
“Kenapa lo diem aja hah?!” lanjutnya.
“Kalau gue emang mata-mata anak Cendrawasih lo mau apa?" ujar Tama meremehkan Keenan.
“Jangan banyak bacot! Lo bukan perempuan. To the point langsung mau lo apa!" ujar Rendy dan Dimas hampir sama. Mereka benar-benar ingin membunuh Tama kalau saja negara ini bukan negara hukum.
“Lo mau tau kan kenapa gue mau jadi mata-mata? karena gue muak lihat kelakuan anak-anak Thunder. Gue benci lihat lo semua yang sok-sok an jadi penguasa disini. Terutama lo!" geram Tama. Telunjuknya menunjuk Keenan karena dirinya memang tidak menyukai cowok itu.
"Selama ini gue pengen gabung sama anak - anak Thunder tapi lo semua nolak gue karena gue sepupunya Axel musuh bebuyutan anak Thunder. Kalian semua pengecut! Kalian gak mau nerima gue cuman gara-gara gue sepupuan sama Axel hah?!" bentak Tama penuh amarah. Tama merasa harga dirinya jatuh karena penolakan dari anak Thunder.
Keenan menggeleng tidak habis pikir dengan jalan pikir juga kelakuan Tama. Meskipun dia menolak Tama untuk bergabung dengan anak Thunder, tapi dia tetap menganggap Tama sebagai teman bukan musuh atau apapun. Meskipun dia tau Tama adalah sepupu dari Axel musuh bebuyutan-nya.
BUGUH!!!
BUGHH!!!
Keenan memberi pukulan telak untuk Tama. Cowok itu sama sekali tidak memberi celah Tama untuk melawan. Dirinya benar-benar emosi dengan pengakuan Tama kalau memang dia mata-mata anak Cendrawasih untuk mengawasi anak Thunder. Tidak hanya Keenan tapi semua anak Thunder tidak menyangka jika pikiran Tama sebuntu itu. Hanya karena dia tidak menjadi bagian dari anak Thunder dia rela menjadi mata-mata. Memang dasar otaknya dangkal untuk berpikirpun susah.
GEDUBRAK!!!
Semua terkejut dengan suara tadi, ditambah dengan kedatangan Pak Danu. Entah dari mana guru itu tau kalau mereka semua berada di taman belakang sekolah. Guru itu melotot garang sambil berkacak pinggang pada Keenan juga Tama.
“Kamu gak bosen buat masalah terus hah?!" bentak Pak Danu. Telunjuknya mengarah pada Keenan
“Saya bingung dengan kelakuan kamu Keenan. Kamu tidak pernah jera meskipun diberikan hukuman apapun. Kamu anak orang apa setan? Gak ada takut-takutnya sama sekali!” lanjutnya.
Dan seperti biasa Keenan hanya diam dengan pandangan tajam dan datar. Keenan tidak habis pikir, kenapa semua orang membuang waktunya hanya untuk mengomentari kelakuan seseorang. Dirinya sudah kebal dengan nasihat pak Danu karena kelakuannya. Keenan diam bukan berarti tidak mendengar, dia mendengar dengan jelas keluhan yang keluar dari mulut guru itu. Tapi Keenan tidak ambil pusing dia akan melakukan hal apapun yang menurutnya menyenangkan.
“Kalian berdua ikut saya ke ruang guru sekarang!!" titah Pak Danu tegas tak terbantahkan.
Saat sampai di ruang guru keduanya hanya diam. Keenan dengan pandangan datarnya dan Tama dengan sikap cueknya. Keadaan diruang guru begitu hening. Tidak ada yang mau mengakui siapa yang berbuat salah. Keenan dan Tama sama-sama saling menuduh. Bukannya Keenan tidak mau mengakui kesalahannya. Tapi disini yang salah Tama bukan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKEN
Teen FictionKetidaksengajaan mempertemukan mereka berdua. Pertemuannya dengan gadis begajulan, gadis yang berbeda dari gadis lain. Gadis seperti itu sangat langkah. Dimana gadis lain berlomba-lomba untuk menjadikannya kekasih. Namun, tidak dengan gadis itu. Saa...