Luka Terbaik

20 3 0
                                    

Luka Terbaik
Part 15
¶¶¶¶¶

Reno kembali mengunjungi Tharifah di pondok putri. Seperti biasa Reno menunggu Tharifah di pos gerbang pondok. Agar perbincangan mereka dapat diawasi oleh 2 akhwat penjaga pos tersebut.

"kenapa lagi Ren?" tanya Tharifah.

Reno menyodorkan amplop coklat tanpa berkata apa-apa. Tharifah mengambilnya.

"kasihin ini ke Fatimah. Dan tolong bilangin ke Buya bantu gue dalam proses ta'aruf ini" kata Reno.

Tharifah menatap Reno tak percaya.

"setelah di fikir-fikir gue lebih baik coba dulu berta'aruf sama Fatimah"

"lo udah istikharah?" tanya Tharifah ingin memastikan lagi.

"udah. Jawabannya gue malah ragu untuk bilang ke Aifa" jawab Reno.

"tapi Ren bagaimanapun juga menurut gue Aifa sebaiknya tau perasaan lo"

"udahlah gausah. Gue tau dia ga pernah ngerasain hal yang sama" keluh Reno.

"kalau seandainya nanti dia tau dan sebenarnya dia juga bisa terima lo gimana?" tanya Tharifah lagi.

"tinggal nikahin lah. Kan bisa dua" jawab Reno lantang.

"issshhhh. Dasar"

Reno tersenyum.

"mungkin salah satu alasan kenapa gue susah move on sama dia karena gue ga mau membuka hati" kata Reno kembali serius.

"atau jangan jangan lo lagi yang naksir sama gue" kata Tharifah.

"gatel gue dengernya" Reno menggagruk-garuk badannya yang tidak gatal.

Tharifah memukul Reno dengan amplop coklat yang ia pegang. "enak aja"

"yaudah deh kalau gitu gue balik dulu ya. Itu inget sampaikan pada Buya"

"iya"

"assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam"

Tharifah langsung masuk ke pondok putri lalu berjalan menuju ruang musyrifah. Di ruang itu sudah ada Fatimah yang sedang duduk di mejanya di samping meja Tharifah.

"selamat" Tharifah menyimpan amplop coklat di meja Fatimah.

Fatimah terdiam bingung lalu menatap Tharifah.

Tharifah tersenyum dan mengangguk memberikan tanda yang bahagia.

Fatimah lantas membuka amplop itu dan melihat kertas berisi profil Reno.

"Ehemm.. bentar lagi ada yang bikin undangan nih" ledek Tharifah sembari berjalan menuju mejanya sendiri.

Fatimah tersenyum sangat bahagia mengetahui Reno menerima ajakan ta'aruf nya. "Jazakillah Khayr ya Tharifah" ucap Fatimah senang.

"Wa Jazakillah Khayr" jawab Tharifah sudah duduk di kursi.

Fatimah membaca profil Reno dengan teliti dan ternyata setiap hal yang terkait dengan Reno sangat menarik bagi Fatimah. Tidak sia-sia ia memilih Reno.

Singkat cerita Tharifah berjalan menyusuri koridor gedung pertemuan hendak ke ruang pertemuan utama untuk bertemu Buya. Tharifah ingin memberikan informasi tentang Fatimah dan Reno pada ayahnya agar ayahnya itu dapat membantu proses lebih lanjut.
Belum sampai Tharifah di ruang pertemuan terlihat dari jauh Haddad baru saja keluar dari ruang tersebut. Tharifah langsung bergegas merapikan pakaiannya dan bersiap untuk bersikap lembut sampai-sampai ia harus cek suaranya layaknya orang yang sedang cek sound sebuah mic.

LUKA TERBAIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang