BAB 8.5

13.6K 870 118
                                    


***

Beberapa hari ini Daniel sering menyatroni apartemen Bella bahkan menunggu didalam mobil hingga tengah malam. Padahal beberapa penghuni apartemen mengatakan jika apartemen yang dihuni oleh Bella sudah kosong dan dijual, tapi Daniel tidak percaya, alhasil iapun terus menunggu didepan gedung apartmen tersebut sepanjang hari bahkan sepanjang malam selama hampir seminggu lebih supaya bisa bertemu dengan Bella.

"Bella... Saya yakin kamu ada disini, apa kamu takut bertemu dengan saya? Makanya kamu nggak pernah keluar dari apartemen." Daniel menatap wajah Bella yang ia jadikan wallpaper di ponselnya dengan tatapan frustasi. Anak buahnya sudah mencari Bella kemana-mana tapi sampai saat ini belum ada hasilnya, Daniel juga sudah menghubungi Tama, bertemu dengan Bembi, dan menanyakan keberadaan Bella pada beberapa agensi majalah yang pernah bekerja sama dengan Bella. Tapi hasilnya tetap nihil. Mereka semua tak tau dimana keberadaan Bella atau mungkin sengaja menutup-nutupinya.

Daniel ingin sekali meminta maaf, memohon ampun pada wanita yang sudah sering ia sakiti itu. Wulan dan Eun Hye bahkan sering datang di mimpi Daniel, beberapa waktu yang lalu Daniel juga sudah sempat datang ke makam kedua wanita itu untuk meminta maaf.

Berulang kali ia menyesal, berulang kali pula ia mengulangi kesalahannya menyakiti Bella.

"Kamu sudah berhasil menghukum saya, sekarang hidup saya sudah berantakan, kemewahan yang saya miliki rasanya sia-sia saja tanpa kamu dan juga Feli. Saya sendiri sekarang, keluarga saya bahkan sudah tak menginginkan pecundang dan pengecut seperti saya. Saya memang pantas menerima semua ini bahkan lebih." Ungkap Daniel dengan tangisan pilu, saat bercerai dengan Alice dan Olivia saja Daniel tak pernah menangis, baru kali ini ia menangisi wanita sampai seperti ini.

Jika Daniel tak kunjung menemukan Bella, mungkin ia akan segera menyusul sang mama karena rasa penyesalan dan bersalah yang menggerogoti hatinya. Dadanya terasa penuh, sesak seperti orang yang tengah menderita penyakit jantung bahkan mungkin lebih parah.

Karena nyatanya hati Daniel tak sekuat fisik yang ia punya, disaat hatinya sakit, maka fisiknyapun pasti akan ikut sakit.

Karena nyatanya hati Daniel tak sekuat fisik yang ia punya, disaat hatinya sakit, maka fisiknyapun pasti akan ikut sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pukul sebelas malam, Bella masih belum juga memejamkan kedua matanya, yang hanya bisa ia lakukan hanya berbaring dan berguling-guling kekanan serta kekiri.

Sejak kemarin wanita itu begitu sensitif dengan bau. Apalagi bau badan Dio yang belum mandi, Bella pasti akan merasa sangat mual meski belum sampai muntah, ini baru awal, hari-hari selanjutnya pasti akan lebih sulit dan berat untuk Bella jalani.

Hamil tanpa suami, mengingatnya saja langsung membuat Bella berkaca-kaca dan berujung dengan tangisan pecah. Perasaannya benar-benar sangat sensitif semenjak hamil, mengingat nama Daniel apalagi melihat fotonya di majalah saja langsung membuat Bella menangis tersedu-sedu.

Meskipun sudah disakiti pria itu berkali-kali, tapi nyatanya hidup Bella kini terasa sangat kacau tanpa Daniel disisinya. Apa mungkin efek kehamilannya, sehingga setiap hari ia merasa sangat rindu dengan pria tampan itu.

Padahal Bella sendiri yang memutuskan untuk pergi dari hidup Daniel, tapi sekarang ia sendiri yang menderita.

Bella bukannya tidak tau jika Daniel mencarinya kemana-mana, Bembi dan Tama bahkan menghubunginya karena mereka bertemu dengan Daniel yang tampak sangat kacau karena mencari-cari dirinya.

