BAB 9.4

15.2K 1K 187
                                    


***

Dio masih terdiam dengan wajah gelisah, bingung dengan apa yang harus ia katakan pada Daniel, Dio sudah terlanjur mengatakan hal yang sangat dilarang oleh Bella untuk ia beritahukan kepada Daniel. Dan bila Daniel menuntut akan penjelasan darinya, sepertinya Dio memang harus siap-siap untuk menghadapi amukan Bella.

"Dio tolong jelaskan sama mas tentang ucapan kamu barusan! Mas janji akan memberikan segala yang kamu inginkan asalkan kamu kasih tau yang sejujurnya sama mas tentang Bella." Tuntut Daniel dengan penuh permohonan membuat Dio mau tak mau harus mengatakan semuanya kepada pria yang tengah sakit itu, apalagi Daniel menjanjikan segalanya yang ia inginkan, jadi mana mungkin Dio bisa menolaknya.

"Oke oke, aku bakalan jujur dan ceritain semuanya sama mas tanpa ada yang ditutup-tutupi sama sekali." Dio terdiam sejenak, berusaha mengambil nafas untuk menghilangkan kegelisahannya. Ini sudah benar, Daniel memang wajib tahu tentang kehamilan kakaknya, Dio ingin supaya Daniel menjaga Bella dan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dio tak ingin melihat sang kakak setiap hari menangisi pewaris utama dari Wijaya Corp. tersebut.

"Cepat Di!" Seru Daniel tak sabaran, meski masih harus menahan rasa sakit dan demam yang masih tinggi, nyatanya penjelasan Dio jauh lebih penting dari rasa sakit yang ia alami saat ini.

"Hm... Jadi... Kak Bella sekarang lagi hamil, usia kandungannya mungkin udah tiga Minggu lebih, karena waktu aku nganter kak Bella periksa terakhir kali usia kandungannya masih dua Minggu, dan itu udah seminggu yang lalu."

Daniel terpaku, ucapan Dio barusan kembali membuatnya terdiam membisu, bukannya panik, kecewa, atau marah saat mengetahui kehamilan Bella, Daniel malah merasa sangat bahagia, perasaannya seakan membuncah, Daniel yakin kalau janin yang Bella kandung adalah darah dagingnya, wanita itu hanya melakukan sekali dengannya, dan wanita itu juga hanya cinta padanya.

"Mas harus percaya kalau anak yang kak Bella kandung adalah anak mas Daniel, kak Bella nggak pernah tidur sama pria manapun selain mas, kak Bella cintanya cuma sama mas. Tiap malem yang ditangisin kak Bella cuman mas Daniel doang, dia kangen berat sama mas tapi gengsi, itu semua karena rasa kecewa dia sama mas, kak Bella masih cinta tapi benci juga sama mas Daniel yang selalu nyakitin dia terus." Jelas Dio membuat Daniel kembali diliputi rasa bersalah dan penuh penyesalan.

"Mas percaya, mas yakin kalau itu anak mas. Emang mas salah karena udah raguin Bella, tapi setelah mas mastiin semuanya, dan keraguan mas nggak beralasan, mas percaya kalau Bella memang benar-benar menjaga segalanya untuk mas. Mas minta maaf karena udah sering nyakitin kakak kamu. Awalnya mas ingin menyerah karena mas merasa udah nggak pantas lagi untuk kakak kamu, dia terlalu baik, terlalu sempurna dan terlalu tulus, nggak pantes untuk pria brengsek seperti mas. Tapi... Karena Bella sedang hamil, jadi mas nggak mau nyerah, mas mau egois, mas pengen miliki Bella dan anak mas." Jelas Daniel dengan sungguh-sungguh, tak ada keraguan dimatanya dan Dio bisa melihat itu semua.

"Tentu! Mas nggak boleh nyerah, aku juga nggak bakal biarin mas Daniel nyerah dan lepas tanggung jawab gitu aja, kak Bella udah terlalu sering menderita. Apalagi karena kehamilan ini, dia jadi disiksa sama papa, diludahi, ditampar, dijambak bahkan diusir sama papa karena papa ngira kalau kak Bella hamil anak orang lain. Mas tau sendiri tabiat papa kayak apa kalau udah emosi, nggak peduli anak sendiri, dia bisa ngebunuh siapa aja yang udah buat dia marah."

"Sampai seperti itu?" Daniel tampak mengetatkan rahangnya, perbuatan Firman sudah sangat keterlaluan dan diluar batas, Daniel harus membuat perhitungan dan membalas semua yang sudah Firman lakukan kepada Bella. Bahkan Firman begitu tega menyiksa anak kandungnya sendiri yang tengah berbadan dua, bukannya melindungi, tapi pria itu malah melukai anak kandungnya sendiri.

My Naughty Fiancee (Tersedia Di Google Play Book/Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang