"Drama HAIDAR 3"

30 6 3
                                    

LUKA TERBAIK
PART 13
¶¶¶¶¶

Keesokan harinya Aifa seperti biasa melakukan rutinitasnya sebagai seorang guru. Setelah selesai mengajar Aifa beristirahat sejenak di mejanya di ruang guru sambil menyantap bekal miliknya bersama Sri yang menemani.

"masakan mba Aifa enak banget. Dapat resep dari mana?" tanya Sri kagum dengan bekal yang Aifa buat sendiri.

"dari google hehe" jawab Aifa.

"kirain resep keluarga mba"

Aifa hanya tersenyum.

"Aifa.." panggil Bi Umi dengan cemas yang baru saja datang.

"Iya Bi..?" tanya Aifa.

"kamu dipanggil Buya sekarang ke gedung pertemuan" kata Bi Umi.

Aifa terdiam.

"kamu buat kesalahan apa sayang?" tanya Bi Umi sangat cemas.

"tenang aja Bi.. aku ke sana dulu ya" Aifa bergegas menuju gedung pertemuan.

Bi Umi menatap kepergian Aifa benar-benar cemas takut ada hal yang tidak diinginkan terjadi.

Begitupun Sri yang sering mendengar Aifa selalu dipanggil oleh Buya.

Singkat cerita Aifa sudah ada di ruang pertemuan.

"Buya dengar dari Haidar kamu tidak mau menjelaskan dengan detail pola pembelajaran itu?" tanya Buya dengan raut wajah yang sedikit marah.

Umi Aisyah setia hadir menemani Buya di ruang pertemuan. "bukan begitu Buya.."

"Aifa akan menjelaskan pola pembelajaran itu ko Buya. Tapi tidak pada Haidar. Jujur aja kita pernah ada masalah pribadi yang bikin Aifa kurang nyaman kalau harus berbincang dengan beliau. Aifa lebih baik berdiskusi dengan rekan kerja yang lain nantinya rekan kerja itu yang menjelaskan pada Haidar" penjelasan Aifa.

"Buya ingin Aifa yang langsung menjelaskan agar semuanya jelas" kata Buya.

"afwan Buya. Aifa bener-bener ga nyaman kalau harus sama Haidar" jawab Aifa.

"yasudah kalau memang itu keputusan Aifa.. biarlah nanti Aifa berdiskusi dengan Bi Umi lalu Bi Umi yang sampaikan pada Haidar" kata Buya.

"baik Buya. Terima kasih atas keringannannya Buya" Buya mengangguk.

Selepas berbincang masalah pengaduan Haidar pada Buya. Aifa keluar dari ruang pertemuan.

"astaghfirlah" Aifa terkejut melihat Haddad berdiri di sebrang pintu ruang pertemuan.

Haddad tersenyum.

"Gus Haddad ngagetin aja" keluh Aifa sembari mengambil sandal di rak.

Haddad melangkahkan kakinya ke pintu ruang pertemuan lalu membelakangi pintu agar bisa berhadapan dengan Aifa.

"kayanya akhir-akhir ini anti sering banget datang ke sini" ucap Haddad.

"kelihatannya banyak masalah ya?" tanya Aifa.

"ana tidak bilang seperti itu" gumam Haddad.

"Gus Haddad ga apa-apa jujur aja"

"iya sih sedikit mencurigakan"

"tuhkan bener"

"kelihatan sih dari raut wajahnya" Gus Haddad memperagakan seperti mengelap wajah memakai tangannya sendiri.

"Buya" Aifa menunduk.

Sontak Haddad langsung membalikkan badannya untuk melihat Buya. Namun ternyata pintunya tetap tertutup dia berhasil dibohongi Aifa. Haddad kembali membalikkan badan menatap Aifa.

Sekarang Aifa sedang tersenyum berhasil menjaili Haddad.

Haddad tersenyum dibuatnya.

"kalau gitu saya pamit assalamu'alaikum" salam Aifa lalu pergi.

"wa'alaikumussalam" jawab Haddad.

"itu awas kakinya melangkah" teriak Haddad pada Aifa.

Aifa langsung menghentikan langkahnya memperhatikan langkahnya dan baru tersadar memang kakinya melangkah jika tidak melangkah apa lagi?.

Aifa membalikkan badan hendak menggerutu pada Haddad yang ternyata sudah tidak ada batang hidungnya. Aifa terdiam kesal lalu tersenyum karena dia juga berhasil dijaili oleh Haddad.

Aifa kembali ke sekolah lalu berpapasan dengan Haidar.

"makannya lain kali kalau punya tugas lakukan dengan benar" sindir Haidar.

"ada hikmahnya gue ga jadi nikah sama lo. Mana mau gue sama orang aduan kaya anak kecil macam lo" balasan Aifa lalu pergi meninggalkan Haidar.

Haidar hanya mengangkat kedua pundaknya tidak perduli dengan sindiran Aifa malah merasa puas membuat Aifa dimarahi oleh Buya.


Duhh Haddad sama Aifa makin deket aja jadi bikin baper 😝. Bagaimana ya Tharifah kalau tau tentang ini??
Tunggu updatenya yaa 💖

LUKA TERBAIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang