BAB 4.5

13.4K 748 349
                                    

"no regrets came in the beginning..."

⚛⚛⚛

Felicia sudah dibawa ke ruang perawatan setelah beberapa jam ditangani di Instalasi Gawat Darurat, hasil laboratoriumnya belum keluar dan masih menunggu dokter anak yang akan datang besok pagi. Namun suhu tubuhnya sudah stabil setelah perawat memberikannya Suppositoria melalui dubur. Ratih agaknya kini bisa sedikit bernafas lega karena demam Feli sudah turun dan ditangani dengan cepat. Demi Tuhan jantungnya seakan mau keluar begitu saja saat melihat sang cucu kejang-kejang untuk yang pertama kalinya. Ratih pikir Feli hanya demam biasa, ia tak sampai berpikir jika sang cucu akan bisa mengalami hal yang tak pernah ia alami sebelumnya seperti ini, Feli adalah anak yang kuat, dan Ratih tak menyangka sama sekali jika cucu perempuan satu-satunya itu akan sampai sakit seperti ini.

"Oma takut... Oma takut banget pas lihat Feli kejang, Oma pikir saat itu juga Oma bakalan kehilangan Feli, Feli kayak orang lagi sekarat, Oma pikir Feli bakalan pergi ninggalin Oma..." Ratih menangis tergugu seraya memeluk dan menciumi tangan Feli yang bebas dari jarum infus.

Oh... Cucunya yang malang, meski Feli sudah lama ditinggal pergi oleh Alice, namun Feli sama sekali tak pernah menanyakan perihal keberadaan ibu kandungnya itu. Gadis kecil itu terlalu pendiam dan tertutup, namun semenjak mengenal Bella, Feli jadi banyak berubah, sifat manjanya mulai keluar, ia jadi sangat bergantung pada Bella, Bella begitu memahami dan mengerti Feli. Sedangkan Daniel sendiri terlalu jarang dirumah dan sibuk dengan dunianya sendiri, ia jarang berkomunikasi dengan sang putri, jika tidak dalam kondisi Feli sakit begini, maka Daniel tak akan pernah mengkhawatirkan putrinya sama sekali. Harus menunggu Feli sakit dulu, baru Daniel akan memperhatikan putrinya.

"Feli! Mana Feli!" Seru Daniel yang baru saja datang bersama dengan Tommy, kedatangannya langsung disambut dengan aura menyeramkan dari sang ayah, sedangkan Ratih masih terfokus dengan sang cucu tanpa peduli dengan kehadiran sang putra. "Feli... Maafin papa sayang... Maafin papa..." Ungkap Daniel seraya memeluk tubuh Feli yang masih tertidur setelah diberi obat.

"Feli demam tinggi dan tadi sempat kejang, ibu takut banget, ibu pikir bakalan kehilangan dia." Adu Ratih yang masih sesenggukan.

"Daniel nggak tau kalau Feli sakit Bu, maaf..." Ungkap Daniel dengan penuh penyesalan.

"Feli baru pertama kali kejang, makanya ibu panik banget, tapi sekarang demamnya udah turun setelah diberi obat dari dubur sama dokter." Jelas Ratih pada Daniel.

Sedangkan Herman yang melihat itu semua hanya terdiam seraya menahan segala emosi yang tengah menguasai dirinya, Herman adalah pria yang lembut, namun ia selalu mendidik anak-anaknya dengan keras agar menjadi anak yang bertanggung jawab dan tidak sampai melalaikan kewajiban, namun tindakan Daniel kali ini sudah kelewatan, putranya itu melalaikan tugasnya sebagai seorang ayah hingga anaknya masuk rumah sakit seperti ini.

Rasanya kedua tangan Herman sudah sangat gatal, rasanya ingin sekali ia lampiaskan pada Daniel sekarang juga supaya putranya itu segera bangun dan sadar. Selama ini Daniel sudah terlalu lama bertindak sesuka hatinya, Herman membiarkan itu semua karena tak mau ikut campur dengan urusan Daniel, Daniel sudah dewasa dan bisa mengambil segala keputusannya sendiri. Perusahaan yang dibangun oleh Herman mulai dari nol juga kini semakin besar dibawah kepemimpinan Daniel. Namun sayangnya, putranya itu selalu bodoh mengenai hubungan asmaranya.

My Naughty Fiancee (Tersedia Di Google Play Book/Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang