Setiap liburan musim panas, Lalisa selalu mengunjungi rumah pamannya di desa, karena hanya saat musim panaslah Lisa dapat bertemu dengan Winwin, roh penunggu hutan.
Bermula saat Lisa berumur 6 tahun liburan musim panas di rumah pamannya. Lisa yang saat itu sedang bermain dihutan, ternyata tersesat dan tak tahu jalan pulang padahal langit mulai gelap.
Lisa kecil tentu ketakutan, gadis kecil itu menangis di tengah hutan. Lisa mengingat cerita pamannya tentang betapa angkernya hutan ini. Sudah banyak warga desa yang hilang di dalam hutan dan tak pernah bisa kembali. Lisa takut tak bisa pulang dan bertemu dengan paman dan kedua orang tuannya.
Saat itulah Lisa bertemu dengan Winwin. Winwin yang melihat Lisa kecil menangis akhirnya menghampiri Lisa dan menunjukkan jalan pulang menuju gerbang hutan.
Winwin yang mengenakan topeng tak terlalu menyeramkan menurut Lisa, apalagi ditambah pengakuan Winwin yang adalah seorang roh hutan malah tak membuat Lisa ketakutan.
Lisa senang, Lisa bisa melihat roh hutan seperti yang pamannya ceritakan. Hanya saja, Winwin tak boleh terkena sentuhan manusia, karena Winwin akan langsung lenyap saat itu juga.
Dengan mengenggam ujung ranting patah, Winwin menuntun Lisa kembali ke gerbang hutan. Terdengar suara paman Lisa yang memanggil-manggil Lisa dengan suara lantang. Lalisa berterima kasih pada Winwin, dan berjanji akan kembali lagi. Lisa kemudian meninggalkan Winwin dan berlari menghampiri sang paman.
Bertahun-tahun berlalu, karena janjinya sewaktu kecil, setiap liburan musim panas Lisa selalu mengunjungi rumah pamannya. Lisa akan mendatangi hutan dan bertemu Winwin yang selalu menunggu Lisa disana. Winwin tentu terlihat sama dari tahun ketahun, tak menua.
Saat Lisa masuk SMP dan SMA, Lisa akan mendatangi hutan dengan memakai seragam sekolahnya, kemudian memamerkannya pada Winwin. Bertanya apakah seragamnya cocok untuknya atau tidak.
Lisa bahkan mulai akrab dengan roh-roh hutan yang lain. Dan selama di dalam hutan, tak pernah ada satupun roh yang berani mengganggu Lisa. Tentu karena adanya Winwin di samping Lisa.
Dan liburan musim panas kali ini, Winwin mengajak Lisa untuk mendatangi festival para roh di dalam hutan. Lisa jelas mau, apalagi ini festival yang pernah pamannya ceritakan waktu kecil.
Pamannya pernah bercerita, seorang warga desa pernah mendengar suara-suara kegaduhan dan kembang api seperti sebuah festival musim panas biasanya. Dan saat di telusuri, warga desa itu melihat cahaya terang misterius dari dalam hutan.
Dengan masing-masing pergelangan tangan yang terikat kain putih, agar Lisa tak tertinggal dan tersesat, kata Winwin, Lisa memandang takjub pemandangan didepannya. Festival para roh benar-benar sama persis seperti festivalnya para manusia. Bahkan yang di jajakan sama persis.
Kata Winwin, para roh menyamar menjadi manusia. Kadang para manusia juga ikut festival roh, namun manusia itu tentu tak sadar kalau ini sebenarnya adalah festival roh.
Malam semakin larut, kembang api sudah dinyalakan, dan suasana festival semakin meriah, Lisa memutuskan untuk pulang, dirinya kelelahan setelah mengelilingi area festival.
Saat perjalanan pulang itulah, Winwin bercerita tentang dirinya. Winwin dulu hanya bayi manusia biasa yang dibuang oleh kedua orang tuanya di hutan. Winwin yang terus menangis mengundang banyak roh penghuni hutan menghampiri si bayi.
Sejak saat itu, Winwin di asuh oleh para roh di hutan, dan dewa gunung memberinya mantra agar tetap hidup di hutan. Namun mantra itu akan hancur dan Winwin akan menghilang jika ada manusia yang menyentuh Winwin.
Lisa jadi ingat, dulu waktu Lisa masih kecil, banyak roh hutan yang tidak menyukainya dan berusaha mencelakai dan menjauhkan Lisa dengan Winwin. Mungkin mereka mengira Lisa akan menghancurkan mantra itu.
Saat mereka melewati sebuah danau, Winwin berhenti, diikuti Lisa yang juga ikut berhenti. Winwin kemudian berbalik, menghadap Lisa, lalu melepaskan topengnya dan dipakaikannya di wajah Lisa.
Wajah Winwin mulai mendekat, lalu mencium Lisa dari balik topeng yang Lisa kenakan. Lisa tentu terkejut dan tersipu di balik topeng. Mereka sadar, mereka sudah saling jatuh cinta. Mereka sudah bersama dari Lisa kecil sampai Lisa beranjak dewasa.
Sepanjang kebersamaan mereka dulu hingga sekarang, mereka tak pernah saling bergandengan tangan, ranting kayu yang sudah patah yang menjadi media agar mereka tetap dekat saat bersama. Walau kadang rasanya ingin Lisa menyentuh Winwin, walau hanya menyentuh ujung kelingkingnya saja.
Kemudian dari belakang terdengar suara anak-anak yang saling berlarian. Salah satu anak itu tersandung dan terjatuh di depan Winwin. Dengan sigap, Winwin membantu anak itu untuk berdiri. Setelah mengucapkan terima kasih, anak-anak itu kembali pergi sambil berlari.
"Winwin." Lisa terkejut, tentu saja. Tangan Winwin bercahaya, kemudian sedikit demi sedikit tangan Winwin mulai lenyap. Lisa seketika tersadar, anak kecil tadi pasti manusia. Winwin tak sengaja menyentuh manusia saat menolong anak kecil tadi.
Winwin tersenyum, lalu membentangkan kedua tangannya, "Kemarilah Lalisa, akhirnya aku bisa menyentuhmu."
Dengan air mata yang mulai mengalir, Lalisa berlari memeluk Winwin dengan erat yang tentu dibalas erat oleh Winwin hingga akhirnya Winwin menghilang.
Tak ada yang tersisa selain baju dan topeng yang masih dipeluk Lisa serta cahaya kunang-kunang yang mulai memenuhi hutan.
Dengan disaksikan oleh hampir seluruh roh hutan, Lalisa menangis, melepas kepergian Winwin.
––-—-––
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
––-—-––
ini awal'y mau aku buat jdi 2 bagian, tpi kek'y susah misahin'y, akhir'y jdi panjang kek gini. oh ya, ini dri anime movie 'hotarubi ni mori e' bagus bgt, tpi ya gitu, sad ending. pas dulu winwin nge-cosplay jdi 'Gin' diriku bener2 seneng'y gk ketulungan, jadi kangen SM Halloween Party _Rere_
