Sudah dua tahun berlalu hubungan Daniel dan Lalisa kandas. Namun tak semudah itu seorang Daniel melupakan sosok Lalisa.
Perasaannya masih hancur, Daniel seolah mati rasa dan hatinya masih terasa begitu sakit. Daniel masih belum bisa melupakan Lalisa
Daniel terpuruk tanpa Lalisa dan makin terpuruk tiap harinya. Sampai Daniel merasa, ia sampai tak bisa melewati semua ini.
Alasan mereka putus dulu karena Lisa menganggap tak ada perubahan apapun dalam hubungan mereka.
Daniel merindukan Lalisa, merindu sampai membenci rasa rindunya sendiri.
Andai waktu dapat diputar, Daniel akan mempertahankan hubungannya, mempertahankan Lisanya. Atau setidaknya biarkan Lisa yang merasakan apa yang Daniel rasakan.
Lisa yang merasakan sakit yang lebih dari Daniel alami, Lisa yang tak bisa tidur karena Daniel, Lisa yang merindukan Daniel sampai membenci karena sudah tak tahan lagi dengan rasa rindunya.
Dan di malam bersalju yang dingin ini, Daniel kembali melihat Lisa. Melihat Lisa yang sedang tersenyum bersama lelaki lain. Daniel tak mau tahu siapa lelaki itu, yang Daniel herankan, Lisa tersenyum tanpa beban, senyumnya cerah dan hangat seakan semuanya baik-baik saja.
Dan mereka bertemu pandang. Lisa terkejut, hanya sesaat, kemudian melempar senyum pada Daniel, senyum yang paling Daniel rindukan; senyum yang hanya miliknya, waktu itu.
Dan karena senyum itu, Daniel semakin terpuruk.
-----
move on, move on
_Rere_