Bella ingin sekali melihat wajah Daniel, tapi itu tidak mungkin, Bella tak ingin berurusan lagi dengan Daniel bahkan seluruh anggota keluarga Wijaya. Menjadi tempat hidup bagi benih keluarga Wijaya saja sudah lebih dari cukup. Bella tak ingin tersakiti lagi. Mungkin Daniel memang bukan jodohnya. Makanya mereka berdua sulit untuk bersatu.

 Makanya mereka berdua sulit untuk bersatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya ampun... Kangeeen..." Gumam Bella seraya menangis terisak-isak sambil menatap foto Daniel yang ia simpan di ponselnya. Bella bahkan membeli ponsel khusus untuk menyimpan foto-foto Daniel yang berjumlah ribuan dan video-video tentang pria tampan itu disana.

Bella memang bucin akut, ia memuja Daniel sampai sebegininya, dinding kamar apartemennya saja full dengan foto Daniel.

Bayangkan sudah sejak delapan belas tahun usianya, Bella sudah menaruh hati pada duda tampan itu, sudah sejak lama, Bella bahkan rela menunggu sampai Daniel menceraikan kedua istrinya.

"Ini Papa sayang..." Gumam Bella sembari mengusap perutnya yang masih datar.
Bella sebenarnya lebih menderita bila menahan rindu seperti ini, apalagi ia dalam kondisi hamil, rasa rindunya bahkan bertambah menjadi berkali-kali lipat kepada Daniel.

"Daripada di lihatin terus mending tuh ketemu, ngomong, bicarain baik-baik. Jangan kayak anak kecil begini. Kasihan juga keponakanku kak, kakak jangan egois, dia juga butuh bapaknya." Ujar Dio yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar sang kakak.

Dio sudah lelah melihat kakaknya seperti ini, setiap hari Bella bahkan selalu menangisi Daniel. Bella menyuruh seluruh penghuni apartemen ini tutup mulut akan keberadaannya jika Daniel mencarinya kesini, tapi dia sendiri malah begini, tak bisa jauh-jauh dari ponsel yang penuh tentang Daniel itu.

"Tiap hari mas Daniel tuh nungguin kakak di depan, pagi, siang, sore, bahkan tengah malem dia baru pulang, terus besoknya balik lagi. Aku nggak tega kak sama dia, tapi kakak larang aku buat kasih tau dia." Jelas Dio membuat Bella tertegun sesaat sebelum kembali lagi pada egonya untuk tetap konsisten dengan keputusannya.

"Biarin aja, nanti dia juga capek-capek sendiri, kakak udah nggak peduli lagi mau dia gila mau dia mati sekalian."

"Kak! Kak Bella nggak boleh ngomong kayak gitu, jangan sampai anak kakak bernasib sama kayak kita kak, kehilangan sosok ayah itu nggak enak, rasanya tuh sakit banget, aku udah nahan-nahan selama ini, rasanya tuh iri banget kalau lihat temen-temen pada akrab sama bokapnya sedangkan aku... Papa aja bahkan nggak pernah peduli sama kita sejak kecil. Yang ada dipikiran papa cuma kerja dan kerja terus dia selingkuh dan ngebuat mama meninggal."

Penjelasan Dio kembali membuat Bella tertampar, adiknya itu benar, anaknya tak boleh mempunyai nasib yang sama sepertinya, tapi... Bella belum siap jika harus bertemu dengan Daniel saat ini.

"Tapi... Kakak belum bisa, kakak belum siap ketemu sama Daniel."

"Pikirin aja dulu semua kata-kataku. Kakak lebih dewasa dari aku, dan kakak seharusnya lebih bisa mengambil keputusan yang bijak demi masa depan kakak sendiri."

Setelah mengatakan hal itu, Dio segera meletakkan sate ayam pesanan Bella diatas laci, lalu segera pergi meninggalkan kakaknya sendiri yang kini masih mencerna segala ucapannya.

***

to be continued...

Maap baru up kmren ketiduran, nanti double up lagi. Ditunggu vomment yang banyak yah... 😘

My Naughty Fiancee (Tersedia Di Google Play Book/Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang