17

102 16 0
                                    


________
Happy Reading ♡
________

Jungwoo menduduki kursi besarnya dan langsung mengambil cermin kecil dilaci mejanya, "bagaimana dia bisa tau?" Jungwoo bergumam, namun kemudian kesadarannya berhenti saat pintu besar ruangannya terbuka.

Jungwoo langsung berdiri begitu melihat Ayahnya datang tiba-tiba. "Ah Abeoji, kenapa anda sudah datang?"

Ayah Jungwoo malah tersenyum dan duduk di kursi sofa ruangannya. "Bisa-bisa nya dia menamparmu, apa kurang hukuman suaminya itu? Beruntung suaminya tidak dihukum mati."

Jungwoo sedikit terkejut, "A-Abeoji? Apa maksutmu?"

Ayah Jungwoo berdiri kemudian mendekatinya dan menepuk pundaknya, "20 menit lagi." Lalu pergi keluar dari ruangannya meninggalkan Jungwoo dengan wajah bingungnya, apa yang dimaksut Ayahnya itu?

.

Haera hanya terus menatap luar jendela tanpa melihat ke arah lain, dia memang masih belum ingin berbicara. Ibunya hanya ingin membiarkannya sambil memainkan tangan Haera yang saling berpegangan. "Eomma," Haera berbalik menghadap Ibunya.

"Hm?"

"Untuk apa barang-barang nya dikemasi?" Sejujurnya Haera tau jawabannya, namun ia hanya memastikan apakah Ibunya akan jujur dengannya atau tidak.

"Lusa kita akan pindah, Ibu sudah mengurus semuanya."

"Kemana?" Ibunya diam tidak menjawab dan mengalihkan pandangannya. Jujur Haera pun tau mereka akan pindah kemana, dan siapa yang mengurus perpindahannya ini. Tadi setengah jam setelah Ibunya pergi, mobil pengangkat barang datang kerumahnya bersama teman Ibunya yang mengurus perpindahannya.

Dia mengatakan jika mereka akan pindah ke Busan, dia pria yang dulu membuat keluarganya berantakan.  Sebuah kesalahpahaman terjadi, Ayah Haera sangat marah waktu itu karena dia sudah bekerja keras namun istrinya yang dirumah hanya bermain dengan pria dan itu teman dekatnya dulu. Tapi itu sama sekali tidak terjadi, hanya kesalahpahaman yang membuat nya seperti itu.

Haera membuka pintu sambil mengusap sisa-sisa air matanya, "ada urusan apa?"

"Kami akan memindahkan barang-barangmu, lusa kalian akan pindah ke Busan." Saat itu juga Haera sadar jika barang-barang dirumahnya sudah tidak ada dan sudah ditutup-tutupi kain putih. Kemudian 3 orang dibelakang pria itu masuk tanpa meminta persetujuan dari Haera sendiri.

"Lalu dimana Ibu sekarang?"

"Aku tidak tahu, tapi dia mengatakan jika dia ada urusan penting yang harus diselesaikan sebelum kalian pindah."

Apa yang dimaksut urusan penting itu? Masalah apa itu? Apa tidak bisa diselesaikan setelah pindah? Apa ini masalah yang menyangkut dirinya?
Berbagai pertanyaan masuk ke dalam benaknya, hatinya menjadi gelisah. Mungkin saat ini Ibunya akan melakukan suatu kesalahan. Ia mengambil sepatunya dan sedikit berlari kencang, membuat pria yang belum terlalu tua tadi terlihat bingung dengan sikap Haera tadi.

Bus berhenti dihalte dekat dengan daerah kawasan rumahnya, "aku akan pergi sebentar." Haera meninggalkan Ibunya yang terus melihatnya berjalan pergi.

Haera akan menulis surat perminta maafan atas kesalahan Ibunya yang tidak pantas ke Jungwoo. Ia tahu diri jika kasta mereka berbeda, seorang seperti Haera ini beraninya menampar seorang pria muda pengusaha yang sukses diumurnya yang masih muda itu.

Ia membeli pulpen dan kertas yang berbentuk mirip seperti amplop kemudian duduk disudut minimarket yang tidak jauh dari halte bus tadi.

Ini hampir 25 menit Haera merangkai kata-kata perminta maafan nya. Setelah selesai ia melipatnya kemudian ia berdiri mengehela nafas banyak sambil memandang suasana luar yang tengah hujan deras.

[1] Revenge ; Dendam || Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang