BAB 6.2

13.2K 925 237
                                    

***

Felicia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter setelah empat hari dirawat di rumah sakit. Kondisi gadis kecil itu kian membaik karena kehadiran Bella yang selalu menemaninya dan merawatnya. Begitu pula dengan Daniel yang hari-harinya semakin cerah karena bisa bersama-sama dengan Bella terus, apalagi Bella begitu baik dan perhatian padanya, membuat Daniel menaruh harapan yang begitu besar terhadap gadis itu, Daniel yakin jika Bella pasti masih mencintainya dan mau kembali lagi bersamanya. Dan Daniel akan berusaha untuk membujuk Bella supaya bisa kembali bersamanya lagi, dan semoga saja Daniel berhasil untuk menaklukkan hati Bella kembali.

"Kamu apa nggak sebaiknya nginep disini aja? Wajah kamu agak pucat pasti kecapekan karena ngurusin Feli ditambah sama Daniel juga. Ibu takut kamu jatuh sakit dan nggak ada yang ngurusin kamu Bella." ujar Ratih pada Bella yang sepertinya hendak pulang ke rumahnya, tugasnya untuk merawat Feli sudah selesia dan sekarang Feli sudah sembuh. Jadi tak ada lagi alasan untuk Bella tetap tinggal di mansion Wijaya.

"Bu... Bella harap ibu bisa ngerti, keadaannya sekarang udah beda. Bella udah putus sama Daniel, dan Bella nggak mungkin nginep disini apa kata orang nanti. Sebaiknya Bella pulang, Bella udah biasa ngurusin diri sendiri, Bella cuma capek dan butuh istirahat, jadi ibu nggak perlu khawatir ya... I'll be fine bu..." jelas Bella membuat Ratih terlihat sedih.

"Ya Tuhan Bella... Ibu bener-bener masih nggak rela kalau kamu putus sama Daniel, ibu udah terlanjur sayang banget sama kamu nak... Kenapa Daniel bisa begitu bodohnya sih mutusin wanita sebaik kamu... Ibu udah anggap kamu seperti keluarga, jadi anggap aja kalau ibu ini keluarga kamu. Jadi kamu nggak perlu takut kalau butuh bantuan atau mau nginep disini." ujar Ratih seraya mengelus kepala Bella.

"Iya bu... Tapi dulu sama sekarang udah beda. Bella harap ibu bisa ngerti, dan ibu juga harus kasih pengertian sama Feli supaya Feli nggak terus-terusan bergantung sama Bella." pinta Bella dengan berat hati, meski begitu ia tetap harus melakukannya supaya Feli bisa menerima kenyataan jika Bella tak akan bisa menjadi ibunya.

"Iya nanti ibu akan bicara sama Feli pelan-pelan. Maaf kalau Feli selalu menjadi beban buat kamu."

"Nggak bu, Feli bukan beban buat Bella." Bella menggeleng pelan seraya tersenyum lembut. "Bella pamit dulu, salam buat Ayah sama Kak Rissa." ujarnya pada Ratih yang masih tampak tak rela melepas kepergian Bella, tapi mau bagaimana lagi, Ratih tak punya hak untuk melarang Bella pergi.

Diam-diam, ada seseorang yang sejak tadi memperhatikan serta mendengar interaksi antara Bella dan juga Ratih, orang itu adalah Daniel yang rahangnya sudah tampak mengeras karena menahan seluruh emosi. Ini tidak bisa dibiarkan, Daniel harus cepat bertindak, meskipun ia akan menjadi bukan dirinya sendiri, Daniel sudah tidak peduli.

"Bella!" Seru Daniel sembari berlari mengejar Bella. Dan hal itu tak luput dari pandangan Ratih yang tampak tersenyum lega melihatnya. Ternyata Daniel sudah sadar dan bertindak cepat, semoga Daniel bisa merebut hati Bella kembali. "Bella tunggu Bel!" serunya kembali seraya mendekati Bella yang sudah berhenti.

"Kenapa Niel?" tanya Bella dengan tatapan heran.

Daniel bahkan sampai tertegun karena panggilan nama itu, biasanya Bella memanggilnya dengan sebutan sayang, tapi sekarang panggilan itu sudah menghilang entah kemana.

"Udah hampir malam, sebaiknya kamu tinggal. Kamu kelihatan capek banget, nanti kalau ada apa-apa dijalan gimana?"

Bella juga turut tertegun karena ucapan Daniel barusan, dulu saja mana pernah pria itu seperhatian ini padanya. Tapi lihat sekarang, Daniel sedang berusaha untuk membujuknya, dan Bella ingin sedikit jual mahal meskipun hatinya mengatakan ingin tetap tinggal.

"Aku nggak apa-apa kok, cuma capek dikit dan kurang tidur, aku mau istirahat di rumah." ucap Bella.

"Kamu bisa istirahat dikamar saya, dan tadi saya sudah suruh bi sumi untuk menyiapkan makanan buat kamu."

'Kalau dulu aja mana boleh tidur dikamarnya, boro-boro tidur, cuma masuk doang aja langsung protes.' gumam Bella dalam hati.

"Kamu apa nggak salah ngomong kayak gitu?" tanya Bella.

"Maksud kamu?" tanya Daniel tak mengerti.

"Kita ini udah bukan siapa-siapa lagi, kamu sendiri yang udah mengakhiri hubungan kita. Jadi jangan bersikap kalau seolah-olah kita ini masih bertunangan kayak dulu. Jadi cowok jangan plin-plan, dulu bilangnya nggak suka tapi sekarang apa?"

Ucapan Bella barusan benar-benar membuat Daniel terduam membisu, mau bicara tapi rasanya begitu kelu.

"Ta-ta-tapi Bella... Perhatian kamu kemarin, bukankah itu pertanda kalau kamu masih punya perasaan sama saya? Kamu masih memberi kesempatan sama saya kan? Saya... Saya... Saya mau balikan lagi sama kamu Bella, saya nggak bisa tanpa kamu." ujar Daniel dengan susah payah, tapi untung saja ia bisa mengatakannya dengan lancar.

Dan Bella saat ini hanya bisa terdiam mematung seraya menahan segala perasaan yang rasanya ingin sekali bersorak-sorak bahagia karena ucapan Daniel barusan, tapi Bella tak boleh luluh begitu saja, ia harus bisa mengerjai Daniel terlebih dahulu untuk membuktikan seberapa besar perasaan pria itu pada Bella.

"Hhh... Daniel... Kamu habis sakit kok jadi aneh gini, udah deh aku mau pulang dulu, aku capek banget pengen dipijit sama mandi air hangat terus tidur." setelah mengatakan itu Bellapun segera pergi meninggalkan Daniel yang masih melongo, tapi buru-buru pria itu segera kembali mengejar Bella dan menarik tangannya sebelum Bella masuk kedalam mobil.

"Kamu nggak boleh pulang, kamu bisa istirahat dan menginap disini, kalau bisa saya yang akan mijitin dan mandiin kamu." ucap Daniel dengan tatapan serius sembari mengangkat tubuh Bella ala brydal style yang langsung membuat wanita seksi itu memekik kaget.

"Daniel... Ka-kamu mau apa?" tanya Bella gelagapan.

"Saya mau kamu." ujar Daniel seraya menatap mata Bella penuh nafsu, Bella bahkan sampai menggigit bibir bawahnya karena merasakan ada sesuatu yang aneh dibawah sana.

Tanpa ba-bi-bu, Danielpun membawa Bella masuk kembali ke dalam rumah, Bellapun hanya bisa pasrah dan menurut karena tubuhnya sendiri memang tidak bisa menolak.

"Loh! Mbak Bella mau dibawa kemana lagi tuh sama mas Daniel? Katanya tadi mau pulang, tapi kok malah masok lagi to." ujar Paijo dengan logat jawanya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

***

to be continued...

Wah Daniel.... 😊 ditunggu vomment yang banyak yah... 200 comment double up 😁

My Naughty Fiancee (Tersedia Di Google Play Book/Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang