10

129 17 0
                                    

      06:32 AM (KST)

"Kenapa berkeringat? Kau sudah sarapan?" Jungwoo menggeleng lemas. "Sebentar lagi orang-orang itu akan datang, bagaimana bisa kau belum makan." Taehwan sejujurnya dia baik, namun dia seperti mempunyai kepribadian ganda. Yang tingkahnya berubah-ubah.

"Memangnya kemana pelayanmu itu?" Jungwoo menggeleng lagi dengan kepalanya ia senderkan di belakang kursinya. "Mau aku pesankan makanan?"

Jungwoo bangun dari tempat duduknya. "Tidak, ini sangat penting. Tolong sekali ini apa kau bisa menggantiku?" Mohon Jungwoo, ia mendekat ke tempat duduk Taehwan dan duduk persis disampingnya.

"Apa itu sangat penting? Apa menyangkut nyawa orang? Ada-ada saja," canda Taehwan diselingi kekehan kecilnya.

Ekspresi Jungwoo yang tadi memohon seperti anak kecil kini berubah serius. "Ya. Ini menyangkut nyawa orang."

Ekspresi Taehwan tak kalah mengejutkan, ia melongo. Bisa-bisanya seorang Kim Jungwoo yang dikenal dingin dan cuek mengurusi hidup nyawa seseorang. "Apa kau bercanda?"

"Tidak." Jawab Jungwoo dengan wajah datar.

"Siapa?" Jungwoo diam dan berdiri dari posisinya.

"Yaa!" Jungwoo tidak menggubris dan tetap melangkah keluar.

     07:16 AM (KST)

Jungwoo akan melaporkan penculikan Haera ke polisi, padahal ini belum 24 jam Haera diculik. Namun dengan adanya bukti cctv itu, yang memperlihatkan Haera di tarik paksa dapat mempercepat pencarian Haera.

Setiap detik saja Jungwoo tidak bisa memikirkan tentang Haera. Pikirannya hanya dipenuhi Haera Haera dan Haera. Jika dalam hukum ini menjadi tanggung jawabnya, karena Haera seorang pelayan dirumah Jungwoo. Seharusnya Jungwoo membiarkan Haera menginap dirumahnya seperti pelayan pada umumnya. Tetapi Jungwoo menolak, dan ini harus menjadi tanggung jawabnya. Itulah yang dipikirkannya.

      10:54 AM (KST)

Mereka sedang dalam perjalanan pencarian Haera. Karena cctv sepanjang jalan yang dilalui orang itu hanya berhenti sampai sebelum masuk kawasan yang sepi dilalui orang-orang.

"Bagaimana? Apa orang itu sudah mengaktifkan ponselnya?" Tanya detektif Jung Jaehyun yang masih fokus dengan menyetirnya. Jungwoo menggeleng, sembari matanya melihat kemana-mana.

"Disana ada supermarket, kita kesana. Apa anda tidak lelah?" Jungwoo yang duduk di sebelah detektif Jung menunjuk sebuah supermarket yang terletak beberapa ratus meter didepannya. Supermarket itu terlihat mencolok, karena di wilayah itu hanya ada bangunan itu.

Mereka membeli 2 botol air mineral lalu duduk ditempat duduk depan toko itu. "Haahh..kau tahu? 3 hari terakhir ini aku mengurusi hampir 20 kasus yang berbeda-beda." Detektif Jung menyenderkan kepalanya ditembok belakang kursinya. "Dan kau jangan formal denganku, aku hanya beda 1 tahun dengamu."

Jungwoo tersedak saat meminum minumannya, "tapi kenapa seperti sudah terlihat dewasa?" Jaehyun melirik ke Jungwoo, "ah maaf."

"Bukan hanya kau yang bilang seperti itu." Lalu Jaehyun menghela nafas panjang, "hidupku terlalu banyak masalah. Aku terlalu mencintai seorang wanita sampai melakukan kesalahan terbesar dan harus menanggungnya."

Jaehyun berhenti sejenak untuk meminum minumannya, "orang tua dari wanita ku tidak menyetujui kami karena dia masih muda dan sebab dorongan itu aku melakukan kesalahan." Jaehyun kembali ke posisi menghadap Jungwoo, "ah iya...Haera itu rumahnya dekat denganku."

"Bisa kau merahasiakan ini?" Tanya Jungwoo dengan wajah datar.

"Ngomong-ngomong ibunya juga dekat dengan kami," Jaehyun menggoda Jungwoo. "Apa kau menyukainya?" Tanya Jaehyun diselingi kekehan tawa kecilnya.

[1] Revenge ; Dendam || Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang