Udah berkali-kali buka laptop pengen UP tapi berkali-kali juga di matiin lagi
kelamaan di rumah, otak makin buntu saking udah jenuhnya, idenya juga makin ngilang
semoga keadaan begini makin berlalu ya gaes, biar kita bisa beraktivitas seperti biasa lagi dan otak juga makin kreatif
Oke, sila di baca ya, semoga suka jangan lupa vote sama komen
***
Praditya POV
Hukumlah aku Ya Allah karena untuk kesekian kalinya aku berbuat kesalahan. Kenapa Zaskia selalu berhasil memengaruhiku dan apakah imanku selemah itu hingga aku tak bisa sama sekali menolak keinginan Zaskia, untuk kesekian kalinya.
Dua jam lalu saat aku sudah bersiap mengantarkan Shasa pulang. Zaskia tiba-tiba saja keluar dari resto setengah jadi milik kakaknya itu. Dia meminta ijin untuk menumpang ke Grand Indonesia, karena dia bilang hari ini dia tidak membawa mobil. Aku sudah menolaknya dengan alasan bahwa harus mengantar Shasa ke kostan-nya tapi dia bilang tak masalah jika memang harus mengantar dulu, barulah dia aku antar.
Sialan!
Kenapa lagi-lagi aku harus mau? Dan kini aku tahu bahwa itu sebuah jebakan. Setelah mengantar Shasa ke kostan setelah sebelumnya membelikannya makanan, kini sudah hampir dua jam aku menemani Zaskia makan. Apa yang harus aku katakan jika Cyara tahu soal ini. Ponselku juga sejak tadi tak berhenti berdering. Lagi-lagi nama Cyara yang menghubungiku. Aku tak berani mengangkatnya apalagi membalas pesannya. Aku bingung harus beralasan apa.
Ya Allah, dosa aku memang terlalu banyak sampai-sampai tak berhenti diuji!
Praditya memang goblok!
"Zas, aku bisa balik kan? istriku udah nunggu di rumah orang tuanya, dia pasti khawatir," kataku sedikit memaksa. Dia malah tersenyum miring.
"Aneh deh liat kamu sekarang. Dulu waktu sama aku, kamu dominan banget. Malah terkadang aku gak bisa sama sekali menolak apapun yang kamu katakan, tapi sekarang kamu kayak takut banget sama istri kamu, takut gak dapet jatah?"
Anjing!
Aku menggeleng pelan sambil mengulas senyum miring, "Ini bukan masalah aku takut sama dia, atau takut aku gak dapat jatah, ini masalah kepercayaan, Zas. Semalam kami sempat berdebat karena aku ambil kerjaan dari kamu dan aku janji sama dia bahwa aku akan bersikpa profesional, hanya bekerja saja, gak ada yang lebih," kataku. "Oh, aku lupa kamu kan gak akan ngerti apa itu soal kepercayaan," kataku menyidir membuat Zaskia yang baru saja akan membuka suara seketika menutup rapat kembali mulutnya. Lalu menunduk.
Senyuman sini kini terukir dari bibir Zaskia, bibir yang dulu sempat menjadi candu buatku. "Dia cemburu sampai-sampai gak rela kamu ambil kerjaan dari aku? takut aku rebut kamu lagi?" aku diam tak menjawab pertanyaan dari Zaskia, rasanya percuma. Aku hanya ingin segera pergi dan menemui istriku, memeluknya seraya membisikan kata maaf padanya.
Aku sudah hampir berdiri saat Zaskia mencekal tangaku membuat aku dengan terpaksa duduk kembali.
"Aku Cuma kangen kamu, Dit. Aku Cuma pengen menikmati momen kebersamaan sama kamu sekali lagi aja," katanya. Aku menggeleng sekali lagi, lalu tawa mengejek seketika keluar dari mulutku.
Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu memajukan sedikit tubuhku, "Kangen?" dia mengangguk. Aku mendengus. "Kamu keren banget kalau akting, pantes banyak tawaran film buat kamu," kataku lalu berdiri tapi lagi-lagi tangan Zaskia mencekalku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still My Home
Roman d'amour"Sayang, dengerin aku!" aku membalikan tubuh Cyara. "Aku akui aku salah, Zaskia tadi datang, suaminya selingkuh, dia bilang dia hanya butuh teman bicara untuk mendengarkan keluh kesahnya, aku gak banyak menanggapi karena memang bukan urusan aku dan...