"Hati berontak untuk bicara"

27 8 1
                                    

LUKA TERBAIK
PART 8
¶¶¶¶¶

Hari berganti dengan Hari. Aifa sangat senang bisa menghabiskan sisa hidupnya di Desa Bersyariat ini. Namun lama kelamaan ternyata masih saja ada masalah yang datang membuat Aifa jadi tidak bersemangat. Seperti sekarang Ia sedang duduk di sofa ruang tamu rumah Haidar dan Warda untuk memenuhi amanah dari Buya. Aifa terlihat sangat kaku apalagi sekarang ada Haidar juga di ruang tamu. Sedangkan Warda sedang mengambil beberapa cemilan di dapur.

"jadi kamu bisa jelasin pola belajarnya?" tanya Haidar.

Aifa memberikan sekitar 7 lembar kertas. "gue udah bikin catatannya jadi lo bisa baca"

Haidar mengambil lembaran itu lalu membacanya.

Warda datang membawa nampan dengan 3 gelas berisi es jeruk untuk mereka bertiga.

"makasih ya" kata Aifa pada Warda.

Warda mengangguk. "lo emang keren sampai-sampai diperintah sama Buya" puji Warda pada Aifa.

"biasa aja kali" kata Aifa.

"apa sih yang lo gabisa? sampai-sampai memperbaiki rumah tetangga orang aja lo bisa?" kata Warda.

Aifa kaget mendengar ucapan Warda yang keceplosan. Padahal Aifa sudah mewanti-wanti Warda agar tidak bilang pada Haidar bahwa dia yang membantunya.

Warda juga baru tersadar dengan apa yang dia ucapkan.

Haidar menatap Warda bingung apa maksudnya.

"oh masalah ngasih nasihat buat rumah tangga temannya Bi Umi itu ya?" tanya Aifa agar Haidar tidak mengetahui semuanya.

"iya.." jawab Warda mengikuti Aifa.

"itu kan nasihat dari Bi Umi sebenernya bukan dari gue" kata Aifa.

Haidar memperhatikan pembicaraan istrinya dan Aifa yang mencurigakan.

"oke aku nanti baca pola pembelajaran ini. Kalau ada yang ga mengerti aku akan tanyain langsung sama kamu" kata Haidar selesai membaca kertas yang tadi Aifa berikan.

Aifa mengangguk.

"aku masuk dulu ya" pamit Haidar pada istrinya.

"iya sayang" jawab Warda.

Haidar lalu masuk ke dalam kamar membiarkan Warda dan Aifa berbincang.

"Warda.." bisik Aifa memberikan simbol agar Warda lebih hati-hati.

"Sorry" ucap Warda tanpa suara.

Di dalam kamar Haidar berfikir keras maksud dari kata-kata Warda tadi yang menyatakan Aifa membantu rumah tangga orang lain menjadi lebih baik. Setelah berfikir sekeras mungkin Haidar langsung teringat di masa lalu ketika masih bersama dengan Aifa. Saat itu mereka sedang berbincang di taman sekolah bersama dengan Reno dan Tharifah.

"kalau gue nanti jadi seorang istri pokoknya gue bakal jadi orang yang paling baik" kata Tharifah.

"yakin lo?" tanya Reno menyepelekan.

"iya lah liat aja nanti" jawab Tharifah percaya diri.

"cobain Ren" kata Haidar pada Reno.

"enak aja lu" berontak Reno.

"maksud lu apa Haidar" Tharifah ikut berontak.

"kalau aku nanti jadi seorang istri aku ingin berkhidmat sebaik mungkin sampai suami ku ridha. Kalau dia marah aku yang akan menenangkan, kalau dia senang aku akan lebih senang, kalau dia pulang kerja aku akan menyiapkan minuman, air hangat untuk dia mandi, baju gantinya. Kalau suamiku mau berangkat kerja aku bakal siapkan sarapan, baju kerjanya, bekal makan siangnya. Dan yang pastinya aku akan menjadi wanita paling cantik yang pernah dia temuin" kata Aifa.

LUKA TERBAIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang