BAB 10.2

14.8K 978 267
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sebelum sampai di kediaman Daniel, ditengah-tengah perjalanan, tiba-tiba Bella menginginkan Pizza dan Sosis panggang, awalnya makanan itu begitu menggiurkan, namun ketika memakannya kenapa tiba-tiba perutnya merasa aneh, namun Bella tahan-tahan supaya tidak sampai muntah karena ia merasa sangat lapar, apalagi ia melihat Daniel yang tampak begitu mencemaskannya membuat Bella jadi tak tega.

"Udah? Nggak pengen makan apa-apa lagi?" Tanya Daniel seraya membersihkan sisa-sisa makanan dibibir sang kekasih membuat para pengunjung langsung menatap kearah mereka berdua namun Daniel tak peduli. Apalagi pengunjung wanita, mereka bahkan sampai tak berkedip ketika melihat wajah tampan Daniel seperti oppa-oppa Korea.

"Enggak." Bella menggeleng malas, lalu meminum es teh manis yang ia pesan. "Itu Dio kenapa bungkus pizza banyak banget?" Tanyanya seraya menatap Dio yang tengah menenteng sepuluh bungkus pizza.

"Buat jaga-jaga sayang, kali aja nanti kamu mau makan lagi dirumah." Ujar Daniel.

"Tapi kebanyakan sayang... Aku nggak mungkin ngabisin semua."

"Emangnya kakak aja yang ngidam, aku juga ngidam kali mau makan pizza. Ada pak bos yang siap bayarin, jadi kapan lagi ya nggak?" Dio tampak tersenyum puas lalu menjulurkan lidahnya membuat Bella menggelengkan kepala tak habis pikir. Adiknya itu, paling pintar kalau memanfaatkan keadaan. "Puas-puasin deh ngedrakornya, aku tunggu di mobil." Imbuhnya lalu segera meninggalkan Daniel dan Bella setelah kakak perempuannya itu memberikan tatapan jengkel dan membunuh.

Bella awalnya mau memarahi Dio karena pemuda itu berani-beraninya membocorkan kabar tentang kehamilannya kepada Daniel, Bella sangat ingin menganiaya adik semata wayangnya itu. Tapi bila dipikir-pikir, jika bukan karena ulah Dio, mungkin ia dan Daniel tak akan bisa seperti sekarang. Makanya Bella melupakan niatannya dan memilih untuk menerima semua keadaan ini. Toh hal ini juga membuatnya bahagia, sangat bahagia malah.

"Kamu kayaknya perlu cemilan, meski lagi nggak nafsu makan, tapi perut kamu nggak boleh kosong, saat ini kamu hidup untuk dua nyawa, jadi kamu nggak boleh egois." Tutur Daniel membuat Bella menghela nafas dan mengangguk paham.

"Iya aku ngerti, tapi kamu juga harus peka dan paham sama kemauan aku sama dedek bayinya. Aku nggak suka kalau cuma aku yang disuruh nggak egois sedangkan kamu malah enak-enakan." Ujar Bella dengan nada ketus membuat Daniel tersenyum maklum, sabar Daniel sabar, ibu hamil itu sensitif dan gampang terpancing emosi. Jadi Daniel harus hati-hati bila berkata-kata jika tak ingin diamuk oleh macan betina.

"Iya sayang... Aku udah pengalaman ini." Ungkap Daniel.

"Tapi jangan samain aku sama mantan-mantan kamu dulu, aku nggak suka, apalagi sama mama kandung Feli sewaktu dia hamil. Kamu harus selalu bisa memahami aku kayak aku yang selalu bisa paham sama kamu." Jelas Bella membuat Daniel menciumi tangan kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang, terserah apapun mau Bella akan Daniel turuti, ia sudah sebucin ini, tak peduli apa kata orang.

My Naughty Fiancee (Tersedia Di Google Play Book/Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang