Part 01

32 5 0
                                    

Sinar matahari yang sangat cerah masuk kedalam celah jendela, mengusik gadis cantik yang sedang tertidur lelap bergelut dengan mimpinya.

Carlinsya Almira Atmaja. Gadis cantik dengan setelan piyama bergambar doraemon itu terlihat sangat menggemaskan. Perlahan gadis itu membuka matanya dan melihat ke arah jam weker yang sudah menunjukkan pukul 06.15.

"YA AMPUN GUE TELAT!!" teriaknya karena keterlambatan saat bangun.

"MAMA"teriaknya. Namun tidak ada sahutan. "MAAA" teriaknya sekali lagi sedikit kencang. Karena tidak ada sahutan dari sang mama.

"Eh non Mira udah bangun" sapa bi Ijah hangat. Art di rumah Almira ya guys.

"Mama sama papa kemana ya bi kok gak keliatan sih? kenapa juga enggak bangunin Mira? kan bangunnya jadi telat. Bibi juga kenapa enggak bangunin Mira biasanya dibangunin juga!" ucap Almira. Gadis ini selalu merajuk saat telat bangun.

"Bapak tadi pergi ke kantor, kalau ibu pergi ke butik. Tadi ibu pesan sama bibi buat bangunin non Mira, tapi bibi lupa non maaf ya?" ucap bi Ijah penuh sesal.

"Oh iya, non Mira mau sarapan apa? mau bibi buatin nasi goreng?" lanjut bi ijah.

"Enggak usah bi, aku udah hampir telat ini. Aku langsung berangkat aja kalau gitu." Ucap Almira kemudian pergi menuju bagasi dan menaiki mobilnya.

Di tengah perjalanan, Almira merasa mobilnya sedikit oleng. Akhirnya diapun keluar dan mengecek mobilnya.
Padahal gadis itu terburu-buru karena sudah hampir telat ke sekolah.

"Ya kok bocor sih?! gatau apa kalo gue buru-buru banget. Udah hampir telat nih bisa dihukum gue kalau telat beneran." ucapnya sedikit kesal.

Almira pun melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul 07.45. Alamak! bentar lagi.

Dia menepuk jidatnya sedikit keras. "KURANG 10 MENIT LAGI ANJIR. MAMPUS MAMPUSS!!!" ucapnya sedikit gusar.

"Apa gue lari aja kali ya? dari pada nunggu angkutan umum lama, belum tentu juga masih kosong. apalagi jam segini pasti penuh." gumamnya. Lalu mengambil tas yang ada didalam mobilnya.

                            ****

Sementara itu, di dalam kamar yang bernuansa hitam putih masih terdapat cowok yang tertidur dengan lelap. Dan perlahan dia menguap sambil menggeliat menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya yang sedikit kecoklatan.

"Baru bangun?kamu enggak ngelihat ini udah jam berapa?" ucap pria paruh baya. Yang tak lain papa Keenan.

"KALAU PAPA TANYA ITU JAWAB BUKAN MALAH DIAM KAMU BISU?!" bentakan itu terdengar nyaring di seluruh penjuru kamar Keenan.

"Emang peduli?" ucap Keenan seenaknya. "Bukannya papa cuma percaya dan peduli sama Andre anak kesayangan papa itu? Oh ya dan jangan lupakan pelacur kesayangan papa itu?" lanjut Keenan dingin juga datar.

"JAGA BICARAMU KEENAN! JANGAN LUPAKAN SAYA INI MASIH PAPA KAMU JANGAN KURANG AJAR. DAN YA JANGAN LUPAKAN BAHWA WANITA YANG KAMU SEBUT *PELACUR* ITU MASIH TANTE KAMU!!!" bentakan itu kembali terdengar dan papa Keenan menekan kata pelacur. Tapi bentakan itu tidak membuat Keenan takut sedikitpun.

"Tante? yakin?" ucap Keenan santai. "Tante mana yang tega ngerebut suami dari kakaknya sendiri? Sampai kapanpun saya tidak akan pernah menerima perempuan penggoda itu. Sangat menjijikkan. Dan ingat sampai kapanpun gak akan ada yang bisa menggantikan posisi mama gak akan ada camkan itu!!" Keenan mulai tersulut emosi. Saat apapun yang menyangkut akan hal yang menyakiti mamanya itu.

Kemudian Keenan berlalu ke kamar mandi. Selesai mandi lalu memakai seragamnya, dan pergi menuju motor besarnya. Keenan memacu kendaraanya dengan sangat cepat. Bahkan tak jarang pengendara lain pun mengumpat karena Keenan. Dengan berbagai macam umpatan mereka persembahkan untuk Keenan seorang. Namun Keenan tidak pernah memperdulikanya dan seakan dia menulikan indra pendengaranya. Karena baginya itu tidak penting.

