cerita ini ditulis dalam keadaan mood yang amat sangat buruk, kalo gak nyambung, aneh atau typo harap dimaklumi :)
•••
Lisa berkali-kali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ini sudah lemon tea kedua yang dipesannya tetapi si pembuat janji tak kunjung datang.
Lisa menghela nafas, lelah menunggu dan bermaksud akan pergi saat seseorang langsung duduk di kursi depannya.
"Alasan?" tanya Lisa sambil memainkan jari jemarinya, tak berniat untuk menatap wajah lelaki didepannya.
"Maaf, Lice. Masih ada urusan yang tak bisa kutinggal tadi. Maaf." sesal si lelaki.
"Kau yakin?" selidik Lisa sambil melirik sinis si lelaki.
Eunwoo menganggukan kepala mencoba meyakinkan Lisa.
Keduanya kemudian terdiam. Lisa menatap lelaki didepannya dengan tenang, berbeda dengan sang lelaki yang terlihat gusar di kursinya.
Lima belas menit berlalu dan keduanya masih saling diam, menunggu siapa diantara keduanya yang akan memulai pembicaraan.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan, Cha Eunwoo?"
Namun lelaki itu masih terdiam. Kepalanya menunduk, sesekali bibirnya terlihat membuka, lalu kembali menutup.
"Kau pasti bingung kan mengatakannya. Baiklah, kita putus Cha Eunwoo."
"Lisa." Eunwoo terkejut.
"Itukan yang ingin kau katakan padaku dan alasan kita bertemu. Kita putus Eunwoo."
"Mengapa kau mengatakan itu dengan sangat mudah? Kau sudah tak mencintaiku lagi?"
Lisa memutar bola matanya jengah, "Hah. Harusnya itu yang aku tanyakan padamu. Apakah kau yang sudah tak mencintaiku lagi?"
"Aku masih mencintaimu Lalisa."
"Kalau begitu, mengapa kau menyetujui pertunangan yang ibumu tawarkan padamu? Cincin itu bukti bahwa kau sudah tak mencintaiku lagi." ucap Lisa sambil melirik cincin di jari manis Eunwoo.
"Lagi pula, kau tak bisa terus menerus berbohong pada ibumu bahwa kita sudah berakhir. Ibumu juga bisa berhenti mengirim mata-mata untuk mengawasi apakah kita sudah benar-benar berakhir atau belum." ucap Lisa sambil menatap seseorang di luar jendela.
Eunwoo mengikuti tatapan Lisa dan terkejut melihat salah satu asisten ibunya yang sedang mengawasi dirinya dan Lisa di luar cafe.
"Aku seharusnya sadar sedari awal, kita tak akan bisa terus bersama. Kita benar-benar berbeda. Dan itulah alasan kenapa ibumu tak menyukai ku. Kau dengan latar belakang yang sempurna, dan aku, ya bisa kau lihat sendiri. Aku masih harus berjuang untuk mimpiku yang terasa semakin jauh."
Lisa menatap Eunwoo dengan mata berkaca, berusaha sebaik mungkin agar tak menangis di depan lelaki itu.
"Dan seperti dirimu yang menyakinkan ibumu bahwa kita benar-benar berakhir, kita selesai Eunwoo. Kau tak perlu berbohong dan bersembunyi lagi pada ibumu dan padaku. Dan selamat untuk pertunangan kalian."
Lisa tersenyum, jenis senyuman yang tak pernah Eunwoo sukai. Terdapat kekecewaan di senyuman itu. Eunwoo ingin memeluk Lalisanya, tapi masih ada asisten ibunya yang mengawasi mereka dan Lisa akan mendapat masalah nanti.
Yang Eunwoo lakukan hanya menatap Lisa lekat. Mungkin hari ini akan menjadi hari terakhir dirinya bisa menatap Lisa. Karena setelah ini Eunwoo akan kembali menjadi anak ibunya yang penurut dan manis.
——-–-——
curhat dikit; mood gw ancur bgt stelah tgl 28, jdi males ngapa2in. gk ngerti lgi, minta CB lebih udh diturutin, colab sma artis lain jga udh, apasih susah'y ngehype tanpa saling cemburu n nyerang satu sma lain? yg kemarin nyerang n nyudutin bahkan nyuruh lisa leave BP mengatasnamakan bias atau ego stan solo yg emang dikit2 iri? dah lah. nanti, misal kalau blackpink hiatus lama gk usah kirim2 truk atau protes ke agensi kalo kelakuan'y masih kayak gini. malu, gk pernah gw ngeliat fans artis YG kek gini dulu. apa kabar seungri, chanwoo, jinu, sandara yg bahkan part mereka selalu sedikit, tapi gk pernah tuh fans mereka protes sampe nyerang salah satu member n nyuruh member itu keluar. kpop yang awal'y cuma buat hiburan sma seneng2 malah jdi aspek penambah dosa. apa perlu kaum solo stan/akgae/ot1,2,3/blonk ditegur langsung sma member bp kek kokoh hoony negur inner circle??
thx to fearless n getting closer'y seventeen yg bikin gw 'sedikit' lupa sama permasalahan ot2an.
_Rere_
