possessive boyfriend [COMPLETE]

22.

Farel terlihat panik dan mondar-mandir di depan ruangan ICU.

Farhan yang ada disana segera menepuk bahu farel.

"aglia pasti kuat" ucap farhan sambil tersenyum.

Farel menganggukkan kepalanya.

"gimna keadaan sinta?" tanyanya.

"udah membaik" jawab farhan.

Dokter yang menangani aglia sudah keluar dari ruangan ICU.

"nak farel ayo ikut saya" ucap dokter itu sambil berlajalan menuju ruangannya.

Farel segera mengikuti, lalu mendudukan dirinya di kursi depan dokter.

"gimna keadan aglia?" tanya farel dengan panik.

"semakin kritis, dan cara satu-satunya kita harus melakukan transplantasi jantung"

Farel mengusap wajahnya dengan kasar.

"saya harus gimna dok" ucap farel putus asa.

"kamu harus mencari orang yang bersedia mendonorkan jantungnya untuk aglia".

Farel menganggukkan kepalanya dengan lemah, lalu ia bangkit dari duduknya.

"saya permisi dok, dan secepatnya saya akan menemukan orang yang bersedia untuk aglia" ucap farel.

Dokter itu hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap iba ke arah farel.

***

Farel melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam ruangan aglia.

Farel menggenggam tangan aglia dengan erat, menumpahkan air matanya disana.

"maafin aku" ucap farel.

Farel terus menatap aglia, rasanya sakit melihat gadis yang ia cintai terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

Farel mencium kening aglia lamaa.

"aku sayang banget sama kmu li" ucap farel.

Farhan yang baru datang segera menepuk bahu farel.

Farel melirik farhan lalu segera memeluknya.

"gue ga tau harus gimna lagi han" ucap farel.

"lo doain aglia supaya dia cepat sembuh" ucap farhan sambil menepuk-nepuk punggung farel.

Farel melepaskan pelukannya, terlihat matanya yang penuh dengan air serta hidungnya yang memerah.

Farhan baru kali ini melihat sahabatnya menangis. Sepertinya farel memang sangat mencintai aglia, dan sangat terpukul melihat keadaan aglia sekarang, dan jika posisi dirinya berada diposisi farel mungkin farhan juga akan melakukan hal yang sama.