Saat sampai di sekolah Keenan menuju warung Bu Susi untuk memarkirkan motor kesayangannya itu. Kemudian dia melihat gerbang sekolahnya sudah tertutup dan disana dia melihat seorang gadis tengah berdiri didepan gerbang. Akhirnya Keenan pun berjalan dan menghampiri gadis tersebut.

"Ya gerbangnya udah ditutup. Terus gue gimana masa iya manjat? Bisa manjat kagak bisa turun gue. Gara-gara mobil gue mogok nih. Terus gimana gue cara masuknya kalo gini!" Ucap Almira bermonolog.

"Baru telat sehari aja kayak mau mati. Cupu," suara bariton itu terdengar dari arah belakang Almira.

Almira pun membalikkan tubuhnya kebelakang agar dia bisa melihat siapa yang mengejeknya. Dan ya dia melihat seorang cowok dengan penampilan urakan. Rambutnya berantakan, tidak memakai dasi, baju seragam yang dikeluarkan. tidak mencerminkan seorang pelajar. Ckckck tidak patut dicontoh.

"Gue bukan lo. Lo kayak bukan pelajar tapi berandal. Udah urakan suka telat lagi, gini aja masih hidup lo." ucap Almira songong sambil bersedekap dada.

"Lagian lo niat ga sih datang ke sekolah? kalo gak niat mending elo tidur atau enggak mulung kek lumayan tuh dapet duit kalo dituker. Haha" tanya Almira sekaligus mengejek cowok berandal didepannya ini.

"Niat. Lo gak liat gue pakai seragam?" ujar Keenan santai. Kayak dipantai dong.

"Tapi penampilan lo itu sama sekali kayak gak ada niat buat ke sekolah. Dan ya enggak mencerminkan banget kalo elo itu pelajar!" ucap Almira penuh dengan penekanan. Wah mereka gak inget kalo masih didepan gerbang ya.

Keenan pun hanya diam mendengarkan semua ocehan Almira. Diapun teringat kalau gadis yang ada di depanya sekarang adalah gadis yang dia tabrak kemarin. Keenan memperhatikan raut wajah Almira yang sepertinya sangat gelisah.

"Ikut gue" ucap Keenan dengan menarik tangan kiri Almira.

"Eh..." reflek Almira. "LO APA APAAN SIH HAH?!" teriak Almira kencang karena kaget dengan tarikan Keenan.

Dan seperti biasa Keenan menulikan pendengarannya seakan tidak mendengar apapun. Dan akhirnya Keenan membawa Almira ke gerbang belakang sekolah. Almira celingukan melihat keadaan sekitar yang begitu sepi, dia pun mengeratkan pegangan pada tali tasnya gadis itu juga sedikit merinding dan ketakutan.

Keenan pun mengambil tangga untuk dinaiki Almira. Agar gadis itu mudah untuk menaiki gerbang tersebut "Naik!" ujarnya memerintah.

"Maksud lo gimana sih?!" tanya Almira ngegas, karena dia juga masih bingung.
"Naik! Lo pingin masuk kan? Lo gak mau bolos kan? Ya udah cepet naik. Lemot banget sih lo!" ucap keenan sedikit kesal. karena gadis di depannya ini banyak tanya.

"Ngomong dong lo dari tadi. Gue bingung tau! Tapi elo jangan ngintip, kalau ketauan ngintip bengek lo!" ujarnya songong.

Keenan hanya diam tidak merespon gadis yang menurutnya tidak tahu diri itu. Tapi Keenan tetap memalingkan wajahnya. Sedangkan Almira mulai menaiki tangga tersebut satu per satu untuk sampai atas.

"Mak- LOH KOK GAK ADA SIH?!" pekik Almira. Karena pada saat sudah sampai atas dia tidak melihat dimana cowok sinting itu. Padahal dia cuma mau bilang makasih.

Sebastian Keenan Arlano. Si raja jalanan sekaligus ketua geng Thunder.
Kalau mau hidup kalian aman tentram dan damai, jangan pernah mencoba untuk mengusik kehidupan seorang Keenan. Karena dia tidak pernah main-main dengan ucapannya. Meskipun Keenan terlihat diam dan tidak peduli. Siapa sangka bahwa Keenan lebih menyeramkan dari yang kalian kira.















#TBC

Yeayyy akhrinya part 1 selesai juga. Semoga kalian tetep suka ya😘
Jangan lupa tinggalin jejak kalian😊

Typo bertebaran dimana - mana nanti di revisi okeh:)

Jangan lupa juga follow akun Wattpad ku yah @NinisIchaa
Sekalian akun Instagram aku @_iichaaaaa_

ALKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang