BAB 5.3

14.1K 813 362
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bella sudah mengganti baju Daniel dengan piyama baru yang dibawa oleh Paijo barusan, Bella juga sudah mengerik punggung Daniel dengan koin lima ratusan yang dibaluri dengan minyak angin, hasilnya punggung Daniel memang benar-benar memerah. Luka di wajah Daniel juga sudah Bella obati dan beri anti septic, untung saja tidak terlalu memar, namun sudut bibirnya sepertinya robek karena tamparan Herman yang begitu keras.

"Makan buburnya dulu biar perut kamu nggak tambah sakit, habis muntah-muntah kayak tadi pasti tubuh kamu butuh tenaga." Bella menyodorkan semangkuk bubur instan yang tadi dibelikan oleh Paijo, karena dini hari semua restoran cepat saji tutup, jadinya Paijo membelikan bubur instan untuk Daniel sesuai dengan pesanan Bella.

"..." Daniel hanya menggeleng tanpa suara, melihat bubur itu saja langsung membuat perutnya bereaksi, ia takut muntah lagi.

"Daniel... Dikit aja, abis itu minum jamunya." Rayu Bella seraya menyentuh tangan Daniel. Pembawaan Bella yang selalu tenang dan sarat akan perhatian selalu saja membuat Daniel merasa sangat nyaman serta terbuai, namun kesombongannya selalu saja menyangkal akan hal itu selama ini. "Kamu jangan kayak anak kecil deh, dikira aku kesini tuh demi kamu apa? Aku kesini tuh mau ngerawat Feli bukan ngerawat kamu. Terserah kamu mau makan apa enggak. Bapaknya sakit anaknya sakit, kenapa musti aku juga yang repot, istri bukan, tunangan juga udah putus." Ujar Bella dengan nada ketus seraya menaruh mangkuk tersebut diatas laci, kata-kata pedas yang keluar dari mulutnya membuat Daniel tertegun, Bella benar-benar sudah berubah, dan rasa sakit yang ia berikan kepada gadis itu telah banyak merubah sikap Bella terhadap Daniel.

"Maaf." Ungkap Daniel dengan penuh penyesalan, wajah pucat itu semakin tampak sendu. Bella benar, tak seharusnya Daniel terlalu merepotkan Bella, apalagi hubungan diantara mereka berdua sudah selesai, sudah untung Bella mau mengurusnya dan juga Feli. Danielpun berusaha bangun sekuat tenaga, sedangkan Bella kini tengah berada disamping Feli dan memunggungi Daniel, Bella sebenarnya tak tega memarahi Daniel, tapi kelakuan Daniel seperti anak kecil membuat Bella begitu kesal.

Karena tak tega, Bella lantas memutar tubuhnya dan menoleh kearah Daniel yang tampak kesusahan mengambil mangkuk bubur diatas laci karena tangannya bergetar hebat. Sial si Daniel, kalau begini caranya, mana bisa Bella mengabaikan pria itu.

"Biar aku suapin." Seru Bella yang akhirnya mengalah juga. Daniel langsung menoleh kearah Bella yang kini sudah duduk disampingnya, hati Daniel menghangat, Bella memang wanita berhati malaikat, ia tau jika Bella pasti tak akan bisa mengabaikannya begitu saja. "Masih agak panas biar aku tiup dulu. Fiuh..." Bella meniup sendok berisi bubur itu dengan pelan, sedangkan Daniel sejak tadi terus memperhatikan paras ayu itu dengan penuh kerinduan. Sebualan lamanya Daniel tak melihat kebawelan bibir seksi itu, rasanya Daniel ingin sekali mencium dan melumatnya. "A..." Bellapun mengangsurkan bubur tersebut kemulut Daniel yang masih tampak ragu. "Pelan-pelan aja, empat atau lima suap udah cukup yang penting perut kamu ada isinya, abis ini minum jamunya, lalu aku kompres perut kamu pakek air hangat. Kalau sampai nanti kondisi kamu tetep sama aja, terpaksa aku bakalan panggil dokter buat periksa kamu." Imbuhnya membuat Daniel hanya mengangguk pasrah, diperhatikan seperti ini oleh wanita yang sudah kita sakiti saja rasanya sudah untung, dan Daniel tak ingin membantah-mbantah lagi.

Bella sendiri hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Daniel yang berubah menjadi begitu penurut seperti anak kucing. Gemas tapi bikin kesal juga.

"Udah! Saya nggak kuat lagi Bella." Ujar Daniel setelah Bella menyuapinya lima sendok bubur.

"Minum jamunya!" Bella menuangkan satu saset jamu masuk angin ke dalam sendok lalu menyodorkannya ke mulut Daniel, Danielpun meminumnya, lalu kembali meminum teh panas yang disodorkan oleh Bella.

"Panas..." Keluh Daniel ketika bibirnya menyentuh gelas berisikan teh.

"Nggak usah manja deh! Anget-anget kuku gini dibilang panas, kamu maunya es teh manis?" Omel Bella dengan tatapan tajam, Daniel yang mendengarnya hanya menghela nafas dan akhirnya meminum teh tersebut sampai tandas karena Bella terus memelototinya. "Nah gini kan pinter, biar cepet sembuh makanya nggak usah banyak protes."

"Iya." Angguk Daniel dengan tatapan memelas. Bella rasanya ingin tertawa terbahak-bahak melihat betapa bodohnya wajah Daniel sekarang, antara kasihan dan lucu, Bella jadi makin gemas.

"Ya udah rebahan gih! Udah hampir pukul tiga pagi, dari kemarin kamu nggak tidur karena muntah terus kan?" Tanya Bella seraya membetulkan letak rambut Daniel membuat Daniel merasa begitu terbuai dan kembali merasa sangat bodoh karena sudah menyia-nyiakan wanita sebaik Bella.

"Bella maaf..." Daniel langsung merubah posisinya menjadi berbaring, namun kepalanya ia letakkan dipaha Bella membuat Bella memekik.

"Da-da-daniel!"

"Maaf Bella maaf..." Ungkap Daniel sekali lagi seraya memejamkan kedua matanya, memeluk pinggang Bella dan menyerukan kepalanya dipaha empuk gadis seksi itu.

Bella sendiri tak bisa berkutik lagi, ia tak bisa menyingkirkan kepala Daniel begitu saja dari pahanya, sejak tadi Daniel tak bisa tidur, dan mungkin dengan cara seperti ini pria itu akhirnya bisa tidur dengan nyenyak. Bella menghembuskan nafas pasrah, lalu mengelus kepala Daniel supaya pria tampan yang tengah sakit itu segera terlelap ke alam mimpi.

"Aku kesini buat jagain Feli, bukan jagain kamu kayak gini Daniel..."

***

to be continued...

Part ini sweet yah 😁😁😁 jangan marah ya kalau mereka lg sweet-sweetan 😁 sekeras apapun kalian mau pisahin mrka, ttp aja g bs wkwkwkwk

300 comment double up gimana?

My Naughty Fiancee (Tersedia Di Google Play Book/Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang