"Ketika Harapan menjadi Ratapan"

75 10 18
                                    

LUKA TERBAIK
PART II
¶¶¶¶¶

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Sudah 3 tahun ini mereka melewati aktivitasnya masing-masing. Mereka sudah bisa menikmati dunia mereka yang baru walaupun tetap saja terkadang rasa rindu itu selalu ada. Sudah 3 tahun lamanya mereka tidka bertemu dan tidak berkomunikasi. Tapi mereka sudah terbiasa dengan semua ini.
Akhir-akhir ini Aifa merasa ada yang berbeda bukan dirinya yang berbeda tapi Haidar. 1 tahun belakangan ini Haidar jarang sekali menghubungi Aifa apalagi mengajak videocall. Sebelumnya Haidar sehari 2x menghubungi Aifa namun sekarang 1 bulan pun nihil. Paling banyak pun 2 bulan 3x. Aifa berfikir keras apa yang membuat Haidar menjauh? segala pikiran negatif ia konsumsi. Tapi Aifa selalu berusaha berfikir positif kembali, mungkin Haidar sedang sibuk dengan kuliahnya. Aifa mencoba terus bersabar.

Hari ke hari Aifa sudah terbiasa tidak berkomunikasi dengan Haidar Walaupun memang tidak bisa dipungkiri bahwa Aifa terkadang gelisah memikirkannya. Bagaimana tidak? Haidar berubah begitu saja tanpa ada basa-basi sedikitpun. Aifa Sempat berpikir Apakah Haidar telah menemukan wanita lain Yang pastinya lebih cantik dan lebih pintar dari nya? Atau Haidar sudah bosan dengan hubungan yang tidak jelas selama hampir 7 tahun ini?. Tapi ini tidak Fair karena Haidar tidak memberikan alasan sedikitpun dan itu membuat Aifa bingung.
Aifa sedang ada di kampus. Iya baru saja melaksanakan sidang skripsinya dan alhamdulillah skripsi yang ia susun diterima artinya bulan depan Aifa akan wisuda. Rasanya akan senang sekali Jika ada Tharifah dan Reno di sisinya.
Aifa berjalan di koridor kampus menuju ke kantin untuk membeli minuman yang bisa menyegarkan pikirannya. Tiba-tiba.

"aduh" Aifa terjatuh karena bertabrakan dengan seseorang.  "maaf maaf" kata Aifa mengambil bukunya yang jatuh.

Tidak ada respon dari orang yang menabrak Aifa itu.
Aifa melirik Siapa orang yang telah menabrak nya. Dan ternyata Dia adalah seorang wanita berwajah Arab yang cantik dan sedang tersenyum menatap Aifa.

"kamu nggak apa-apa?" tanya wanita itu.

Aifa terdiam membelalakan matanya seperti tidak menyangka. "Masya Allah Warda" teriak Aifa.

Wanita berwajah Arab atau yang bernama Warda itu hanya terdiam dan terus tersenyum.

Aifa langsung memeluk Warda dengan erat dan kegirangan sampai-sampai mereka loncat-loncat seperti anak kecil.

"Gue nggak nyangka banget ini beneran Warda?" tanya Aifa setelah berpelukan.

"gue juga awalnya Gak nyangka kalau ini Aifa" balas Warda.

"kok lo jahat banget sih, Masa enggak kasih tahu gue kalau misalnya mau balik ke Jakarta" keluh Aifa.

"banyak yang ingin gue ceritain selama gue di Arab sana dan kenapa bisa gue balik ke Jakarta mendadak kaya gini" jawab Warda.

"pasti dong Lo harus cerita Semuanya sama gue jangan sampai ada yang terlewatkan sedikitpun" ucap Aifa.

Warda tertawa mendengarnya.

Mereka pun lalu pergi ke kantin bersama-sama untuk melanjutkan cerita yang Warda bilang tadi. Mereka duduk di meja kantin yang ada di sebelah taman. Aifa sudah tidak sabar mendengar cerita dari warda.

"gue beneran nggak nyangka. Tetangga gue ini yang udah 10 tahun nggak ketemu tiba-tiba ada di Jakarta" kata Aifa masih belum menyangka.

LUKA TERBAIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang