Aku bingung, kenapa dia tidak tersenyum. Selama perjalanan, berbicara pun belum. Padahal, ia baru saja kembali. Sikapnya membuatku harus berhati-hati. Sampai di kamarnya, ia duduk di tepi ranjang. Ingin sekali aku bertanya, namun aku berpikir sangat panjang. Hingga ia mulai menarik lembut tanganku, lalu membawa tubuhku ke dalam pelukannya. Pada saat itu, ia mulai membuka suara. Mengatakan bahwa rindunya kepadaku tidak bisa lagi dibendung. Dia membuatku kembali merenung. Lama kami terdiam, hingga emosinya tidak lagi dapat diredam. Ia menangis dan menenggelamkan wajahnya di perutku. Sedangkan aku, mengusap lembut surainya dengan jemariku. Merasakan air matanya yang membasahi baju. Aku membiarkannya merindukanku sedalam itu. Kini, aku mengerti. Baginya, aku sudah menjadi seseorang yang sangat berarti.
- nidera
KAMU SEDANG MEMBACA
Sececah Cinta dari Cetera
Poetry[NIDERA Voice Journal is available on YouTube & NIDERA Podcast is available on Spotify] Kumpulan sajak manis-pahit yang mampu menoreh sedikit warna di hatimu. "Sudah saatnya untuk berdiri dengan dua kaki pada pukul tiga pagi." June 22, 2018 [Link i...