"Cinta yang tersembunyi"

32 9 1
                                    

LUKA TERBAIK
PART 9
¶¶¶¶¶

Haddad berjalan dengan cepat masih memendam kemarahan yang menggebu-gebu di dadanya akibat melihat Aifa dan Reno ngobrol berduaan saja. Dzul dan Fathan yang mengikuti Haddad dari belakang tidak berani berkomentar sedikitpun.
Tiba-tiba Fathan menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya menghadap Dzul dan Fathan. Sedangkan Dzul dan Fathan berdiam menunggu Haddad yang akan berkata-kata.

"bagaimana ciri-ciri orang yang jatuh cinta?" tanya Haddad serius.

"kalau itu fathan yang lebih tau soalnya dia playboy Gus" Dzul mendorong Fathan menghadap Haddad.

"eh antum ini sembarangan. Bukannya  antum yang punya banyak mantan?" Fathan kembali mundur dan kali ini mendorong Dzul.

"masa ane sih? ane kan jomblo sejati" keluh Dzul.

"yasudah kalau kalian tidak mau memberitahu" kata Haddad kembali membalikkan badannya.

"eh gus tunggu" panggil Dzul dan Fathan.

Haddad kembali berbalik menatap Dzul dan Fathan.

"kalau menurut ane Gus Haddad.. sedang jatuh cinta" kata Dzul ragu.

"kalau kita berdua perhatikan tatapan Gus Haddad beda sama akhwat yang tadi" kata Fathan bermaksud pada Aifa.

Haddad terdiam tidak yakin dengan perasaannya sendiri karena dia tidak pernah merasakan apa itu cinta.

"Gus Haddad juga cemburu ketika lihat akhwat tadi berduaan. Jadi itu artinya Haddad jatuh cinta" kata Dzul.

"jadi seperti itu rasanya cemburu" Haddad baru mengerti.

"iya Gus kaya gitu ga enak" kata Fathan setuju.

Haddad lalu membalikkan badan lagi melanjutkan perjalanannya.

Fathan dan Dzul selalu setia mengikuti Haddad kemanapun ia pergi.

**************************

Aifa memainkan pulpen nya sambil melamun memikirkan segala hal yang telah terjadi masalahnya seperti benang kusut yang sulit diselesaikan. Aifa bingung sekarang harus bagaimana menghadapi Warda dan Haidar.

"mba.. MBA" teriak Sri untuk menyadarkan Aifa.

Aifa terloncat kaget mendengarnya. "Sri" Aifa terkejut dibuatnya.

"afwan mba. Soalnya mba tadi dipanggil-panggil diem aja" kata Sri.

"ada apa?" tanya Aifa.

"mba dipanggil pak Haidar ke ruangannya"

"hah? kenapa?"

Sri mengangkat kedua pundaknya.

"Ahhhhh" tubuh Aifa lemas.

"mba Aifa ga kenapa-napa kan? Sampai dipanggil buya dan pak Haidar?" tanya Sri khawatir sejak kemarin.

"nanti gue jelasin Sri" Aifa berdiri dari bangkunya lalu pergi dengan malas.

"gue.. tumben sekali mba Aifa bilang gue ngobrol sama Sri" ucap Sri pada dirinya sendiri.

Aifa masuk ke dalam ruang kepala sekolah tanpa salam. Ia langsung masuk karena pintunya sudah terbuka.

"ada apa?" tanya Aifa masih berdiri di ambang pintu.

"duduk!" perintah Haidar.

Aifa lalu duduk di kursi yang ada di depan meja Haidar.

"gue ga ngerti di bagian yang ini" Haidar menunjukan bagian tengah pada lembaran yang saat itu Aifa berikan pada Haidar untuk memenuhi perintah dari Buya.

LUKA TERBAIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang